"Apa kau gila? Sebenarnya kau ini pacarnya siapa? Atau memang benar kau masih berhubungan dengan Riana?" Ucap Kirana yang juga dipanggil Laras oleh beberapa kenalannya.
"......."
"Apa kau pikir aku bodoh sama seperti orang-orang itu? Semua orang pikir gadis itu adalah malaikat, tapi sebenarnya dia hanyalah gold digger saja. Aku sudah bilang jangan menemuinya lagi. Kenapa kau sangat jahat padaku? Heh?" Kesal Laras mulai terisak. Menarik perhatian dua orang yang kebetulan berada di dekatnya.
"....."
"Dia sudah mendapatkan apa yang ia mau. Lelaki kaya yang bisa mencukupi kebutuhannya. Dia tidak membutuhkanmu lagi Andra. Sadarlah itu."
"...."
"Kau tahu? Aku tahu dia sangat mencintaimu dari dulu. Aku tahu dia sakit hati karena kau hanya mencintaiku. Jadi kalau kau juga masih mencintainya. Lupakan saja aku. Kalaupun kau mau menjadi simpanannya, aku tidak peduli. Kita-putus."
Dan Kirana langsung mematikan telepon genggamnya. Melangkah cepat menuju ke toilet untuk merapikan riasannya yang mungkin berantakan karena air mata.
Sedang di sana, Raehan masih terdiam di tempatnya. Mencoba mencerna kata-kata wanita tadi. Raehan masih bisa positif thinking jika wanita tadi hanya menyebutkan satu nama, Riana. Mungkin hanya kebetulan. Tapi ketika wanita itu juga menyebut nama Andra, manager proyek di perusahaan pusat DK Group. Yang Raehan sudah ketahui adalah cinta pertama Riana. Pria yang selalu ingin Raehan jauhkan dari Riana dengan alasan pekerjaan yang mengharuskannya sering ke luar kota, pria yang membuat Riana sulit membuka hatinya untuk cinta Raehan yang membara, Raehan tidak mungkin tidak terusik. Apa iya? Apa iya mereka.... bahkan untuk membayangkannya saja Raehan tak sudi. Riana miliknya. Hanya miliknya.
"Jangan terlalu cepat menyimpulkan! Ayo!" Ucap Sis menyadarkan Raehan dari kegundahannya. Benar. Jangan terlalu cepat menyimpulkan.
***
Rapat Mega proyek yang akan diluncurkan salah satu anak perusahaan DK Group mendapat perhatian penuh. Semua tim yang terlibat dikumpulkan untuk memastikan segala sesuatu berjalan lancar. Harusnya Raehan sangat fokus untuk proyek mega ini, tapi matanya sibuk beradu pandang dengan manager proyek yang juga menatapnya dengan berani. Pada akhirnya, rapat harus dihentikan karena ketidak fokusan Raehan.
"Bisa kita bicara sebentar, Sir?"
Raehan tersenyum sinis. Sombong sekali pria di hadapannya ini. Berani menghadang CEO utama tempat ia bekerja.
"Tolong urus persiapan lunch meeting nanti om. Aku harus membersihkan sesuatu dulu. Aku tidak suka parasit."
Pria itu tak gentar sama sekali. Dia melindungi apa yang menurutnya harus dilindungi. Dan dia tidak akan takut untuk itu. Sekalipun dia mungkin akan kehilangan pekerjaannya setelah ini.
Sis hanya menghela nafas dan meninggalkan kedua pemuda tegap itu.
"Tinggalkan dia!"
Raehan langsung meradang. Dia tahu betul apa maksud pria berambut light brown itu. Tangannya mengepal. Mereka bahkan tidak berinisiatif untuk duduk sama sekali.
"Apa hakmu melarangku memiliki apa yang memang hanya milikku?" Tanya Raehan dengan masih mengatupkan giginya yang rapi. Dia benar-benar menahan amarahnya.
"Karena aku mengenalnya sejak kecil. Kami tumbuh bersama. Dan aku tahu betul, orang sepertimu tidak bisa membahagiakannya. Kalau kau benar-benar mencintainya. Maka tinggalkan dia. Aku akan bicara dengan om Wiyoto. Dia selalu mendengarkanku."
BUGH.
Andra langsung tersungkur hanya dengan satu pukulan emosi Raehan. Berani sekali pria sok itu menyuruhnya sesuatu yang tidak akan pernah ia lakukan. Berani sekali dia menyuruh Raehan meninggalkan Riana ketika dia bersumpah akan menghancurkan siapa saja yang ingin memisahkannya dari belahan jiwanya itu. Apa pria gila ini tidak tahu, kalau Riana adalah air dan udara bagi kehidupan Raehan? Berani sekali dia!
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVE
RomanceRiana Saraswati adalah seorang gadis yang beruntung. Terlahir sebagai sulung pengusaha ternama. Dia memiliki semuanya. Wajah cantik, kasih sayang orang tua, keluarga yang bahagia dan cita-cita di depan mata. Tapi apa yang terjadi jika dia harus kehi...