WIFE

2.3K 171 0
                                    

Anggap topi di atas 👆👆👆👆👆👆👆👆👆 perban ya and tongkat infusnya, pura-pura gak liat aja jhahahaha 😂😂😂😂😂😂. Emang gampang apa cari mulmed yang bisa mengilustrasikan part-part khayalan author????😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥. Susahnya pake banget keles. Ngetik part mah seenak jidat, tapi cari mulmed bener-bener ngabisin jiwa dan raga plus data 😂😂😂😂😂😂😂😂. Jadi harap maklum 😶😶😶😶😶😶😶

HAPPY READING 😊😊😊

___________________________________________

"SHIT!!!" Raehan langsung terbangun ketika tidak mendapati Riana di sisinya.

"Apa aku hanya bermimpi semalam?" Tanya Raehan bermonolog pada dirinya sendiri. Raehan mencoba menghubungi Sis tapi tidak ada jawaban. Dia pun keluar untuk mencari Sis. Kalau semalam bukan mimpi, maka Sis pasti tahu kalau semalam Riana datang ke kamarnya.

Raehan berjalan cepat tak tahu kemana, dia hanya melewati koridor yang bisa ia lalui. Dia bisa benar-benar gila kalau ternyata semalam itu hanya mimpi.

Dan kegilaan itu benar-benar menyapa tat kala Raehan memergoki Riana, dengan kedua matanya sendiri, sedang berpelukan mesra dengan si brengsek yang selalu mengganggu pernikahannya dengan Riana. Si Brengsek Andra Bramantiyo.

BUGH.

"Astaga Raehan! Apa kau sudah gila? Kakak baik-baik saja?" Riana yang tidak melihat Raehan datang panik seketika, apalagi ketika dia melihat darah yang muncul di sudut bibir Andra.

Raehan takkan membiarkan Riana menghampiri si brengsek yang melantai karena pukulannya itu. Riana istrinya, dan hanya Raehan yang boleh memeluknya.

"Jangan pernah menyentuh istriku! Kau dengar? Kalau kau berani menyentuhnya sekali lagi, aku bersumpah akan mematahkan tanganmu." Ancamnya setelah menarik Riana ke arahnya dan mengeratkan sang istri ke tubuhnya. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang memperhatikan mereka.

"Dasar maniak posesif!" Ucap Andra sembari bangun dan mengusap asin di sudut bibirnya.

"Apa kau bilang?" Riana takkan membiarkan Raehan memukul Andra lagi. Diapun memeluk Raehan seerat mungkin. Walau tak mungkin baginya mengalahkan tenaga kuda Raehan.

"Semalam kau tidur dimana?" Tanya Raehan melepaskan tubuhnya dari pelukan Riana. Dia masih ingin memastikan kalau semalam bukanlah mimpi.

"Jangan konyol Raehan! Semua orang memandangi kita. Kau membuatku malu. Ayo!" Ajak Riana cepat. Riana tidak tahu harus apa selain menjauhkan Raehan dari Andra saat ini. Riana tidak lupa kalau Raehan masih belum tahu tentang sandiwaranya.

Tapi Raehan tetaplah Raehan. Dia tidak akan kemana-mana kecuali dia sudah memastikan kalau semalam bukanlah mimpi semata.

"I'm asking you Nyonya Adibrata. where did u sleep last night?" Teriak Raehan benar-benar tidak mempedulikan tatapan semua orang. Andra hanya memasukkan tangannya ke saku celana dan menonton drama konyol yang dibuat Raehan. Sangat menggelikan.

"On your bed. Okay? I slept with you. Happy???" Ucap Riana yang lantas pergi karena tidak punya muka lagi berada lebih lama di tempat itu. Raehan benar-benar tak tahu malu.

"See? Kau dengar. Dia tidur di ranjangku. Kenapa? Karena dia istriku. Jadi menjaulah darinya."

Andra terkekeh geli dan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Haruskah ia melanjutkan sandiwaranya??? Sepertinya itu akan seru.

***

"Hey Tunggu! Apa kau tidak akan membantu suamimu? Aduh kepalaku!"

Riana yang sedang melangkah cepatpun berhenti. Selalu tertipu dengan akting Raehan yang kampungan itu.

Tanpa kata, Riana langsung menopang tubuh tinggi suaminya dan meletakkan lengan kiri Raehan di bahunya.

"Semalam aku tidak mimpi kan?" Tanya Raehan dengan cengiran khasnya yang baru.

"Jangan bicara denganku! Kau benar-benar tak tahu malu. Bisa-bisanya kau menanyakan hal seperti itu di tempat umum." Keluh Riana yang berusaha keras menahan tubuh Raehan yang bobotnya hampir dua kali lipat beratnya itu.

"Karena aku tidak suka istriku selingkuh dengan pria brengsek itu. Tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku." Katanya setelah tiba di depan kamar 303, kamar VVIPnya selama di rumah sakit.

Riana melepaskan Raehan dan membuka kenop pintu ruang inap itu. Kekesalannya semakin memuncak ketika Raehan masih menuduhnya berselingkuh.

"Lalu bagaimana dengan fotomu bersama wanita ular Latisha itu? Kau tidur dengannya, iya kan? Atau aku harus menunggu beberapa minggu sampai dia mengadu padaku dan mengatakan dia mengandung anakmu?"

"Hhmmmppp.." Riana tak bisa merasakan udara lagi. Hanya panas dan panas yang langsung berdesir di sekujur tubuhnya. Riana mencoba mendorong Raehan sekuat tenaga, pada akhirnya sia-sia karena Raehan justru semakin menarik tengkuk Riana dan memperdalam lumatannya. Riana terjebak di antara himpitan pintu dan Raehan dan tahu sia-sia melawan Raehan, jadi dia yang tadi memukul-mukul melemah dan memilih untuk mengalungkan tangannya di leher Raehan karena kakinya sudah seperti jelly.

Raehan menyeringai karena Riana mulai membalas tautan panas mereka, membuat Raehan semakin yakin jika kini Riana memiliki perasaan yang sama dengannya. Ya, akhirnya. Riana adalah istrinya yang seutuhnya bukan hanya status di secarik kertas.

"Aku berani bersumpah itu hanya jebakan. Hanya kau yang aku cinta dan kalaupun jalang itu datang dan mengaku kalau dia mengandung anakku, aku pastikan itu bukan anakku, karena aku hanya berereksi karenamu, bukan wanita yang lain." Ucap Raehan sembari menyatukan kening mereka berdua dan mengatur nafas yang masih memburu. Wajah Riana bersemu merah, benar-benar membuat Raehan ingin memakannya detik ini juga.

Dan ketika Raehan baru mulai ingin bergerilya lagi dengan menyerukkan wajahnya ke leher Riana yang mulus, sebuah suara mengejutkan keduanya.

"CUT!!!!" Teriak Farrel yang membuat Riana terkejut setengah mati dan lebih terkejut lagi ketika melihat bukan hanya adiknya yang berada di ruangan itu.

Riana pun langsung mendorong Raehan hingga pria itu terjengkang ke belakang. Merasakan sakit ketika bokongnya mendarat di lantai rumah sakit yang dingin dan membulatkan matanya ketika dia juga akhirnya menyadari, bukan hanya mereka di ruangan itu.

Tuan Arya, Nindya, Keluarga Wiyoto termasuk Farrel_adik Riana dan Sis berada di ruang VVIP itu. Parahnya tidak hanya mereka, karena dokter dan suster yang menangani Raehan juga berada bersama kedua keluarga mereka. Astaga.....

Riana yang bola matanya hampir keluar benar-benar membeku. Ingin rasanya dia terjun ke jurang saat ini juga. Apa harus dijelaskan bagaimana tampang semua orang setelah melihat adegan live mereka? Tuan Arya memicingkan matanya tajam, Tuan Wiyoto terus memijit-mijit keningnya. Sang mama masih sibuk memukul tangan anak laki-lakinya karena terus saja terkekeh, Sis dan Nindya yang merah padam sambil sesekali saling melirik. Dan bagaimana sang dokter dan suster, mereka sama salah tingkahnya. Riana yang tak punya muka lagi langsung lari ke kamar mandi. Mungkin dia akan keluar setelah dua jam lamanya.

"Sepertinya pasien kita sangat sehat, tapi saya tetap harus melakukan prosedur rutin. Silahkan Tuan Raehan. Saya rasa berbaring di ranjang akan lebih nyaman." Ucapnya yang jelas-jelas sedang meledek Raehan yang masih berpose di lantai.

"Benar-benar memalukan. Ayo Wiyoto, lebih baik kita mencari sarapan dulu. Dan kau anak muda, hapus video yang kau ambil tadi." Ujar Tuan Arya yang sudah bangun dan diikuti putri dan keluarga Wiyoto, menatap Farrel dengan garang karena dia tahu, pemuda itu langsung mengabadikan live show tadi.

"Farrel! Jangan hapus videonya! Simpan dulu, nanti kakak belikan motor sport terbaru buatmu. Okay?" Bisik Raehan setelah menarik lengan adik iparnya yang masih terkekeh geli.

"Siap boss! Asal kakak tahu ya. Kakak benar-benar pejantan tangguh." Balas Farrel pelan yang lalu menepuk bahu Raehan sesaat. Usia Farrel masih 19 tahun, tapi postur badan mereka hampir sama.

Raehan tersenyum bangga mendengar komentar adik iparnya yang konyol itu. Lalu berdeham karena dokter dan Sis sepertinya mendengar bisik-bisikan mereka.

Raehan dinyatakan sehat. Dia hanya tinggal melakukan recovery bekas luka di kepalanya. Syukurlah gegar otaknya tidak terlalu parah. Meski sempat koma pasca operasi, tapi semuanya baik-baik saja. Apalagi Raehan punya booster yang akan memultiple kesehatannya agar semakin prima. If you know what i mean.

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang