VVIP

2K 172 3
                                    

Riana dengan pakaian casualnya masuk ke lobby rumah sakit international tempat Raehan dirawat. Dia terpaksa memakai kaca mata untuk menutupi matanya yang sembab. Raehan sukses membuat Riana harus menangis beberapa hari ini. Dia bisa melupakan masalahnya jika dia sedang bekerja, masih dengan pekerjaan yang sama. Hanya saja beberapa hari ini, dia sibuk membantu ini itu di dapur karena tugasnya sebagai koki CEO tidak bisa dia lakukan, mengingat karena memang CEO utama DK Group itu memang absen beberapa hari ini.

Riana masuk ke ruang rawat VVIP tanpa permisi dan memergoki Raehan dan Sis sedang ber-TOS ria.

"Kalian tidak sedang merencanakan hal yang aneh-aneh kan?" Selidik Riana tiba-tiba membuat duo itu terkejut.

Riana tidak tahu kalau sakitnya Raehan hanya akal-akalan Raehan saja. Dia tahu kalau dia pasti akan masuk ICU jika tidak makan selama tiga hari. Katakanlah Raehan sinting. Tapi dia mempertaruhkan nyawanya demi cintanya yang hanya untuk Riana seorang.

"Duh! Kepalaku pusing." Akting Raehan memancing perhatian Riana yang you knowlah, langsung terpancing.

"Kau mau aku panggilkan dokter? Apa kau masih sesak?" Raehan menggeleng dan langsung memeluk Riana yang terlihat begitu mungil dengan T-Shirt dan jeansnya itu. Walaupun dia hanya mencepol rambutnya asal-asalan, itu tidak mengurangi kecantikannya sama sekali.

Sedang Sis hanya memberikan jempol kanannya pada Raehan dan meninggalkan pemuda kasmaran itu bersama tunangan tidak resminya. Lihatlah itu! Anak didikannya menjadi sangat manja. Padahal biasanya dia bersikap dingin pada siapapun.

Riana yang merasa tidak nyaman mencoba melepaskan pelukan Raehan. Bagaimana tidak? Raehan memeluk pinggang ramping Riana dan menyandarkan kepalanya di dada Riana. Di dadanya.

"Berhentilah bersikap manja bayi besar, atau kupukul kepalamu. Lepaskan!" Ucap Riana galak.

Raehan melepaskan Riana dan langsung berakting lagi.

"Setidaknya sekarang aku punya tempat untuk bermanja-manja. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku bermanja-manja dan kau tahu alasannya."

Astaga. Riana tak habis pikir kenapa Raehan jadi sensitif seperti itu. Dia hanya tidak merasa nyaman. Walau ya, sekarang statusnya adalah tunangan belum resmi Raehan, tapi siapapun tidak akan nyaman jika dipeluk seperti itu, apalagi ketika Raehan semakin mengeratkan pelukannya, mendorong kepalanya, yang semakin mendorong dadanya.

"Aku nggak bermaksud mengorek luka lama kamu Rae, aku hanya gak nyaman, please deh." Kata Riana sembari meletakkan remote TV yang tergeletak di ranjang Raehan ke atas nakas.

"Aku janji, aku tidak akan mengambil harta berhargamu kecuali kau yang memberikannya sendiri padaku. Cukup berada di sisiku saja."

Riana menatap Raehan kosong. Dia memang menerima Raehan, tapi sungguh, dia belum yakin dengan perasaannya sendiri.

"Dan kalau setelah ini kau tak bahagia, jangan salahkan aku." Cicit Riana yang kemudian ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

***

Raehan pulih dengan cepat. Dia bahkan bisa hadir di pesta perayaan ulang tahun DK Group yang diadakan di salah satu hotel milik perusahaan multinasional itu. Semua perwakilan dari cabang usaha di bawah naungan DK Group hadir. Benar-benar perhelatan besar. Karena itu, semua karyawan dari dapur perusahaan direkrut untuk membantu, termasuk Riana yang masih bekerja sebagai koki di dapur perusahaan pusat DK Group.

Riana beruntung karena semua syaratnya agar mau menikah diterima oleh Tuan Arya, jadi Riana yang meminta agar perjodohannya dengan putra mahkota DK Group dirahasiakan tidak perlu menemani Raehan ke pesta akbar itu dan lebih jadi bulan-bulanan rekan kerjanya, dan tentunya Kirana yang juga datang di pesta itu.

Riana yang ditugaskan di dapur harus mondar mandir membawa troli piring kotor yang ditumpuk di sebuah ruangan. Para pramusaji akan menumpuk piring kotor dari ballroom dan asisten dapur, termasuk Riana akan membawanya ke dapur dan membawa gantinya yang sudah bersih.

Riana merasa tenang saja karena dia tidak ditugaskan menjadi pramusaji, tapi dia tidak mempertimbangkan kemungkinan kalau dia bisa bertemu dengan Raehan ataupun Tuan Arya. Seperti saat ini.

Riana sedang mendorong troli yang berisi cucian piring ketika dia melihat rombongan kecil yang terdiri dari Raehan, Tuan Arya, Nindya, Sis dan dua orang lagi yang tidak Riana kenal tengah menuju ke arahnya. Riana yang panik langsung berbalik arah dan mendorong trolinya lebih cepat. Tapi malang, Riana malah bertabrakan dengan pembawa troli yang lain. Dan bunyi peralatan yang hancur berantakan pun terdengar, membuat rombongan itu terkejut.

"APA YANG DILAKUKAN CUCU MENANTU ADIBRATA DENGAN PAKAIAN RENDAH ITU??????"

Riana yang kaget terlonjak. Raehan lalu membantu Riana yang sudah kacau karena terkena sisa makanan. Dia menatap Raehan meminta perlindungan, tapi sepertinya tidak ada yang bisa melindunginya dari murka orang nomor satu DK Group itu.

"Maaf Tuan. Karena Non Riana suka memasak jadi kami membiarkannya bekerja di dapur untuk membuat sarapan dan makan siang Raehan seperti saat di Singapur dan sepertinya dia juga ditugaskan untuk acara malam ini."

"Wah wah.. bagus sekali kelakuan kalian. Nindya! Rapikan cucu menantuku dan bawa ke hadapanku. Dan kalian berdua, kalian harus menghadap ke kantorku besok."

Raehan hanya tersenyum. Riana mungkin tidak akan mendengarkan Raehan, tapi dia tidak bisa melawan Tuan Arya. Beliau memang marah, tapi dia yakin, keputusan kakeknya nanti pasti akan menguntungkannya.

*

Setengah jam kemudian.

Raehan langsung terpaku ketika melihatnya. Dia di sana dengan begitu indahnya. Raehan langsung menuju pintu masuk ballroom dan semua pandangan mengikuti langkah cepatnya. Sang tante tersenyum ketika melihat Raehan yang berjalan tak sabaran.

"Bagaimana? Cantik kan?"

Raehan mencium pipi ibu penggantinya itu dan merengkuh gadisnya yang gugup setengah mati. Nindya meninggalkan muda-mudi itu dan duduk di mejanya. Tepat di samping meja komisaris.

( Kurang lebih out fit mereka seperti mulmed di atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Kurang lebih out fit mereka seperti mulmed di atas. )

"Tidak bisakah kau menyelamatkanku Raehan? Ada beberapa karyawan yang mengenalku dan sekarang mereka sedang menatapku penuh tanda tanya. Akan ada gosip di perusahaan jika mereka melihatku denganmu di sini." Riana ingin mati saja rasanya, bahkan Andra dan Kirana sudah mendapatinya saat ini.

"I don't care with them. This is where you supposed to be. With me.. because you are my VVIP." Bisik Raehan sembari menarik pinggang ramping Riana, melekatkannya pada tubuhnya dan mengecup lembut pipi merah Riana. Membuat lutut Riana lemas seperti jelly. Dia berusaha mengabaikan tatapan sinis yang menuju ke arahnya. Dia tidak mungkin kembali ke pekerjaannya. Itu sudah pasti.




*Sumpah part ini gak greget banget. Tapi part ini harus ada untuk munculin next aksi antagonis Kirana. Jadi pls jangan dibully 😜😜😜😜😜😜😜😜😜

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang