PSYCHO

2.1K 185 8
                                    

"Hahaha... Funny." Tawa pura-pura Raehan bersama tawa Riana yang berakhir dengan sinisme, hingga Riana yang sedang tertawa langsung terdiam.

"Jangan mengelak! Kau terlambat karena kucing tetanggamu terjebak di pipa pembuangan? Kau pikir aku bocah lima tahun yang bisa kau bodohi?" Ujar Raehan yang kebetulan bertemu Riana ketika dia baru selesai jogging. Jogging yang tidak jadi sebenarnya.

"Aku tidak berbohong. Lagi pula, baru kali ini aku terlambat. Tidak perlu semarah itu kan?"

Raehan memicingkan matanya. Berani-beraninya dia menjawab Raehan. Jelas-jelas dia salah, tapi tidak mau disalahkan.

"Gara-gara kau, aku terlambat bangun. Dan gara-gara kau, aku tidak jadi jogging karena taman fitnesnya sudah penuh dengan pengunjung. Kau membuat usahaku berlari ke taman sia-sia. Kau masih berani membela diri?"

"Aish.. ya sudahlah. Sorry boss. Okay?"

"Cih! Gadis tengik. Aku tahu kau tidak tulus. Ayo ke sana! Tadi aku lihat ada makanan enak kayaknya. Aku tidak mau pulang kelaparan dan harus menunggu lagi hanya untuk menikmati sarapan pagiku."

Riana hanya mencebik dan mengekori Raehan dari belakang. Dia pikir Riana sengaja apa? Dia benar-benar harus membantu tetangganya yang meminta tolong ketika kucingnya terjebak di pipa pembuangan atap. Untunglah, kucing itu baik-baik saja.

Akhirnya, Raehan dan Riana menghabiskan sinar mentari dengan membeli jajanan kaki lima yang membuat mereka kekenyangan.

Akhirnya, Raehan dan Riana menghabiskan sinar mentari dengan membeli jajanan kaki lima yang membuat mereka kekenyangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang