21 - LEMBAYUNG

2.9K 245 115
                                    


Hallo pembaca setia dwilogi LOVE OR LUST yang selalu saya cintai,
Tidak terasa seri kedua dari cerita ini sudah sampai di middle part.
Nah, bagi kalian semua yang masih ingat dengan keseluruhan isi buku 1 (terutama yang chapter EPILOG), chapter 21 ini adalah bagian lengkap dari epilog itu. Artinya sejak chap. Epilog buku 1 publish, buku 2 setidaknya sudah tertulis melewati chapter ini.
So, selamat melanjutkan membaca dan tetap sebar kedamaian. #LoveandForgiveness :)

==============================

Minggu ketiga di bulan Agustus.

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan terakhirku di Minggu ini ketika kudapati sebuah pesan dari Boy jika ia sudah di luar kantor untuk menjemputku.

Sabtu ini seakan hari paling beda dari biasanya. Jarang-jarang Boy menjemputku tanpa aku minta. Aku sedih sebenarnya. Kenapa disaat hari-hari menjelang keberangkatannya sikapnya semakin perhatian sekali padaku. Bahkan sisi romantismenya semakin tumbuh dan ia berikan.

Dari sejak pagi, Boy memang sudah bilang kalau ia akan menjemputku. Katanya ia ingin sekali pergi bermalam Minggu lebih awal dan spesial. Aku menurutinya saja. Apalagi hari Sabtu biasanya tidak terlalu banyak pekerjaan dan bisa pulang lebih cepat. Seperti hari ini misalnya.
Tepat jam empat sore aku langsung turun untuk menemui Boy. Benar saja, ia sudah duduk manis dengan kemeja putihnya yang rapi di The Coffee Bean menungguku.
Mata kami langsung bertemu. Ada senyum kebahagiaan membayang di bibir kemerah-mudaannya itu.

"Bagaimana kerjaan hari ini?" Bisik Boy sambil menggelitiki pipiku dengan ujung jarinya.

Aku sempat kaget seketika takut-takut ada yang melihat sikap kurang wajar Boy itu padaku.

"Selalu luar biasa. Aku seperti mendapat pelajaran baru setiap kali pulang kerja" jawabku tersenyum.

"Baguslah. Gak salah memang kalau aku bilang kamu ini beda dari yang lain"

"Maksudnya?"

"Ya disaat kebanyakan orang selalu mengeluhkan pekerjaan ketika pulang kerja, kamu malah selalu merasa puas" ujarnya.

Aku menyeringai. "Ya kan udah sepatutnya seperti itu"

"Ya udah kita jalan sekarang aja ya" ajak Boy kemudian.

"Emang kamu mau membawaku ke mana?"

"Aku akan membawamu ke sebuah tempat yang tidak mengenal kata bosan" balasnya.

Aku menurutinya saja tanpa banyak bertanya lagi. Maka dengan cepat, Boy langsung membawaku meninggalkan area perkantoran.

Selama perjalanan, gak banyak obrolan yang terjadi. Aku lebih sibuk mengganti pakaianku dengan kemeja putih yang sudah Boy bawakan.

Mendekati jam setengah enam, Boy sudah berhasil membawaku pada tempat yang lumayan jauh dari kantor. Tepatnya di jalan Pantai Mutiara kawasan Penjaringan Jakarta Utara. Padahal Sabtu sore jalanan Jakarta macetnya luar biasa. Boy seperti sudah mensiasati itu dengan berkali-kali mengambil jalur alternatif menghindari kemacetan.

Sebuah tempat yang sepertinya ia sudah reservasi sebelumnya sudah di depan mata.

Jetski Cafe.
Kami pun segera memasukinya.

"Oh my God..." Gumamku terkesima.

Seperti namanya. Desain cafe ini membuatku seperti benar-benar sedang berada di atas dek kapal pesiar. Satu kata buat tempat ini. Romantis.
Bagaimana tidak, tempatnya berada persis di sebelah lautan. Ditambah dengan nuansa langit yang memanjakan mata.

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang