DON JUAN

2.3K 193 2
                                    

"Well.. well.. ini dia... don juan kita yang bilang kalau kutukan itu cuma bullshit. Welcome Raehan Anugrah Adibrata." Sambut Daniel yang merupakan salah anggota kelompok mereka yang menggelikan. DON JUAN CLUB.

Nama Don Juan sendiri bukanlah mereka yang ciptakan. Hanya saja, suatu ketika ketika mereka berusia belasan, mereka pernah terjebak dalam suatu event yang diadakan suatu perusahaan besar. Gaya mereka yang angkuh, pesona mereka yang langsung menghipnotis kaum hawa, langsung membuat salah satu media massa menyebut mereka DON JUAN ABAD INI. Padahal, mereka sendiri bukanlah lady killer, bahkan hampir dari mereka semua sangat dingin pada wanita. Saat itu Don Juan hanya terdiri dari 5 orang, termasuk Raehan, tapi seorang madam freak mengatakan bahwa sembilan Don Juan telah dikutuk dengan kutukan cinta. Tahun berganti tahun, kini sudah ada delapan Don Juan yang terdeteksi kena kutukan, sedang anggota terakhir mereka, belum muncul sampai sekarang. Entah kapan.

Lalu bagaimana mereka mengetahui kalau seseorang itu termasuk Don Juan yang dikutuk? Easy. Karena setiap Don Juan sepertinya diberi pertanda oleh madam freak, dan tahu-tahu mereka muncul di club dan meyakinkan mereka telah terkena KUTUKAN DON JUAN. Abaikan tentang kutukan DON JUAN, yang jelas, Raehan butuh sahabat-sahabat aliennya saat ini, karena jika memang benar, segala sesuatunya akan lebih sulit kedepannya.

Raehan yang baru datang langsung duduk di salah satu sofa single. Mengendorkan dasinya, dan membuat dirinya senyaman mungkin. Efek yang dilakukan Riana masih terasa sampai saat ini. Raehan tidak ingin lebih idiot dari ini, jadi dia harus berkonsultasi pada Don Juan.

"Jadi.. siapa bidadari itu? Yang sudah membuat gunung es ini sampai kelelahan seperti ini. Aku berani bertaruh dia bahkan berpikir kau membencinya." Ujar Daniel lagi.

Saat itu hanya ada lima orang di ruangan itu. Daniel, sepupunya Stefan, seseorang yang mereka panggil Genius dan Romeo yang sedang asyik dengan game simulator pesawatnya. Bersama Genius tentunya.

Dimana ada Daniel, pasti ada Stefan. Dimana ada Romeo pasti ada Genius. Setidaknya jika Don Juan sedang berkumpul. Sangat susah mengumpulkan ke delapan don juan karena mereka semua super sibuk. Paling tidak 3 sampai 5 Don Juan hadir di setiap pertemuan mereka.

"Riana Saraswati Wiyoto. Putri dari perusahaan rekananku. Dan sekarang statusnya adalah pembantuku."

Para Don Juan tertawa. Termasuk dua don juan yang sedang bermain game. Kecuali Genius yang hanya mengulas senyum meremehkan.

"Apa istimewanya dia?" Tanya Stefan yang penasaran.

"Are you crazy? Look! She made this guy like an idiot. Perfect curse for this iceberg." Gurau Romeo yang sudah selesai dengan gamenya, Genius pun mengekori si Jahil Romeo.

"Say more." Ucap Genius membuat yang lain menaikkan sebelah alisnya. Genius juga sedang dalam kutukannya, tapi dia masih belum klimaks sepertinya.

"Riana, si trouble maker itu, dia selalu membuatku sial. Dia bahkan hampir membuatku rugi milyaran karena kecerobohannya itu."

Don Juan tertawa lagi. Tidak bisa dibayangkan betapa marahnya Raehan saat itu. Raehan sangat tempramental. Dia tidak mentolerir kesalahan.

"So.. dia jadi pembantu sebagai ganti rugi?" Tanya Genius yang langsung diacungi jempol oleh Romeo. Tepat sekali.

"Jadi...sampai ditahap apa kau sekarang?" Tanya Daniel yang sesekali mengecek pesan dari istrinya.

"Tahap dimana aku ingin selalu melihatnya, tapi yang dia lakukan adalah terus menghindariku. Seakan-akan aku dan dia tidak boleh berada di tempat yang sama. Mungkin karena selama ini dia berpikir aku sebegitu membencinya."

Romeo menepuk pundak sahabatnya itu. Dia tahu bagaimana rasanya itu.

"Jebak dia dude. Buat situasi dimana dia tidak punya pilihan selain bersamamu. Dia kan pembantumu haha." Ucap Romeo yang lalu dilempari kacang oleh Stefan.

"Oh Ya Tuhan. Dia pasti akan lebih menghindariku karena pelukan tadi?"

Dan fix, semua mata tertuju pada Raehan sekarang. Entah apa yang dilakukan bidadari Raehan itu hingga berani memeluknya. Agresif tidak termasuk kriteria bidadari mereka.

"Oh please... it's not like that. Aku hanya memberikan laptop berwarna pink padanya, tahu-tahu dia menangis. Dan tahu-tahu dia memelukku dan.. kabur hehehe.."

Hahahhaa. Semua Don Juan terbahak, kecuali Genius yang masih setia dengan mode senyumnya.

"Kau... memberikan laptop?? And it was pink??? Hahahhahaa...." Romeo tidak tahan untuk tertawa lagi.

"Tell us bro! Dia anak pemilik perusahaan, apa kau tidak bisa memberikan hal lain yanh lebih wah, daripada sebuah laptop semata. You such an idiot Tuan Adibrata." Tambah Stefan yang tidak percaya dengan kelakuan Raehan.

"Oh come on! Perusahaan ayahnya sedang bermasalah dan laptopnya rusak, kenapa dia harus minjam laptop asistenku kalau aku bisa membelikannya yang baru. Dan pink, karena dia suka pink. What's wrong with u guys? I need advice okay. Don't bully me because this stupid curse." Pekik Raehan yang sudah hilang kesabaran.

"Aw.. so sweet senor." Ledek Romeo yang masih bersenang-senang. Tunggu saja sampai Romeo terkena kutukannya. Baru tahu rasa dia.

"Bersikap biasa saja. Pasti dia malu karena tindakan refleknya. Bersikap dingin, ketus dan jahat seperti biasanya saja. Dia pasti akan lebih nyaman seperti itu." Ucap Nata yang tahu-tahu sudah masuk ke ruang VVIP mereka. Tak perlu basa-basi. Nata langsung duduk di samping Genius dan mengadu kepalan dengannya.

Dan yang lain kini terdiam. Raehan hanya mendengus dan menyandarkan lagi tubuhnya. Sepertinya, dia butuh relaksasi.

***

Sementara di tempat lain. Riana sedang menenggelamkan dirinya dalam tugas. Macbook pink cantiknya sangat membantu. Processor terbaru, dan aplikasi pendukung untuk paper yang juga harus dipresentasikan nanti. Perfect gadget.

Riana mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia memeluk Raehan begitu saja? Harum maskulin dan hangat tubuh Raehan masih bisa Riana rasakan. Ada desiran aneh di dadanya.

Fokus. Fokus. Fokus. Hanya itu yang dirapalkan Riana. Dia tidak ingin terus mengingat kebodohannya itu. Demi Tuhan! Itu Raehan Anugrah Adibrata. Pria yang sangat membencinya.

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang