EXTRA PART ( Sis & Nindya )

3.2K 160 2
                                        

Siswanto's POV

Tahukah kamu bagaimana rasanya mencintai seseorang tanpa batas, tapi ada batas yang besar yang menghalangi cinta tanpa batas itu sendiri?

Tahukah kamu bagaimana rasanya merindu seseorang yang bahkan tak pantas kau rindukan?

Tahukah kamu bagaimana rasanya memendam rasa yang menggebu di dalam hatimu hanya pada satu nama sampai hatimu tertutup untuk yang lainnya?

Sakit, Sesak. Terkadang cinta itu memang menyakitkan, tapi lebih baik dari pada hidup tanpa cinta. Karena cinta itu adalah nafasku. Satu-satunya alasan aku bertahan sampai separah ini. Sampai selama ini.

Namanya Nindya Putri Adibrata. Bungsu keluarga Adibrata. Keluarga majikan ayahku yang bekerja sebagai asisten Tuan Adibrata. Aku yang tinggal di satu sudut di kavling rumah besar keluarga Adibrata, mengenalnya sejak kecil. Kami besar bersama, walau kami bukanlah teman. Aku hanya memandanginya sejak dulu. Dari belakang pohon cemara yang rindang, dimana pengecut seperti diriku bersembunyi.

"Ayah tidak ingin kau memandangi non Nindya seperti itu. Kita ini cuma pelayan di sini nak. Jangan sekali-kali mengharapkan rembulan jatuh ke pangkuanmu. Kita wong kecil. Kita harus tahu diri." Ucap Ayahku ketika aku berusia 16 tahun, dan si Cantik pujaanku baru genap berusia 10 tahun. Sepuluh tahun. Itulah pertama kalinya aku melihatnya dengan tatapan yang berbeda. Dia yang selalu anggun denga terusan baby dollnya, dia yang selalu tersenyum dengan tatapan sendunya. Dialah yang pertama kali membuatku merasakan kupu-kupu di dadaku. Mengepak-ngepakkan sayap yang menggelenyar di sekujur tubuhku. Sejak saat itu. Hanya namanya yang memenuhi relung hatiku. Hanya namanya seorang.

***

Tahun berganti tahun. Aku yang dikirim Tuan Arya Adibrata untuk belajar manajemen ekonomi terbaik di harvard kembali dan lagsung ditugaskan menjadi asisten cucunya, Raehan Anugrah Adibrata yang baru berusia 12 tahun, sedang usiaku 24. Tuan Adibrata memang baik dan dermawan. Sekalipun ayah ibuku meninggal karena kecelakaan ketika aku baru saja lulus SMA, beliau tetap menjagaku seolah-olah aku bagian dari keluarganya. Dan sekaranglah waktunya aku membalas budi baiknya.

Aku memang sengaja dipersiapkan untuk menjadi asisten bocah malang yang sudah yatim piatu sejak kecil itu. Dan aku senang hati menerimanya, karena itu berarti, aku punya kesempatan untuk bertemu dengan pujaanku yang sudah tidak pernah kulihat lagi selama 6 tahun lamanya.

Tapi alangkah terkejutnya aku, karena aku ketika aku kembali, gadis pujaanku ternyata sedang bermasalah. Dia berada di rumah sakit karena trauma yang dideritanya. Dia, seperti kebanyakan gadis ningrat lainnya, menjalani perjodohan dan membuatnya harus menikah di usia 17 tahun, tepat setelah ia lulus SMA. Tapi ternyata, suami sialannya adalah laki-laki psikopat yang menyiksanya di malam pengantin. Membuatnya trauma dengan pernikahan sampai sekarang.

Tuan Arya yang sangat marah karena tidak tahu menahu masalah penyakit menantunya langsung membuat bangkrut perusahaan si Sakit Jiwa itu. Diapun menyesali keegoisannya yang menjodohkan putri satu-satunya. Setelah itu, Nindya menjadi pribadi yang tertutup. Dia hanya mengambil home schooling di rumah dengan pengawasan CCTV dan aku sangat beruntung, karena Raehan dekat dengan tante cantiknya itu. Perlahan-lahan, aku punya kesempatan bicara dengannya. Dia masih sangat tertutup. Hanya berbicara seperlunya, tapi perhatiannya sebagai seorang wanita semakin membuatku hanya tertuju padanya. Sampai akhirnya, Raehan cukup besar untuk mengetahui perasaanku dan menjadikan hal itu untuk meledekku kapanpun ia mau. Anak itu memang keterlaluan.

Lima belas tahun telah berlalu. Meski usianya kini sudah 33 tahun, kecantikannya tetap tak tertahankan. Membuat kepakan sayap di hatiku tak berkurang sedikitpun untuknya. Malah semakin menjadi-jadi saja.

"Akhh... Coba tan, pegang ini, sepertinya babiesku sedang jogging di dalam perutku." Ucap Riana yang sedang mengunjungi Nindya di rumah besarnya. Satu lagi keberuntunganku, Riana mengindamkan Nindya selama kehamilanmya. Dan meski sekarang usia kandungannya sudah masuk bulan ke enam, dia masih saja merengek untuk melihat tante cantiknya itu. Dan suaminya yang posesif dengan istri kesayangannya itu tentu saja tak pernah melewatkan moment-moment untuk mengekori istrinya itu. Memberikan kesempatan yang banyak bagiku untuk turut serta mengekori Raehan.

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang