"Sedang ada di tahap apa kau ini?" Tanya Stefan mengawali sesi reportase don juan bulan ini. Don Juan memang selalu mengadakan pertemuan sebulan sekali di markas besar mereka, di Singapore. Meski mereka sangat sulit untuk menyamakan jadwal off weekend mereka. Setiap pertemuan setidaknya 3 sampai 5 don juan pasti datang bergantian. Kesibukan mereka sebagai eksmud yang sukses dan ternama membuat mereka sulit meluangkan waktu. Belum lagi masing-masing dari mereka sedang berjibaku dengan kutukannya masing-masing. Memperjuangkan apa yang mereka yakini sebagai kutukan cinta dan mereka meyakininya seperti keyakinan mereka sendiri.
"Tahap dimana aku merasa akan kehilangannya. Dan ini benar-benar hampir membunuhku." Jawab Raehan dengan tak melepas pandangannya dari smart phone miliknya, berharap Riana membalas salah satu pesannya. Sudah dua hari ini dia tidak bertemu dengan Riana karena Riana terus menghindarinya dan tentunya, tak sudi membalas pesan atau panggilan Raehan.
Don Juan terkekeh. Bukan maksud menghina, hanya saja itu cara mereka agar tidak terlalu terpuruk dengan 'ATTACK', sesuatu yang buruk yang mempertaruhkan kelanjutan hubungan don juan dengan kutukan mereka. Bidadari yang harus mereka perjuangkan.
"Ceritakan!" Perintah Genius, don juan yang selalu pelit berbicara.
Raehan menghela nafas dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya. Dia melipat kaki dan mengambil satu gelas minuman yang terhidang. Membiarkan air itu menjelajahi tenggorokannya yang ternyata kehausan.
"Tadinya kupikir dia sudah mulai menerimaku. Walau aku tahu, dia masih belum melupakan cinta pertamanya. Lalu beberapa waktu yang lalu, wanita yang menjadi pacar cinta pertamanya mengatakan kalau Riana masih sangat mencintai bajingan itu, dan bajingan itupun mungkin memiliki perasaan yang sama. Bajingan itu bahkan datang dan menyuruhku untuk meninggalkan Riana, mengatakan kalau aku tidak bisa membahagiakan dia dan bla bla bla. Aku ingin sekali meremas jantungnya saat itu."
"Lalu?" Kali ini Nata yang bersuara. Don Juan yang selalu bisa menjadi pendengar yang baik.
"Lalu aku bertanya apakah dia masih mencintai bajingan itu. Dan dia tidak menjawab. Membuatku kesetanan dan hampir memperkosanya."
Don juan terkekeh lagi. Out of control lover freak. Sangat tipikal don juan.
"Kuharap dia menendang juniormu. Pasti seru."
"She did. Itulah kenapa aku tak bisa mengejarnya saat itu. Kalau aku bisa mengejarnya, mungkin aku bisa menuntaskannya. Kalaupun setelah itu dia hamil, toh aku akan bertanggung jawab."
Hahahaha....
Semua don juan terbahak, sedang Raehan hanya menghabiskan minumannya.
"Itu terlalu simple. Tiba-tiba saja muncul 2 antagonis dan menjungkir balikkan alur bahagiamu. Kau harus mencari benang merahnya Rae. Itulah kuncinya. Kita harus menemukan benang merahnya. Sesuatu yang penting dan terlewat olehmu." Tambah Nata mengingatkan.
Rae menghela nafasnya lagi dan menyandarkam tubuhnya ke belakang. Dia sedang tidak bisa berpikir saat ini. Kepalanya dipenuhi kerinduan terhadap bidadari cantiknya yang sepertinya tak sudi lagi melihatnya. Mungkin malah dia jijik karena sikap Raehan waktu itu.
***
Mempercepat pernikahan. Itu adalah satu-satunya yang bisa dilakukan agar Raehan, sebelum Riana semakin jauh darinya. Untunglah Riana tidak menolaknya. Raehan tahu apa yang dilakukan Riana. Dia sedang menjaga kebahagian 2 keluarga yang begitu mengharapkan pernikahan mereka. Riana berakting sangat bagus. Dia bersikap normal ketika mereka sedang bersama keluarga mereka. Bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Membiarkan Raehan mencari-cari kesempatan dan lalu menjadi dingin ketika mereka hanya berdua.
![](https://img.wattpad.com/cover/153774674-288-k489379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVE
RomanceRiana Saraswati adalah seorang gadis yang beruntung. Terlahir sebagai sulung pengusaha ternama. Dia memiliki semuanya. Wajah cantik, kasih sayang orang tua, keluarga yang bahagia dan cita-cita di depan mata. Tapi apa yang terjadi jika dia harus kehi...