13 - THAT'S LUST NOT LOVE

3.2K 245 227
                                    

"Mencintaimu adalah alasan kenapa aku menginginkan tinggal bersama di bawah payung kasih sayang. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan ketika bisa melihatmu di sampingku waktu bangun di pagi hari." ~ Boy Alexander.

===

Aroma kesibukan langsung menyambutku ketika kaki kananku memasuki gerbang StarTV. Setiap karyawan berlalu lalang dengan pekerjaan mereka yang sepertinya begitu melelahkan di kala hari masih pagi dan penuh energi. Tapi apa bedanya denganku, baru saja datang ke kantor entah sudah berapa kali aku menguap. Rasanya semangat kerjaku hari ini tidak seperti pagi yang cukup cerah dengan udara yang belum terasa panas ini.

Semalaman di rumah sakit untuk menunggui Papa tidak bisa membuatku tidur dengan nyenyak. Celakanya, aku juga tidak bisa tidur di bis selama perjalanan Bandung-Jakarta. Alhasil, inilah aku sekarang. Ngantuk.

Aku sudah mendapat izin sebelumnya untuk masuk jam 10 pagi. Dan sekarang baru saja jam sembilan lewat tujuh menit. Aku sudah berada di kantor lebih awal karena bis yang aku tumpangi tiba lebih cepat di Jakarta di luar prediksiku yang sempat mengira akan sampai Ibu Kota mendekati jam 10 pagi. Berhubung masih ada waktu, aku sempatkan dulu buat menikmati secangkir kopi di The Coffee Bean sebelum naik ke ruang divisi ku.

Sejujurnya, aku bukan tipe orang yang terlalu suka ngopi di pagi hari kalau gak sengantuk sekarang. Alasannya sedikit kurang masuk akal pada awalnya. Ketika aku minum kopi, maka setelah itu aku harus siap bulak-balik ke toilet untuk buang air kecil. Tetapi pemikiran aneh itu sedikit terbayarkan ketika aku membaca sebuah artikel yang dikeluarkan oleh The American Academy of Padiatric yang mengacu pada penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Human Nutrition and Diet tentang konsumsi caffein sebanyak 250 hingga 300 mg pada kopi yang dapat meningkatkan jumlah urin hingga beberapa hari ke depan.

Setengah jam berlalu. Aku langsung naik ke ruang divisi ku. Terlihat semua tim creative yang masuk pagi sedang serius di depan komputernya masing-masing. Tetapi ada yang berbeda kali ini. Seseorang nampak sedang menempati meja kerjaku.

"Pagi guys..." sapaku sambil berjalan menuju mejaku.

Semua orang di ruangan serempak menjawab sapaanku. Termasuk dia, yang duduk di depan komputerku.

"Ngapain lo di meja gua?" Tanyaku pada Pras.

"Abis mindahin beberapa file" jawabnya langsung.

Lalu ia nampak mencabut hard disk eksternal miliknya dari CPU. Setelah itu keluar dari mejaku. "Silahkan".

Pras berlalu begitu saja. Kulihat layar komputerku yang menyala menampilkan halaman desktop. Setelah kuletakkan tasku di kursi, aku pergi menuju meja Pras.

"sejak kapan lo pake komputer gua?" Aku sudah berdiri di samping meja Pras.

Ia langsung menatap ke arahku. "Seharian kemarin pas lo gak masuk dan setengah jam yang lalu"

'Seharian kata dia? Wah celaka' pikirku.

"Kok gak izin dulu. Dan kenapa lo bisa buka? Kan gua kunci"

Pras nampak sedikit menarik napasnya sebelum ia berbicara. "Perkara gue gak izin, sorry. Mbak Lea yang meminta gue buat pake komputer lo karena script yang harus lo revisi sebelum lo gak masuk masih di komputer lo, jadi sekalian gue revisi aja di komputer itu. Kalau lo nanya kenapa gue bisa buka, kan lo yang ngasih password-nya. Gak ingat waktu lo ngerjain gue pas ulang tahun, lo nyuruh gue pake komputer lo dan lo kasih sandinya ke gue?"
Pras menjelaskannya dengan begitu santai disaat aku yang sedikit terbawa kesal.

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang