16 - THE APARTMENT

3K 248 158
                                    


Bantal dan guling itu masih berantakan ketika aku pulang ke kostan setengah jam yang lalu. Pagi tadi aku dan Boy memang gak sempat membereskan kamar kostan karena jam delapan baru kebangun. Sementara hari ini Boy ada janji jam setengah sembilan untuk membicarakan apartemennya yang telah disepakati ia beli sejak seminggu yang lalu. Bayangkan, Boy saja biasa mandi paling sebentar sepuluh menit. Belum pakai baju dan lainnya. Aku apalagi. Bisa lebih lama di kamar mandi dari pada Boy. Dalam waktu setengah jam, kami harus menempuh perjalanan dari kawasan Kemanggisan ke kawasan Menteng atas. Akhirnya mandi bareng hanya dalam waktu lima menit lalu pergi begitu saja mengenakan pakaian seadanya dengan menggunakan motor.

Hufhh... Aku gak mengerti kenapa aku dan Boy bisa sampai bangun sesiang ini. Aku tahu jika hari ini aku libur, tapi semalam aku dan Boy bahkan tidak begadang sampai larut malam. Padahal biasanya aku bangun paling telat jam setengah enam karena harus shalat subuh. Entahlah. Yang jelas semalam kami hanya membicarakan prihal pindahan kostan dan menyinggung soal Denis yang akan tinggal bareng nantinya. Setelah itu ya tidur. Aktivitas seks? Gak juga aku lakukan karena aku masih jaim menjaga jarak sama Boy.

Oh iya, soal Denis. Boy berterima kasih karena aku mau mengerti kondisi saat ini. Sebentar, kenapa harus Boy yang berterima kasih? Ya sudahlah. Seperti yang aku bilang sebelumnya, gak ada salahnya aku membawa Denis untuk tinggal bareng. Paling tidak, aku akan melihatnya dalam waktu sebulan. Kalau selama itu prilakunya gak baik, maka tidak ada lagi kesempatan buat dia. Itupun aku meminta pada Boy agar Denis mulai tinggal di awal bulan mengingat sekarang masih pertengahan bulan. Boy menyetujuinya. Bahkan kalau pun aku tidak membawa Denis untuk tinggal bareng sebenarnya Boy juga tidak mempermasalahkannya.

Administrasi soal apartemen memang sudah beres sejak seminggu yang lalu. Sisanya tinggal masalah cicilan saja. Hasil pertemuan tadi akhirnya disepakati jika aku dan Boy akan mulai menempati apartemen hari Senin. Itu artinya aku dan Boy akan pindahan besok.

Aku cukup senang jujur saja. Karena Boy membeli apartemen yang sudah full furnished sehingga kami tidak perlu belanja furniture lagi. Boy pun menyerahkan padaku untuk mendekorasi ulang apartemen yang ada di lantai 25 itu semauku. Emm... 25? Aku sepertinya ingat sesuatu. Lupakan. Gak penting untuk membahas itu.

Kulirik jam di layar ponsel menunjukan jam setengah dua lebih sepuluh menit. Aku harus membereskan semua barang-barang yang ada di kostan ini sendirian. Sementara Boy, setelah mengantarkanku tadi langsung pergi ke Bogor untuk membicarakan dengan keluarganya dan mengambil beberapa barang keperluan dia juga.

Entah kenapa, aku merasa jika kostan ini akan menjadi tempat paling bersejarah dalam hidupku. Pertama kali aku memutuskan kerja di Jakarta, aku langsung menempati kostan ini padahal jarak dari kostan ke kantor cukup jauh. Di kostan ini pula aku mengalami banyak sekali hal. Satu yang pasti akan selalu teringat yaitu tentang pertemuanku dengan Boy. Dia adalah penghuni kostan pertama yang aku temui sekaligus aku kenal. Dan sekarang ia membagi separuh kehidupannya untuk berbagi bersamaku. Aku masih merasa semuanya seakan seperti mimpi. Dari sekian banyak kejadian yang aku alami dalam dua tahun terakhir ini, Boy seperti Dewa kebahagiaan yang siap memberikan bahunya untukku agar aku bisa bahagia. Agar aku bisa memiliki teman hidup. Bersamanya.

Tak terasa lelah juga aku membereskan barang sendirian. Untung saja barangku tidak terlalu banyak sehingga jam empat sore aku sudah selesai lagi. Ketika aku sedang mengistirahatkan tubuhku, Boy menghubungiku dan mengatakan jika ia tidak akan ke Jakarta malam ini. Ia akan berangkat dari Bogor dan langsung ke apartemen. Setelah itu baru menjemputku ke kostan dengan membawa barang-barangku.

Menit berikutnya, akupun tertidur begitu saja karena kecapean.

Beberapa puluh menit setelah itu sebuah telepon membangunkanku padahal rasanya belum sampai sejam aku tertidur. Rupanya Mbak Lea. Aku segera mengangkatnya.

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang