BOSSY

2.3K 197 1
                                    

"Tante udah bilang, kamu gak perlu bantu tante. Cukup fokus sama kuliah kamu aja. Tante kan sudah punya pegawai yang bantuin tante sayang." Ujar seorang wanita paruh baya yang membuka rumah makan masakan Indonesia di salah satu street di Singapur. Adik dari ibu Riana, Yunita Ari. Seorang janda yang sayangnya tidak dikaruia anak, karena itu dia senang sekali ketika Riana akan tinggal di rumahnya. Riana memang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

Tiap hari saat tidak ada kelas, Riana yang memang menumpang tinggal di rumah tantenya itu selalu berusaha membantu tantenya. Kadang melayani, kadang menjaga di kasir, bantu-bantu di dapur, ataupun mengirimkan delivery order ke wilayah yang memang dia sudah tahu atau paling tidak dekat dari restauran yang sudah berdiri hampir lima tahun itu.

"Dan berapa kali Riana harus bilang Tan, Riana senang kok bantu tante. Toh Riana juga gak ngapa-ngapain. Mana sini, Riana antar abis itu Riana langsung ke rumah Ling ya tan, ada tugas kelompok." Ucap Riana yang sudah menaiki sepeda motor restauran. Meski Riana anak orang berada, dia tidak malu sekalipun mengendarai motor dengan box restaurant di belakangnya, atau mengantar pesanan pelanggan. Ayahnya memang sudah menanamkan kemandirian pada Riana sejak dini. Dan Riana sudah terbiasa dengan hal itu.

***

Cape Luxury Apartment

"Good Morning miss. Can i help you?" Sapa seorang reseptionist ketika Riana sudah sampai di tujuannya.

"Morning. I bring the delivery for Mr.... Siswanto. Apartment number 405."

"Let me confirm first. Please wait a minute." Pinta resepsionis dengan senyum yang selalu terpasang itu.

"Sure. No problem."

Setelah dikonfirmasi, Riana pun melanjutkan perjalanannya setelah diberitahu lantai apartemen tujuannya.

'Kebetulan banget namanya Siswanto. Dunia pasti selebar daun kelor kalau ternyata Siswanto ini sama seperti Om sis yang aku kenal. Hihihi.'

*

Dan Riana hanya bisa membeku ketika mendapati dunia memang benar-benar terasa seperti selebar daun kelor. Karena bukan hanya mendapati Siswanto yang sama seperti Siswanto yang ia kenal, tapi dia juga mendapati Raehan yang dia kenal sedang berdiri dan menatapnya tajam, dengan tangan yang sudah terlipat di dadanya.

Riana menelan salivanya. Sedang Siswanto sedang meletakkan pesanan bosnya itu. Sepertinya akan ada pembicaraan yang serius sekarang. Setidaknya itulah yang akan Sis rencanakan.

"Besar juga nyalimu untuk muncul lagi di hadapanku. Apa kau sengaja menguntitku atau apa? Apa kau tertarik padaku? Aku tahu gadis macam kamu ini, gadis biasa yang mendekati pria kaya agar bisa mendapatkan hidup yang wah."

Riana mendelikkan matanya. Ingin sekali dia merobek mulut jahat pria di hadapannya itu. Riana sudah mengepalkan tangannya, tapi dia teringat kalau dia berhutang pada pria bermulut tajam itu.

"Papaku mungkin tidak sekaya keluargamu yang entah sekaya apa, tapi dia mencukupi semua kebutuhanku, jadi aku tidak butuh pria kaya, apalagi sesombong dirimu hanya untuk mendapatkan kehidupan yang wah. Jadi jaga mulut jahatmu itu."

"Hey hey.. anak muda. Ada apa dengan kalian sebenarnya, kalian iti tidak saling mengenal, apa perlu kalian bermusuhan seperti ini. Dan Rae, please, dia ini hanya seorang gadis. Jangan terlalu galak padanya."

Rae kini menatap horor asistennya, bagaimana bisa Sis meminta Rae untuk bersikap lembut pada trouble maker seperti Riana. Jangan lupa, Rae selalu tertimpa sial setiap kali dia bertemu dengan gadis itu.

"Om tahu, dia yang merusak macbook mu, tapi dia kan tidak sengaja. Ya kan Riana?"

Sis sedikit khawatir kalau Riana tidak mau bekerja sama dengannya, tapi nyatanya Riana sangat mengerti apa yang sedang dipikirkan Sis. Pria itu sedang mencoba menenangkan boss nya yang sangat moody itu.

"Ya. Dan aku akan lakukan apa saja untuk menebus kesalahanku. Katakan saja berapa yang harus kubayar. Aku akan mencicilnya."

Rae terbahak. Sombong sekali gadis tengil di hadapannya itu. Dia pikir semurah itu mengganti kerugiannya.

"Hey miss. Trouble maker, kecuali kau mencarikan asisten rumah tangga yang kerjanya bagus dan jago masak makanan asli Indonesia, berapa banyakpun uang yang kau ganti tidak ada gunanya buatku."

"Okay."

Rae mengerutkan dahinya sedang Sis masih menahan tawa. Bahagianya menjadi anak muda.

"Jadi siapa rekomendasimu Riana?" Tanya Sis yang kini sudah berdiri persis di samping bossnya yang masih melihat Riana dengan garang.

"Aku. Riana Saraswati Wiyoto. Kalau cuma masalah asisten rumah tangga dan memasak, itu bukan masalah besar bagiku. Kapan aku mulai bekerja?"

'NO WAY...'

* No prolog no panjang-panjang... masih warming up ini yak. Klimaks mana klimaks ya 😅😅😅😅

* Thanks for reading 😘

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang