EXTRA PART ( FIRST NIGHT )

5K 158 0
                                    

"Oh ayolah sayang. Lupakanlah kertas-kertas sialan selingkuhanmu itu, aku menginginkanmu babe. Aku bisa kena blue balls nih." Rengek Raehan ketika melihat Riana masih sibuk merevisi skripsinya yang sudah rampung, untuk yang kesekian kalinya. Raehan harus membuat Riana merasakan malam pertama secepatnya, jadi kabar tentang kehadiran triplets mereka tidak membuat Riana shock ataupun menghajarnya. Setidaknya itulah satu-satunya rencana terbaik Raehan untuk menutupi perbuatan konyolnya. Ralat. Rencana Don Juan tepatnya. Siapa suruh, Don Juan yang hanya memberikan usulan usil malah benar-benar dilakukan Raehan. Pria tampan itu sudah benar-benar putus asa sepertinya.

"Ew Rae. Kau ini kenapa sih? Bukankah kita sudah sepakat melakukannya saat honeymoon? Tunggu sebentar lagi, setelah ini aku akan mengurus 'baby balls'mu itu dengan tanganku haha." Ucap Riana malah meledek Raehan yang sudah gemas setengah mati. Riana memang tidak mudah dibuat on. Raehan harus benar-benar bekerja keras memancing agar istrinya itu 'basah' karenanya.

"No. I want now. NOW RIANA! NOW!" Tegas Raehan tak ingin dibantah kali ini. Tapi yang ia dapat malah hantaman dari buku 5 cm sialan milik Riana.

"STOP IT YOU SILLY!"

Rrrrrrr....

***

Dua minggu sebelumnya.

"Sayang. Hari ini sampai goal ya? Please!" Rengek Raehan di suatu malam yang berhujan.

"Please Raehan, aku belum siap. Belum apa-apa aja sudah sakit sekali, makanya aku pingsan kemarin. Juniormu terlalu besar untukku Raehan. Kumohon beri aku waktu sampai aku siap."

Raehan mengacak-acak rambutnya. Sehari setelah Raehab pulang dari rumah sakit,  dia langsung minta jatahnya, tapi sialnya milik Riana sempit sekali untuk milik Raehan yang besarnya di atas rata-rata. Lalu saat milik Raehan mencoba melesak ke dalam, Riana menjerit, histeris dan pingsan seketika. Membuat Raehan kalang kabut. Parahnya, ginekolog mengatakan Raehan telah membuat Riana trauma di malam pertamanya, membuat Riana selalu ketakutan ketika memikirkan 'hal' itu. Well, semuanya akan baik-baik saja sampai mulut senjata menodong pintu masuk Riana yang masih tersegel. Dia akan mulai berkeringat dingin dan yah... Raehan akan mengalah di tahap yang membuatnya nyeri itu.

'Maaf sayang, kau tak memberiku pilihan.' Batin Raehan. Dan ya, itu adalah satu-satunya jalan yang bisa Raehan pikirkan karena jika Raehan mengikuti ginekolog bodoh itu yang memintanya bersabar dan perlahan-lahan sampai ketakutan Riana hilang, Raehan bisa gila karena hasratnya yang tak kesampaian. Semakin hari, Riana semakin menggoda imannya. Mana puas dia hanya dengan bagian luar Riana. Jadi ya. Di malam dingin yang berhujan itu, Raehan memberikan minuman yang sudah diberi obat penenang. Dia tidak berani memberi istrinya obat perangsang, jadi yang ia berikan hanyalah obat penenang. Itu sudah cukup bagi Raehan.

Perlahan, Riana terlelap. Raehan mengangkat tubuh ringan istrinya dan membaringkannya di ranjang cinta mereka. Tak butuh waktu lama bagi Raehan untuk memolosi keduanya. Ini bukan kali pertama Raehan melihat tubuh istrinya, tapi dia selalu memuja pahatan indah itu. Kulit yang mulus tanpa cacat, bentuk yang pas dengan tubuhnya. Ah... sang penggoda imannya. Dan di surga yang kini tengah ia pandangi itulah Raehan akan membenamkan puncak cintanya serta menyemburkan benih terbaiknya.

"Milikku yang indah." Ucap Raehan memulai penetrasinya dengan membelai wajah Riana yang damai. Mengecupnya perlahan-lahan di setiap inchi yang tak asing lagi baginya, dan menautkan pink merekah yang selalu menjadi candunya.

Raehan harus menahan diri untuk tidak meninggalkan bekas yang kentara. Tujuan utamanya adalah apa yang tersembunyi di bawah sana. Tapi nanti, Raehan harus mengusahakan agar tubuh dewi itu siap untuknya, karena dia tidak ingin merusak apa yang belum pernah tersentuh oleh miliknya. "Pelan-pelan Rae... pelan-pelan." Gumamnya pada dirinya sendiri.

Raehan tidak yakin dia bisa melakukan penetrasi dengan tubuh istrinya yang tak sadarkan diri, tapi setidaknya dia harus mencobanya. Kini dia sedang fokus memainkan benda kenyal favouritnya yang kedua, titik sensitif istrinya. Raehan selalu dibuat gila ketika istrinya mengeluarkan desahannya tiap kali Raehan bermain dengan miliknya yang pas digenggaman Raehan itu. Lagi-lagi dan lagi, dan Raehan menyeringai senang ketika merasakan surganya telah sangat siap menerima.

"Apa kau bermimpi indah di dalam sana sayang? Hmm?" Ucap Raehan gila sembari mengecup kedua mata Riana yang terpejam. Sepertinya sentuhan-sentuhan liar nakal mengirim sensasi ke dalam mimpi indah Riana. Dia sudah sangat siap di bawah sana. Rasanya seperti keajaiban.

"Milikku yang berharga." Lirih Raehan dengan suara yang serak dan mata yang berkabut hasrat. Menyelinap ke celah rahasia yang hanya boleh dirinya yang memasukinya. Satu jari, dua jari..... Raehan melakukannya dengan membayangkan suara desahan istrinya yang selembut beledu.

Dan dengan jantung yang berdebar-debar, Raehan menuntun miliknya yang tegak menjulang. Perlahan.....perlahan....dan Raehan gila mendengar suara seraknya sendiri ketika milik Riana begitu menghimpitnya. Raehan memejamkan matanya mencoba mencari surganya yang tertinggi.

"Ah... babe.. ah... shit..... you're........hhhhh.... the.... best......ahhhhh..."

Dan tuntaslah rasa penasaran dan kegelisahan Raehan yang selama ini ia tahan. Dia tidak cukup gila hingga memompa miliknya dengan beringas. Sangat-sangat perlahan hingga ia bahkan tidak bersuara. Dan setelah mencapai surganya dan menanam bibit unggulnya di dalam sana, Raehan mengatur nafasnya yang memburu. Ketika nafasnya mulai teratur, dia memakaikan lagi baju Riana yang sama, dan mengganti seprainya yang menunjukkan bukti kesucian istrinya. Setelahnya, Raehan membawa Riana ke dalam dekapannya dan menyusul Riana di di dalam mimpinya. 'Ah....puasnya.'

***

"Agh! Ssshh." Rintih Riana ketika ia mencoba bangun dari ranjangnya.

"Are you okay darling?" Tanya Raehan sok polos. Dia memang sengaja bangun lebih awal, takut dia masih berbau aroma kenikmatannya semalam. Dan ketika dia sudah sangat segar dan bugar, dia menjalankan aktingnya tanpa rasa bersalah ketika melihat Riana yang meringis kesakitan akibat perbuatannya. Dalam hati Raehan mengutuk dirinya sendiri. Bukankah dia sudah melakukannya dengan sangat perlahan?

"I don't know. Kakiku terasa pegal dan area V-ku sakit." Ucapnya mencoba turun dari ranjang.

"Kau mau periksa ke dokter? Mungkin kau mau kedatangan tamu bulananmu. Bukankah kau bilang kadang-kadang sakit?" 'Great Raehan. Habislah kau kalau dokter memeriksa istrimu.'

"What? NO!! Apa kamu punyaku dilihat-lihat dokter?"

"Kill me first!" 'Haha. Kau bajingan sejati Rae.' Batinnya geli pada kekonyolannya sendiri dan tentunya, geli pada kepolosan istrinya juga. Tidak sekalipun Riana mencurigai Raehan yang selalu saja bersandiwara untuk mendapat perhatian Riana. Riana, akan selalu mempercayainya. Itulah bagian terbaik dari istrinya.

"I love you. Thanks for everything." Ucap Raehan yang membuat Riana tersenyum tanpa mengerti apa maksud kata-kata Raehan yang sebenarnya. Si Tidak Tahu Apa-apa itu hanya mencoba berjalan senormal mungkin ke kamar mandi setelah mendapat kecupan lembut di keningnya. Hal yang dilakukan Raehan kapanpun dan dimanapun ia suka.

'Kau adalah ciuman pertamaku, malam pertamaku, dan cinta pertamaku. Aku tak tahu sejauh apa jodoh yang kita punya, tapi aku akan berdo'a kita akan bahagia dalam masa yang lama. Denganmu Riana...hanya denganmu, kurasakan gejolak yang menggelora yang aku sendiri tak kuasa menahannya. Kalaupun aku menjadi bajingan kepadamu, itu karena aku begitu mencintaimu. Kalaupun aku sampai sebegininya, itu karena aku menginginkanmu sebegininya. Jadi maafkanlah aku. I love you...i love you.... and i want to stay with you forever... even after because love is.... all about you. Only all about you...."

( Bonus video orang ganteng 😅😅😅😅😅. One of my favourite 😍😍😍😍😍)



*Seems weird to having sex like that maybe. But everything possible in fiction. So just enjoy the story 😛😛😛😛😛😛😛😛😛

*more few extra part will coming next 😆😆😆😆

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang