HAPPY??? 2

2.1K 169 5
                                    

"Apa kalian tahu betapa malunya aku ketika mendapati calon cucu menantuku yang harusnya jadi tuan rumah, justru bekerja rendahan seperti kemarin? HAH??? Kalian pakai otak tidak sebenarnya? Dan apa kalian bisa bayangkan kalau kemarin keluarga Wiyoto jadi datang ke pesta? Apa katanya ketika putri kesayangannya diperlakukan seperti pembantu seperti kemarin? Hah??? "

Raehan dan Sis hanya bisa menerima semua amukan Tuan Arya. Mereka tidak mungkin menyalahkan Riana walau sebenarnya mereka memang hanya menuruti gadis tengil itu.

"Saya benar-benar minta maaf Tuan. Sayalah yang bersalah dalam hal ini." Ucap Sis sungguh-sungguh sedang Raehan hanya cuek saja.

"Ini salah kalian berdua. Dan kau Raehan. Tanggal sudah ditentukan. Kalian akan menikah dua minggu lagi dan aku tidak mau dengar kalau cucu menantuku bekerja rendahan di perusahaanmu lagi. Aku seharusnya tidak memberhentikan detektif sewaanku kalau tahu begini jadinya. Kau tahu kan aku mati-matian berusaha terlihat baik di depan besanku yang gengsinya selangit itu. Jadi tolong, bantu pak Tua ini."

"Dia tidak akan bekerja lagi kek. Aku janji." Jawab Raehan datar, mencoba menenangkan kakeknya. Kakeknya memang seperti itu, jika sudah menginginkan sesuatu, dia akan segenap jiwa memperjuangkannya.

"Aku akan mengirimu ke Rusia kalau sampai terjadi hal seperti ini lagi Sis. Camkan itu!"

"Ba-baik Tuan!" Mendengar kata Rusia dan kemungkinan tidak akan pernah punya kesempatan melihat seseorang di hatinya lagi membuat Sis tak rela. Dia harus memastikan segala sesuatunya berjalan seperti yang seharusnya. Seperti yang Tuan Arya inginkan.

***

"Bagaimana kalau di sini saja, kita adakan tema garden party?" Tanya Nindya ketika dia sedang bersama Riana yang tampak manis dengan dress casualnya. Riana datang pagi-pagi mengantarkan oleh-oleh dari orang tuanya yang kembali dari luar kota tengah malam kemarin. Dia sebenarnya hanya ingin mengantarkan oleh-oleh, tapi Nindya malah mengajaknya bicara masalah persiapan pernikahan.

 Dia sebenarnya hanya ingin mengantarkan oleh-oleh, tapi Nindya malah mengajaknya bicara masalah persiapan pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terserah tante. Aku nurut saja. Nanti tante aku kasih nomor mama ya. Biasanya mama yang mengurus hal-hal yang merepotkan seperti ini hehehe." Ucap Riana sembari menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Dasar anak mama." Ucap Nindya lalu terkekeh bersama Riana.

Saat itulah, telinga sensitif Raehan langsung menangkap suara renyah tunangannya dan langsung berbelok untuk memastikannya. Sedikit terkejut melihat Riana berada di rumah besar Adibrata pagi-pagi begini. Benar-benar ujian untuk Raehan yang harus selalu berusaha keras menahan diri ketika melihat ataupun berdekatan dengan Riana.

"Loh, kalian di sini?" Tanya Riana yang juga terkejut mendapati duo itu di rumah besar Adibrata.

Nindya yang mendengar itu langsung menoleh dan ya, terlihat Raehan dan tangan kanannya, Sis. Raehan langsung duduk di samping Riana sedang Sis hanya menunduk sedikit ke arah empunya rumah. Nindya yang juga sudah mengenal lama Sis memberi isyarat agar Sis duduk. Sis yang mengertipun langsung mengambil tempat di meja bundar itu.

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang