"Riana... come on! Give it back my book! Are you going to make me crazy?" Teriak seorang gadis keturunan chinese yang sudah sangat kelelahan mengejar sahabat baiknya selama triwulan pertama kuliahnya itu, siapa lagi kalau bukan Riana Saraswati yang jahilnya ampun-ampunan.
"Then get it now darling.. i... aaakkhh...."
Si Chinese yang bernama Ling itu terbelalak ketika Riana tersandung dan akhirnya roboh dan menimpa seseorang yang sedang duduk serius. Bukan hanya itu, Riana juga membuat isi meja itu berantakan bahkan macbook si orang yang duduk di situ terlempar sejauh tiga atau empat meter.
"OUCH!!" Riana masih mengaduh dengan kepala berdenyut karena dia sempat menghantam ujung meja kayu itu.
"ARE YOU OUT OF YOUR MIND?" Teriak penghuni meja yang tertimpa sial karena candaan Riana itu. Dia berdiri tinggi menjulang sedang Riana hanya bisa meringis karena masih kesakitan. Ling langsung membantunya berdiri, dan membersihkan jeans Riana yang kotor.
"Sorry.. i.." Riana tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena si Sial itu masih terus saja mengamuk.
"And it's you again. Miss. Trouble maker. Apa kau ini sebuah kutukan untukku? Kenapa kau selalu datang dan membawa kesialan bagiku?"
"Hey.. mister.. Dia sudah minta maaf. Dan jangan khawatir, dia akan mengganti kerugianmu. Right Riana?"
Riana yang masih meringis karena nyeri di dahinya hanya bisa mengangguk seperti orang bodoh. Dia langsung berlari dan mengambil gadget malang yang sudah tak hidup lagi itu. Semua orang memperhatikan mereka, Riana jadi semakin malu rasanya.
"Aku akan perbaiki. Mana kartu nama atau kartu mahasiswamu, aku akan kembalikan jika sudah selesai."
Si Sial yang ternyata adalah Raehan Anugrah Adibrata itu, eksmud tampan, yang terkenal dingin dan sombong itu, tertawa jahat. Dari tatapannya, Riana langsung tahu kalau pria itu sedang meremehkannya.
"Kau pikir semudah itu? Apa kau tahu apa yang sedang aku kerjakan? Aku sedang mengirim audit senilai 3 milyar yang karenamu pasti failed. Dan akibatnya, nasib 500 karyawan dari satu anak perusahaanku akan menanggung akibatnya karenamu. Jadi bagaimana kau memperbaikinya? Hah?"
Riana dan Ling tidak mengerti apa yang dibicarakan Rae tapi mendengar kata 500 karyawan akan menanggung akibatnya membuat Riana dan Ling menelan salivanya. Riana benar-benar membuat masalah fatal kali ini.
***
"Shit shit shit." Maki Rae ketika dia sudah sampai di kantornya. Dia sangat menyesal telah datang dan memenuhi panggilan sebuah Universitas untuk menjadi moderator di seminar bisnis tahunan yang diadakan kampus elit itu. Hanya karena undangan yang tidak seberapa, sekarang dia harus mengulang semua pekerjaannya. Benar-benar kutukan buat Rae.
Kutukan? Rae jadi teringat ucapan seorang madam freak beberapa tahun lalu yang mengatakan sesuatu tentang kutukan don juan. Omong kosong aneh yang mengatakan bahwa Rae dan teman-teman seklubnya itu telah dikutuk dengan kutukan cinta atau semacamnya. Rae tidak pernah menanggapinya. Itu sudah terjadi ketika dia berusia 17 tahun, sekarang usianya genap 25 tahun, omong kosong seperti itu tidak akan mempengaruhinya. Beberapa sahabatnya mulai percaya karena mereka mengalami asmara yang rumit, tapi Rae masih tidak terpengaruh. Membayangkan kalau dia dan si Trouble Maker itu akan memiliki sesuatu yang lebih hanya membuat Rae ingin muntah.
"Semua data sudah di back up ulang, kita tinggal restore dari gmail saja. Untunglah, sebagian data sudah ke save. Kita tinggal melakukan finishingnya saja." Ucap Sis setelah memberikan macbook baru untuk Rae. Bagaimana nasib macbook lamanya? Dia tidak peduli. Dia hanya ingin melupakan si Trouble Maker yang selalu membuatnya sial itu.
"Aku bersumpah akan membuat hidupnya susah, jika dia berani muncul di hadapanku lagi. Aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang."
Rae mengerutkan dahi ketika melihat Sis sedang tersenyum-senyum tak jelas.
"Apa ada denganmu om? Apa aku terlihat sedang melucu?" Tanya Rae yang masih sangat kesal.
"Om semakin yakin kalian akan berjodoh nantinya. Tenanglah, dia hanya seorang gadis ceroboh, jangan sampai seorang gadis ceroboh membuatmu gelisah seperti ini."
"Apa om sudah bosan hidup?"
***
Sore harinya.
"I'm sorry. It's totally broken. Maybe we can save the memory, but only that. Sorry miss."
Hufft. Riana menghela nafas dan sahabatnya Ling pun sama. Macbook mahal itu kini hanya tinggal bangkainya saja. Riana tidak punya pilihan selain meminta tukang reparasi itu menyelamatkan memorynya. Setelah itu, Riana hanya bisa berharap dia akan bertemu lagi dengan si Sial yang tidak memberikannya kartu nama itu. Dan bisa dipastikan dia bukan mahasiswa di kampus tempat ia belajar bisnis perhotelan dan pariwisata, karena salah satu mahasiswa yang kebetulan berada di cafetaria saat itu ada yang mengenalnya. Dia adalah mediator di salah satu fakultas hari itu. Bagian terburuknya, dia hanya ingat nama depannya saja. Raehan. Entah Raehan apa.
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Mungkin dia berbohong masalah kerugian dan 500 karyawan itu. Dari wajahnya saja kita bisa tahu kalau dia itu manusia es. Jangan terlalu dipikirkan. Okay?" Ucap Ling mencoba menghibur sahabatnya yang lesu itu. Mereka sedang berada di cafe dekat toko reparasi gadget. Riana hanya menyandarkan kepalanya di meja, di atas kedua tangannya yang ia lipat.
'Bagaimana jika yang dikatakannya itu benar? I'm such a trouble maker.' Batin Riana tak bersemangat sama sekali.
Dia hanya ingin kesempatan untuk menebus kesalahannya. Dan Riana harap, dia diberikan kesempatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVE
RomanceRiana Saraswati adalah seorang gadis yang beruntung. Terlahir sebagai sulung pengusaha ternama. Dia memiliki semuanya. Wajah cantik, kasih sayang orang tua, keluarga yang bahagia dan cita-cita di depan mata. Tapi apa yang terjadi jika dia harus kehi...