Maid

2K 198 14
                                    

"Morning girl!"

"Morning om!"

Riana sedang menyelesaikan adonan panada yang akan dijadikan sarapan bossnya hari ini ketika Sis datang. Kadang dia memang datang pagi-pagi untuk membawa belanjaan segar. Karena Raehan tidak suka jika ada orang asing masuk ke dalam tempat tinggalnya. Itulah kenapa dia sering sekali memecat maidnya. Karena ada saja keanehan yang terjadi. Entah remot yang tidak pada tempatnya, noda yang dia yakin tidak dia buat, belum lagi benda-benda sepelenya hilang satu persatu. Raehan sangat benci
Pengutil.

Sis meletakkan belanjaan yang ia bawa di atas pantry dan menyelidiki apa yang sedang dibuat oleh Riana.

"Sarapan Raehan pagi ini?" Tanya Sis melihat Riana yang sedang membentuk adonan menjadi seperti bentuk pastel  dengan memberi isian di dalamnya. Sepertinya enak.

"Ya. Om. Om duduk saja dulu, Riana akan goreng buat om." Perintahnya sembari terus membentuk adonan yang ia buat.

"Wah.. benarkah? Apa jatah Raehan cukup? Om tidak mau disangka mencuri jatah sarapannya."

Riana tertawa. Masa iya, Raehan akan mengamuk karena makanan.

"Tenang saja om. Jadi 20, tidak mungkin kan dia menghabiskan semuanya. Aku sengaja buat lebih untuk kudapan sore juga. Teh? Kopi?"

Sis tersenyum. 'Benar-benar calon yang pas untuk Raehan. Semoga saja mereka berjodoh.' Batin Sis.

"Om?" Panggil Riana menyadarkan Sis yang asik dengan pikirannya sendiri.

"Ah ya..coffee pls."

Sis pun menuju ruang tengah dan mulai memeriksa soft copy berkas perusahaan. Pekerjaan yang tidak ada habisnya.

***

Beberapa menit kemudian.

"Silahkan om! Kalau kurang bilang ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Silahkan om! Kalau kurang bilang ya. Riana mau mengelap kaca balkon dulu."

Mata Sis langsung melotot melihat pastel montok yang disebut panada oleh Riana. Langsung saja ia santap. Dan ternyata seenak kelihatannya. Raehan sungguh beruntung, setiap hari dia bisa makan-makanan seenak ini.

"Apa-apaan ini?"

Uhuk...

Sis langsung tersedak kopi yang ia minum dan terbatuk-batuk karena tiba-tiba Raehan muncul. Ini bahkan belum pukul delapan pagi. Tumben sekali Raehan sudah bangun, dia bahkan sudah mandi walau belum memakai pakaian kerjanya.

"Ada apa? Kenapa kau bangun pagi lagi?" Tanya Riana yang langsung masuk setelah mendengar teriakan bossnya yang menyebalkan.

"Hey nona! Apa kau memberikan jatah sarapanku pada si tua ini? Dan om. Bisa-bisanya om memakan sarapanku. Om kan tahu aku punya maag akut. Apa om suka aku masuk rumah sakit karena tidak sarapan?" Ocehnya membuat Riana ingin sekali menjitak kepalanya. Kenapa juga dia jadi manja seperti ini.

"Astaga Raehan. Kau ini keterlaluan sekali. Aku hanya memberikan 5 buah untuk Om Sis. Masih ada 15 buah lagi. Memang kau mau menghabiskannya semua?"

Raehan hanya memutar bola matanya dan duduk di samping Sis yang masih belum berkomentar apa-apa. Sis hanya berharap dia tidak tertawa ataupun sekedar terkekeh dengan tingkah Raehan yang mendadak manja ini. Raehan pasti akan lebih kesal padanya nanti.

"Cobalah! Ini enak sekali. Riana! Tolong gorengkan JA-TAH bosmu ini sebelum dia mengamuk lagi." Ucap Sis yang sengaja menekankan kata jatah pada kalimatnya. Raehan mengacuhkan ucapan Sis dan hanya menyantap panada yang berisi ayam itu.

'Astaga.. ini enak sekali. Belajar masak sejak kapan sebenarnya dia.' Batin Rae yang benar-benar menikmati sarapan paginya. Sensani roti yang lembut dengan crunchy di luar ditambah isian ayam yang rasanya pas sekali mengimbangi si roti. Raehan rasa, dia bisa menghabiskan semuanya. Berapa jatahnya tadi? 15? Sepertinya tidak masalah.

Sedang Riana tidak berkata apapun. Dia hanya langsung ke dapur dan menggoreng lagi. Lagi dan lagi. Akhirnya, 20 buah panadanya ludes seketika pagi itu, membuat Riana harus memikirkan lagi menu kudapan sore hari nanti. Hufft!! Dasar karnivora.

"Itu yang terakhir. Aku gak percaya kalian benar-benar menghabiskan semuanya Ckckck."

"Bukan om ya. Om hanya makan 6, pria tampan ini yang makan dengan sangat keterlaluan." Ucap Sis membela diri.

"Ya ya ya. Kalian sama saja. Aku mau cuci piring dulu setelah itu berangkat kuliah. Kalian sebaiknya bersiap-siap ke kantor sekarang."

Raehan berdecih sedang Sis hanya mengedikkan bahunya. Anehnya Raehan justru menuruti perkataan Riana. Tapi ketika dia hendak masuk ke kamar, dia melihat Sis mengarah ke dapur. Rasa penasaran menggelitik Raehan. Diapun mengekori Sis yang pasti sudah sampai di dapur lebih dulu.

"Apa ini om?" Tanya Riana tak mengerti ketika Sis menyodorkan beberapa lembar dolar Singapur padanya.

"Peganglah. Om tahu perusahaan ayahmu sedang bermasalah, jadi semua rekening dibekukan. Tapi tidak usah khawatir, om tahu ayahmu orang yang jujur, setelah jelas, semua akan kembali normal."

Riana sangat terharu. Padahal Sis bukan siapa-siapanya Riana, tapi dia sebegitu pedulinya pada Riana.

"Terima kasih om. Papa juga bilang ini hanya sementara. Dan tolong simpan kembali om. Riana masih ada tabungan kok. Lagipula ada tante. Kalau memang butuh, nanti Riana akan minta sama Tante." Ujar Riana dengan pelupuk yang mulai menggenang.

"Simpan saja nak. Ini sudah hampir mid test kan? Kamu pasti butuh uang untuk pratikum. Kamu ini mengambil jurusan bisnis perhotelan dan pariwisata, om sangat tahu kalau jurusan itu butuh banyak biaya praktek tambahan."

"Please om, Riana hargai niat baik om, tapi jangan buat Riana seperti pengemis. Riana tidak bisa menerimanya. Papa bilang, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Riana sungguh-sungguh tak bisa menerimanya. Maaf."

"Dia tidak butuh uang itu Om, karena dia punya gaji sendiri. Mulai hari ini dia resmi jadi maid di sini. Atur gajinya om dan bayar di muka, setidaknya dia sudah setengah bulan di sini. Berikan gajinya separuh, dan jangan lupa tipsnya. Aku tidak pernah pelit pada pekerjaku." Ucap Raehan langsung kembali ke kamarnya. Meninggalkan Riana yang tak bisa lagi menahan air matanya.

Sis yang prihatin hanya menepuk pundak gadis itu dua kali. Menghela nafas dan meninggalkan Riana untuk menyelesaikan cucian piringnya.

'Kalau kau tidak ingin di dekatku, aku justru akan berusaha untuk membuatmu berada di dekatku Riana. Ini bukan rasa kasihan, karena aku memang tidak punya belas kasihan dan aku bisa memastikannya. Kutukan atau apapun ini, aku akan memenangkannya. Dan mendapatkanmu sebagai rewardnya.' Batin Rae sebelum dia benar-benar kembali ke kamarnya.


* Jhahhaha.... ada yang tergugah dengan imagenya? 😆😆😆 Lapak ini didedikasikan untuk yang doyan makan..macam saya.... 😂😂😂😂

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang