3 tahun kemudian
"Ma.. Riana jalan dulu ya." Teriaknya dari motor matic yang sudah siap laju.
"Iya nak. Hati-hati ya! Jangan ngebut. Mampir sekalian ke toko bu Wiryo. Tanya list pesanan dia apa aja. Tanya detailnya juga." Jawab sang mama yang langsung menghambur keluar ketika menyari putrinya sudah akan pergi.
"Oce madam."
Nyonya Wiyoto yang sudah sehat seperti sedia kala, yang kini sibuk dengan usaha katering makanannya masih memakai apron merah polkadot. Meski sibuk di dapur, dia tetap saja terlihat segar. Suaminya, Tuan Wiyoto sudah mewanti-wanti agar dia tidak kelelahan, tapi emang dasar wanita keluarga Wiyoto. Semuanya keras kepala.
Beginilah hidup Riana sekarang. Dia asik membantu usaha katering ibunya. Mereka bisa saja membuka toko atau restauran, tapi akan membutuhkan modal yang tidak sedikit, jadi ibu dan anak itu menikmati apa yang mereka punya sekarang. Itu sudah cukup bagi mereka.
Sedang di negara lain, seorang pria terlihat begitu lelah. Dia berusaha hidup dengan baik hanya karena sepucuk surat yang selalu ia baca setiap hari, berkali-kali. Dia berusaha beristirahat dengan baik, hanya karena dia bisa terlena dengan suara bidadarinya yang merupakan kado di ulang tahunnya yang ke-25. Ah bidadarinya. Dia setengah mati merindukan makhluk mungilnya itu. Sialnya selama tiga tahun ini, dia harus hidup dalam kekosongan, bahkan tanpa berita sedikitpun tentang bidadarinya itu. Bagaimana kabarnya? Seperti apa dia sekarang? Dan apa yang dia lakukan? Raehan benar-benar ingin mengetahuinya. Kalau saja komisaris tidak memutasinya ke Jerman, mungkin dia akan segera mencari bidadarinya itu. Kalau saja komisaris tidak mengancamnya, dia pasti sudah melakukan apapun yang ingin ia lakukan sejak tiga tahun yang lalu.
***
"Kak Andra!" Panggil Riana lirih ketika menemukan seorang pria yang sangat ingin ia lupakan itu. Seorang pria yang membuatnya melarikan diri ke negara lain. Seorang pria yang bahkan tidak boleh ia pikirkan.
Pria itu tersenyum dan mendekati Riana yang baru saja tiba mengantar pesanan.
"Hai! Aku baru tahu dari Laras kalau ternyata kamu sudah kembali. Dan itu tiga tahun yang lalu. Tidakkah sekalipun kau berniat menghubungiku? Hmm??"
Riana mencoba mengacuhkan pria menawan itu dan memarkirkan motor maticnya. Kenapa juga Laras perlu memberitahu pacarnya tentang kepulangannya? Setelah tiga tahun Laras mengetahui kepulangannya, kini dia memberi tahu pacarnya? Riana benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan wanita ambisius itu.
"Kau masih saja mengacuhkanku Ri? Aku sangat merindukan adik kecilku. Kau tahu? Ibuku juga merindukanmu."
"Maaf kak. Aku tidak bermaksud. Tapi kan kakak tahu, kak Laras nggak suka kalau aku dekat sama kakak dan tante. Jadi kumohon, bisakah kita bersikap biasa saja? Anggap saja kita tidak saling mengenal." Cicit Riana dengan pandangan yang tertunduk.
Andra mengerutkan dahi. Sebeginikah Riana yang sekarang? Kemana gadis manis yang sudah ia kenal sepanjang hidupnya itu? Tidakkah mereka lebih dari sekedar kenalan belaka?
"Jangan mengada-ngada Riana! Bagaimana bisa kau memintaku melakukan hal bodoh itu, sampai kapanpun kau akan terus menjadi gadis kecilku. Masalah kau dan Laras, sudah waktunya kalian akhiri. Kalian itu bukan anak kecil lagi, jadi hentikanlah perang dingin kalian. Aku sudah muak. Aku menyayangi kalian berdua dari dulu. Jadi berhentilah saling memusuhi."
Riana memejamkan matanya dan air mata lolos dari pelupuknya. Siapa yang ingin memusuhi siapa sebenarnya?
'Aku juga sudah muak kak. Aku lelah dengan kebencian Laras yang tak pernah padam.'
"Ini ambil! Aku tahu kau suka memasak. Datanglah ke kantorku, ada posisi kosong di dapur sebagai asisten chef. Kurasa cocok untukmu. Jangan terlalu banyak berpikir dan datang saja."
Riana hanya mengambil kartu nama itu dan memandang Andra penuh keraguan.
"Lain kali aku akan mampir. Salam untuk om dan tante. Masuk dan istirahatlah."
Riana masih menatap Andra penuh keraguan. Dia tidak menyangka bisa setenang ini menghadapi Andra setelah sekian tahun berpisah. Apa mungkin dia telah melupakan cinta pertamanya itu?
Ah kosong. Riana tidak merasakan apapun selain kekosongan. Meski sesaat, sesosok bayangan melintas di pikirannya. Tapi dia buru-buru mengenyahkan bayangan samar itu. Akankah dia bertemu dengannya lagi?
Riana menarik nafas dan masuk ke rumahnya dengan wajah ceria. Tidak ada yang lebih menyenangkan ketika kita pulang, keluarga yang kita cintai menyambut kita dengan senyuman hangat dan tulus. Ya. Seperti inilah seharusnya sebuah keluarga. Dan Riana akan memperjuangkan agar senyum mereka selalu terpasang dengan indah.
***
"Tuan Arya menyuruhmu datang ke kantornya Riana. Sepertinya sudah waktunya. Papa mohon maaf." Ucap papanya ketika mereka sedang menikmati sarapan pagi mereka.
Riana tersenyum. Kenapa sang ayah harus meminta maaf atas keputusan yang telah ia buat?
"Ayolah pa! Riana baik-baik saja. Ini keputusan Riana. Dan kalau itu bisa membantu keluarga kita, perusahaan kita dan nasib 500 karyawan beserta keluarganya. Kenapa Riana harus menyesal?" Ucap Riana sambil memeluk leher ayahnya dari belakang. Semenjak keputusan itu, Sang ayah selalu merasa bersalah pada putrinya itu.
"Riana benar pa. Papa jangan cemas. Mama sudah melihat wajahnya. Dia sangat tampan dan berwibawa. Kamu mau melihat fotonya nak?" Tawar Nyonya Wiyoto sembari menuangkan jus pada gelas anak-anaknya.
"Tidak usah lah ma. Toh nanti juga ketemu. Biarkan semua mengalir seperti air. Sekarang Riana mau fokus sama ujian akhir Riana dulu."
"Baiklah nak. Ya sudah. Cepat berangkat, nanti kamu terlambat ke kampus."
Riana tersenyum lalu mencium pipi mama dan papanya, serta mengacak-acak rambut adiknya yang sedari tadi sibuk dengan gadget dan bergoyang-goyang tak karuan dengan head set di kepalanya. Entah musik apa yang ia dengarkan.
'Apa hidupku akan baik-baik saja setelah ini? Yang ada di hatiku, tidak boleh aku miliki, yang ada hati padaku justru aku tinggalkan dan sekarang, aku harus menikah dengan pria yang bahkan belum pernah aku temui. Riana..Riana... kasihan sekali kau ini.'
* Pls jangan protes dengan mulmed di halaman ini ya. Raehan itu super duper cool, ya mukanya harus macho n garang😍😍😍, sedang Andra karakternya ramah dan lembut, ya... ala ala gtuh deh mukanya 😂😂😂😂. Tapi Raehan dan Andra itu seumuran loh ya 😂😂😂
*Udah mulai berspekulasi ini itu ya? 😆😆😆😆😆. Just keep reading okay? 😎😎😎😎😎😎
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVE
RomanceRiana Saraswati adalah seorang gadis yang beruntung. Terlahir sebagai sulung pengusaha ternama. Dia memiliki semuanya. Wajah cantik, kasih sayang orang tua, keluarga yang bahagia dan cita-cita di depan mata. Tapi apa yang terjadi jika dia harus kehi...