31 - MELEPAS MATAHARI

3.1K 285 198
                                    

"Hallo pembaca setia, Chapter ini adalah chapter spesial karena merupakan chapter terpanjang dari semua Bab di buku seri Love or Lust. Jadi selamat menikmati secangkir teh atau kopi panas ditemani chapter ini.
Ditunggu komentarnya yang bijak dan koreksinya juga (kalau ada yang typo), Jangan lupa untuk vote. Di share juga boleh banget :)" #SpreadtheLOVE

==================

Ibuku pernah bilang, kalau santai di hari libur itu bukan berarti sepanjang hari di rumah, bahkan bangun dikala matahari sudah di atas ubun-ubun. Lantas semua pekerjaan rumah dibiarkan terbengkalai begitu saja. Santai itu seharusnya ketika gak ada satu pekerjaan pun yang tersisa kemudian kita menghabiskan waktu dengan menonton televisi program favorit, menonton film di bioskop bersama keluarga atau bisa jadi menghabiskan sebuah novel ditemani cemilan-cemilan tanpa memikirkan istilah diet dan semacamnya. Maka dari itu ibuku jika di hari libur biasanya suka bangun lebih pagi dari hari kerja. Ia dengan semangat akan menyelesaikan pekerjaan rumah satu per satu dari sejak hari masih gelap sebelum adzan subuh berkumandang.

Ibuku juga menerapkan itu pada anak-anaknya. Artinya, ia tidak pernah bekerja sendirian. Entah sejak usia berapa aku mulai membantu ibuku di hari Minggu. Yang jelas, aku sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah bersama-sama. Semakin remaja bahkan memasuki dewasa, aku mulai merasakan bosan dengan rutinitas Minggu seperti itu. Rasanya ingin sekali menghilang dari rumah saat hari Minggu. Meskipun setelah itu aku bisa merasakan kebersamaan keluarga yang sebenarnya. Di jam delapan seluruh pekerjaan rumah telah selesai. Tinggal menunggu intruksi ayahku setelah itu, apakah mau liburan atau di rumah saja. Tidak setiap Minggu aku sekeluarga pergi liburan, tetapi setiap Minggu tak ada momen paling berharga selain kumpul keluarga. Kadang barbeque, atau nonton film bersama. Menjelang sore baru anak-anaknya yang sudah mulai beranjak gede dan punya kegitan sendiri bisa keluar rumah. Gak heran, teman-teman SMA ku saja sampai tahu jam berapa aku akan keluar rumah jika di hari Minggu.

Sekarang, di setiap Minggu pagi aku selalu merindukan momen itu. Bukan sekedar kerja bakti dari subuh saja yang aku kangenin. Lebih dari itu, jelas kumpul keluarga yang begitu aku dambakan terjadi lagi seperti dulu. Aku tidak setiap hari Minggu bangun lebih pagi dari biasanya. Hanya sesekali saja kalau aku berhasil mengusir rasa malas dalam diriku. Seperti hari ini, rasanya aku adalah pemuda pertama yang bangun di Ibu Kota. Belum terdengar seorang pun yang menyuarakan adzan di setiap penjuru masjid, tapi tanganku sudah sibuk memasukan pakaian-pakaian kotor ke mesin cuci. Sambil menunggu, aku membersihkan semua ruangan. Kemudian shalat subuh lalu nanti akan pergi jogging.

Aku sudah menyusun kegiatan pagi ini dengan seproduktif mungkin. Bahkan aku memasang alarm di ponselku jika pada jam delapan nanti aku harus sudah bersiap pergi ke tempat Pras.

Seperti janjiku tadi malam padanya. Jika hari ini aku akan mengunjunginya. Ya. Aku harus bisa mengorek kehidupan dia. Aku harus menyelesaikan satu persatu perkara yang membebani pikiranku.

Setelah pekerjaan rumah selesai, aku telah siap dengan pakaian jogging pagiku. Tapi baru saja kaki ini hendak keluar dari pintu, sebuah pesan masuk lewat aplikasi WhatsApp. Dari Bagas, aku langsung membacanya:

"Pagi Putra. Bagaimana pertemuan dengan Pras malam kemarin? Sorry gue baru chat lo pagi ini. Jujur saja gue baru berani kirim pesan ini setelah berpikir cukup panjang. Gue iri sama lo. Banyak orang yang sayang sama lo. Bahkan orang yang gue suka sejauh ini pun akhirnya secara mengejutkan menunjukan reaksi sukanya sama lo. Gue belum yakin sepenuhnya apa dia itu seorang gay atau bukan. Tapi gue cukup sadar, jika dia memberikan respon sukanya terhadap lo. Tadinya dia bakal datang ke tempat lo bersama gue. Tapi gue mau membiarkan dia melepas rasa kangennya sama lo sendirian. Gue gak mau ganggu maka gue memilih pergi dengan berpura-pura ada saudara gue. Anyway, Selamat kalau lo akhirnya tahu Pras menyukai lo. Terlepas dari siapa yang akan lo pilih, gue rela kalau pada akhirnya gue gak bisa dapatin Pras. Sekali lagi selamat ya Put :)"

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang