EPILOG

5.2K 296 250
                                    

Cebu City, akhir Februari.

Deru kendaraan sudah mulai bersahutan di kawasan B. Benedicto St., Filipina pagi ini. Setelah menempuh perjalanan jauh dari Manila kemarin, aku dan Boy memilih salah satu hotel di kawasan ini sebagai tempat beristirahat. Ini menjadi hari Minggu terakhir di bulan Februari. Suasana romansa valentine masih terasa sedikit. Apalagi aku dan Boy memang setiap hari juga romantis sebenarnya. Lihat saja bagaimana dia yang rela menemaniku jauh-jauh ke luar kota Karena aku ditugaskan oleh kantorku untuk meliput suasana weekend di salah satu benteng tertua peninggalan Spanyol di kota ini. Padahal Boy lagi banyak sekali tugas kampus.

Aku di kota ini bersama tim tentu saja. Setidaknya ada satu kameraman dan dua asisten yang menemaniku. Mereka juga menginap di hotel yang sama denganku. Hanya saja aku memisahkan diri karena ingin lebih intim menikmati kota cantik ini bersama orang yang kusayang.

"Baby, wake up" aku menggoyahkan tubuh Boy.

Ia menggeliat. "What time is it?"

"Hampir jam setengah delapan. Kita kan mau ke Fort San Pedro. Kata kamu kalau hari Minggu harus datang lebih pagi karena pasti banyak wisatawan. Yuk buruan bangun" Aku berusaha menarik tangannya.

"Aku masih ngantuk..." ia menarik kembali selimut dan menutupi wajah malasnya.

"Ya udah aku turun duluan ya... timku udah pada nungguin sarapan di bawah. Gak apa-apa kalau kamu mau tidur lagi. Berarti kamu gak ikut" ujarku.

"Oke-oke aku ikut!" Boy langsung loncat dari kasur membuatku kaget.

Kuperhatikan dirinya yang telanjang bulat sambil menggaruk kepala dan bagian rambut kemaluannya. Kuputar bola mataku. "Buruan mandi. Lima menit!" kataku tegas.

Cup! Ia mencium pipiku. "Siap Boss!" lalu berlari menuju kamar mandi.

Gak terasa sudah sebulan aku berada di negara yang menurut ASEAN sebagai penghasil padi terbaik atau dengan julukan khasnya Negara Lumbung Padi ini. Hingga hari ini rasanya masih seperti mimpi. Aku tidak hanya menemukan keluarga baru bersama kakak Boy, tetapi kehidupan yang sepenuhnya berubah dari kebiasaanku di Indonesia. Meski secara budaya dan lingkungan yang tidak begitu jauh dengan Indonesia, tapi cara mereka berpikir sedikit lebih maju dan terbuka dari orang-orang yang aku kenal di Jakarta. Dalam hal kerja misalnya. Beberapa aspek memang tertinggal jika dibandingkan dengan Indonesia, tapi aku mengalami sendiri jika pola pikir mereka lebih maju dari orang-orang yang kukenal di SatrTV.

Negara Filipina ini mayoritas beragama Katolik. Siapa sangka kalau isu LGBT di sini ternyata lebih sensitif dari pada di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam. Gak salah kalau Boy sempat bilang bagaimana ayahnya dulu mengecam keras keberadaan gay sampai-sampai menutup beberapa hiburan malam tempat berkumpulnya kaum gay. Sehingga aku dan Boy pun lagi-lagi gak bisa bergerak bebas dan mempertontonkan kemesraan kami di depan umum. Walaupun Boy lebih cuek menyikapi itu semua. Dan beruntung, tim yang ikut ke Cebu hari ini adalah orang-orang terdekatku di kantor, mereka ibaratkan seperti Mbak Lea dan Pras yang dengan pemikiran terbukanya mau menerima hubunganku dan Boy sehingga ketika aku memilih untuk beda kamar dengan mereka, mereka sangat mengerti.

Ah, aku jadi ingat sama Mbak Lea dan Pras jadinya. Meski aku cukup sering berhubungan dengan mereka melalui chat WhatsApp, tapi selalu saja kangen. Apalagi Pras, hampir tiap hari ia mengirimkan pesan yang isinya pertanyaan demi pertanyaan karena dia sedang menulis kisahku sekarang. Bahkan beberapa bab sudah mulai ia publish katanya. Sementara Mbak Lea, terakhir berkomunikasi lima hari yang lalu. Sebenarnya Mak Lea yang mengirimkan pesan terlebih dahulu sebelum aku menghubunginya balik melaui Skype. Ia memberi kabar baik kalau dalam waktu dekat akan segera menikah. Tapi di balik itu ada kabar yang kurang baik yang kuterima. Katanya Mbak Lea akan berhenti dari StarTV setelah nikah nanti, entah dia pindah ke tv lain atau kerja di bidang lain aku belum tahu, yang jelas Mbak Lea sebenarnya gak terlihat sedih waktu memberi kabar itu yang artinya keputusannya untuk berhenti dari StarTV bukanlah beban bagi dia.

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang