27 - ANCAMAN & KENANGAN

2.3K 241 128
                                    


"cinta itu tidak pernah memandang materi. Cinta adalah ketulusan antara dua hati seseorang" - (Putra)

===

Aku masih terperangkap dalam rasa kantuk yang begitu besar ketika sebuah suara berkali-kali menganggu pendengaranku agar aku segera bangun.

Ah, bahkan aku belum sempat mencapai klimaks dalam percumbuan romantisku bersama pacar kesayangan. Aku sadar, itu hanya sebuah mimpi. Tapi tetap saja bikin nyesek kalau mimpi itu ada yang merusak sebelum sampai akhir.

Bikin kesal saja, betapa tangan ini ingin segera melayang ke arah mukanya yang telah menganggu tidurku. Namun aku tak kuasa. Bangun tidur mana ada tenaga untuk marah-marah?

"Put... Putra bangun... Subuh..." Kali ini gak hanya suaranya. Melainkan tangannya ikut menggoyahkan tubuhku.

Siapa sih sebenarnya?
Gak mungkin kalau Boy. Maka dengan terpaksa akupun akhirnya membuka mata perlahan.
"Hemm... Siapa sih lo? ganggu aja dah!"

Aku mulai mengucek mataku.
"Beib... Are you here?" aku segera meraih tangannya ketika melihat pacarku itu bukan hanya di dalam mimpi.

"Wait wait... Lo mau ngapain?" Boy menarik tangannya dengan cepat.

"Ya ampun... Aku kangen... Kok gak bilang-bilang kalau pulang? Sini naik ke kasur" ujarku sedikit menarik bajunya.

Tiba-tiba saja Boy memencet hidungku dengan keras.
"Awww... Beib... Sakit..."

"Bab beb bab beb... INI GUE! Buka mata lo! Bangun!" Bentaknya membuatku kaget.

Aku langsung dengan cepat mengucek kembali mataku lalu bangun dari tidur.
"Pras?"

"Iya! Buruan bangun! Shalat subuh gak lo?" ia segera berbalik lalu berjalan meninggalkan kamar.

"kok lo bisa ada di... Aisshh... Gua lupa kalau semalam lo nginep di sini" aku mengucek rambutku. Setelah itu segera turun dari kasur.

Pras sudah menggelar sajadah di ruang TV ketika aku keluar dari kamar mandi.

"gue lihat kalau di kantor lo gesit urusan salat Put. Kok di rumah malas banget kayaknya? Apa karena subuh?" Pras sedang memakaikan sarungnya.

"bukan. Karena gua tidur larut semalam. Jadi masih ngantuk banget. By the way lo sok tahu. Ini arah kiblatnya salah" jelasku sambil merubah dua sajadah yang sudah Pras gelar dan menghadap ke utara.

"sorry sorry" jawabnya singkat.

Akupun mengenakan sarung setelah itu.

"lo secinta itu ya sama si Boy?" tanya Pras tiba-tiba.

Aku sontak melirik ke arahnya. "maksud lo?"

"yaa... Gue bangunin barusan, yang lo pikir langsung pacar lo. Untung aja lo gak main cium gue. Kalau sampai kayak gitu... Udah gue gampar pipi lo biar sadar. Haha"

"apaan sih lo Pras? Tapi ya jelas gua sayang banget sama dia. Tadi aja gua lagi mimpi skidipapap sama dia pas lo bangunin" jawabku santai.

"anjing! Lo lagi mimpi basah? Kalau gitu lo harusnya mandi besar dulu dong!"

Aku terdiam beberapa detik.
"astagfirullah iya"

"ya udah sono mandi. Main pake sarung aja"

"haha ya udah lo duluan kalau gitu" akupun kembali membuka sarung dengan cepat.

"yah... Gue kan pengen berjamaah Put makanya bangunin lo juga. Gue gak serajin lo kalau salat. Apalagi ashar, magrib, isya. Jarang banget. Jadi takut salah" ungkapnya membuat aku langsung mengalihkan pandangan padanya.

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang