26 - SEBUAH PESAN

2.4K 242 51
                                    


StarTV, 1 Bulan kemudian.

"Iya... Makanya buruan libur biar segera ketemu"

"..."

"Ciyee...yang mau fokus belajar. Biasanya juga demi pacar sendiri yang lain dikesampingkan"

"..."

"haha enggak Beib, aku becanda doang kok. Justru aku seneng kalau kamu mementingkan belajar. Gak usah terlalu mikirin untuk bisa segera pulang ke Indo. Aku di sini baik-baik aja. Yang penting kan kamu di sana belajar yang bener"

"..."

Aku sedang asik teleponan dengan Boy melalui aplikasi WhatsApp ketika tiba-tiba saja satu panggilan masuk dari mbak Lea membuatku harus menghentikan percakapan dengan Boy.

"eh, yang...telponnya udah dulu ya, ada panggilan masuk nih dari mbak Lea. Nanti pulang kerja lanjut di video call yaa..." aku langsung berpamitan pada Boy dengan terpaksa. Padahal jam istirahat masih tersisa sekitar 20 menitan lagi.

"..."

"I love you more...." aku pun segera menutup sambungan telepon dengan Boy dan buru-buru mengangkat panggilan masuk yang sudah menunggu dari Mbak Lea.

Tut!

Baru saja aku hendak menekan tombol telepon berwarna hijau, panggilan masuk itu keburu berakhir.

"yah, yah... Kok mati...??"

Ah, Mbak Lea ini lagian ada perlu apa sih di jam istirahat masih menghubungiku? Udah tahu aku paling malas mendapat panggilan telepon di jam istirahat kalau bukan dari Boy. Apalagi siang ini suasana kantin gak seramai biasanya. Entah kenapa sedikit sekali karyawan yang terlihat makan siang di kantin. Harusnya aku bisa duduk berlama-lama karena tidak keburu-buru oleh karyawan lain yang menunggu meja kosong untuk makan siang.

Dengan segera, kuteguk minuman yang masih tersisa seperempatnya di dalam gelas.

"ciye ciye ciyeee.... Yang long distance relationship ada waktu kosong sedikit, langsung teleponan" celetuk Teo tiba-tiba.

"apa sih lo ini?"

"Put kapan sih lo kenalin cewek lo ke kita-kita? Masa kita hanya bisa dengerin kalian telponan terus. Kita juga kan pengen tahu bidadari secantik apa sih yang bisa naklukin hatinya seorang Putra sampai-sampai LDR pun dijabanin" timpa Adi menambahkan.

"iya Put ayo dong kita lihat. Gak bakalan kita rebut juga kok. Cewek lo pasti cantik banget, mana mau sama kita-kita" sambung Ahmad sambil menyeruput es teh manis miliknya.

"Sorry guys... Pacar gua hanya berhak dilihat mukanya sama gua aja ya, haha. Nanti kalau udah waktunya gua lihatin, gua janji"

"astaga segitunya lo Put. Maksud lo setelah kalian nikah gitu? Hemm... Kelamaan. Buruan lihat!" Paksa Adi hendak merebut ponselku. Tapi aku dengan cepat menghindar.

"eits... Sekali kata gua belum waktunya, ya belum. Kalian kenapa jadi maksa? Awas loh kalian paksa gua lagi kalian gak bakal pernah lihat pacar gua. Bahkan gak bakalan gua undang ke pernikahan gua haha" ancamku betnada candaan.

"jahat banget. Cuma lihat mukanya doang juga. Ini sekalinya nelepon dia depan kita-kita aja selalu pake earphone. Suaranya dia juga jadi gak bisa kedengar. Gue jadi curiga jangan-jangan loh cuma ngayal lagi. Lo gak punya pacar sebenarnya" tukas Teo.

Ahmad langsung menyambar.
"iya tuh. Lo pura-pura nelpon ya? Barusan cuma pacar khayalan lo doang kan?"

Mendengar itu, kulemparkan tisu ke arah muka mereka. "enak aja. Kan kalian lihat sendiri tadi ada panggilan masuk tulisannya 'LOVE' masa bohongan. Udah ah, Mbak Lea kayaknya nungguin gua, barusan dia nelepon gak sempat keangkat keburu mati"

LUST for LOVE (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang