34 - REVENGE

2.1K 243 122
                                    

Hallo pembaca semua...
Chapter ini adalah kelanjutan dari Chapter 33 yaa..
Tetapi sebelum membaca, mohon untuk bisa lebih bijak dalam megikuti bagian ini mengingat ini adalah explicit content (mengandung unsur kekerasan).
Tapi berhubung kalian adalah pembaca yang cerdas, So... enjoy this chapter with a cup of coffee or tea and happy reading :)

#LoveandForgiveness

==============

Telepon itu terus berdering disaat aku sedang dalam perjalanan menuju apartemen Alvin. Sebuah panggilan masuk dari Kak Tegar yang tak biasanya menghubungiku di jam malam seperti ini. Aku tahu sekarang baru saja jam sepuluh malam, dan aku sebenarnya penasaran. Hanya saja aku paling gak bisa menjawab telepon jika sedang dalam perjalanan menggunakan motor meski posisiku sebagai penumpang saat ini.

Setibanya di apartemen Alvin, adrenalinku langsung memuncak. Ingin rasanya segera menemuinya dan melayangkan tinju ke wajahnya itu. Namun aku harus menghubungi kakak iparku terlebih dahulu. Pasti ada sesuatu yang mau dia bicarakan sehingga mendadak meneleponku malam-malam seperti ini.

"Assalamualaikum Mas, maaf tadi lagi di jalan jadi gua reject terus. Ada apa tumben nelepon?" sapaku langsung membuka percakapan.

"Ini soal Papa, Put." Jawab Kak Tegar singkat, tapi langsung membuatku khawatir seketika.

"Papa? Kenapa lagi dengan Papa? Dia sakit? Dia kenapa Mas?"

"Tenang Putra. Papa gak lagi sakit"

"Terus? Kenapa Mas nelepon malam-malam? Gak biasanya nelepon gua"

"oke lo tenang dulu. Mas mau bilang sesuatu sama lo. Tapi tolong jangan kasih tahu siapapun kalau Mas kasih tahu lo"

Sesaat kemudian Kak Tegar jadi diam membuatku semakin penasaran.
"Apaan sih Mas? Jangan bikin gua parno deh"

"janji dulu Put. Soalnya kalau sampai ada yang tahu Mas kasih tahu lo, Mas bisa kena marah sama Papa"

"oke gua janji. Ada apaan?"

"lo lagi pacaran sama seseorang ya? Maksud Mas... Lo lagi pacaran sama...cowok?"

Pertanyaan itu spontan membuatku terdiam. Bagaimana Kak Tegar bisa tahu? Selama ini aku menyembunyikan ini dari mereka.

"iya Mas. Kenapa emangnya? Sorry kalau gua gak kasih tahu kalian. Kan tahu sendiri orang rumah kayak gimana reaksinya kalau sampai gua pacaran lagi sama cowok"

"namanya Boy?"

"kok Mas Tegar bisa tahu?"

"panjang ceritanya kenapa Mas bisa tahu. Yang jelas, sepertinya sekarang di rumah lagi nyiapin sesuatu Put. Papa terlihat shock pas tahu kabar itu tadi siang"

"tadi siang? Maksud Mas?"

"kata Mas juga panjang sebenrnya ceritanya. Intinya hari ini kan Jumat, Mama gak ada jadwal ngajar. Papa juga di rumah karena abis ada acara kantornya. Nah gue tadi sebelum ke toko kan mampir dulu ke rumah lo buat ngambil beberapa barang, dan pas banget kabar itu datang. Nah tadi sore katanya Teh Mala dipanggil ke rumah. Dan barusan jam sembilan dia baru balik. Itu pun Mas jemput ke rumah lo karena Rafi besok sekolah. Tapi Teh Mala berkali-kali bilang ke Mas untuk gak ngasih tahu lo kalau keluarga sudah tahu soal hubungan kalian"

Aku diam beberapa saat mendengar penjelasan itu.

"jadi?"

"ya sebaiknya lo jaga-jaga. Maksud Mas jaga-jaga di sini, lo tahu kan keluarga baru aja nerima lo kembali setelah insiden lo masuk rumah sakit waktu itu. Tapi lo sendiri mungkin ngerasa sikap mereka ke lo kayak gimana sekarang. Gak seperti dulu lagi. Dan harus lo tahu, mereka menerima lo kembali di rumah kan bukan berarti ngebiarin lo bebas berhubungan dengan gay lagi atau bahkan punya pacar. Jadi ya Mas takut kasus kayak waktu lo ketahuan dulu terulang"

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang