Riana Saraswati adalah seorang gadis yang beruntung. Terlahir sebagai sulung pengusaha ternama. Dia memiliki semuanya. Wajah cantik, kasih sayang orang tua, keluarga yang bahagia dan cita-cita di depan mata. Tapi apa yang terjadi jika dia harus kehi...
"Hey!" Sapa Andra sambil menepuk bahu Riana, membuat gadis itu terkejut.
"Kakak ingin aku mati ya?"
Lelaki itu terkekeh dan mengacak-ngacak rambut Riana yang terurai. Riana hanya berdecak kesal. Pria itu selalu memperlakukannya seperti anak kecil.
"Bagaimana pekerjaanmu? Semuanya lancar?" Tanya Andra sambil berjalan beriringan dengan Riana. Mereka baru saja tiba dan tidak sengaja bertemu di luar parkiran samping.
"Hmm." Hanya itu yang bisa Riana ucapkan. Dia tak mungkin mengatakan ini itu yang pasti membuat pria 28 tahun itu khawatir.
"Kakak jarang kelihatan di kantor ya?" Tanya Riana yang memang suka berharap melihat Andra di kantin perusahaan, tapi nyatanya, pria itu hampir tidak pernah kelihatan.
"Aku ini manager proyek. Jadi ya, lebih sering di lapangan. Kenapa? Kau merindukanku?"
"Apa sih kak? Jangan ge-er ya! Aku hanya tidak pernah melihat kakak di kantin. Jadi aku penasaran, makanya bertanya."
Andra hanya ber-O ria dan mereka melanjutkan sisa perjalanan mereka dengan diam. Mereka tak sadar, kalau ada dua pasang mata yang mengawasi mereka. Raehan yang masih belum turun dari mobilnya, dan Laras yang tak sengaja menangkap kebersamaan mereka.
***
"Boleh aku bicara sesuatu?" Tanya Riana ketika dia mengantarkan sarapan pagi Sang CEO, ommelete veggie dan smoked beef.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bicaralah!" Ucap Raehan setelah menyuapkan satu suapan.
"Sepertinya akan lebih baik kalau mulai besok, biar asisten dapur yang mengantar makananmu."
TREK.
Riana terkejut ketika Raehan meletakkan garpunya secara keras. Dilihatnya Raehan yang menatap Riana dengan tajam, membuat Riana menelan salivanya.
Riana melangkah mundur ketika Raehan terus berjalan mendekatinya. Membatasi ruang gerak Riana dan mengurung Riana di antara kedua tangan kekarnya. Hanya dinding kantor yang menjadi sandaran Riana agar dia bisa tetap berdiri. Karena sungguh, apa yang dilakukan Raehan benar-benar mengintimidasi Riana dan membuat lututnya gemetar karena ketakutan.
"Ma-mau apa kau?" Riana bisa melihat liontin pemberiannya menjuntai karena Raehan melepas 2 kancing kemejanya. Pria itu, apa dia selalu memakai kalung pemberian Riana?
"Apa kau tidak bisa lihat? Lihat aku Riana. Apa kau tidak tahu apa yang kumau?"
Riana hanya memalingkan wajah. Dia ingat ketika Sis mengatakan kalau Raehan menyukainya, tapi Riana mati-matian menyangkalnya. Saat ini, dia bahkan tidak punya tempat di hatinya yang bisa ia goreskan dengan nama seseorang.
"Look at me Riana!" Ucap Raehan keras dan tajam. Riana masih memalingkan wajahnya, dia tidak akan sanggup melihat Raehan karena bulir air matanya sudah akan berontak.