DREAM CATHER

2.1K 167 8
                                    

"Are you joking me?" Tanya Raehan ketika Riana sudah selesai memasang asessoris konyol yang ia sebut dengan penangkap mimpi. Gotta be joke, right?

"Ini adalah alat yang manjur, kalau tidak, mana mungkin banyak yang menjual dan membelinya. Iya kan?"

"Itu sugesst namanya, karena orang-orang percaya dream catcher itu berkhasiat, makanya mereka pikir alat itu benar-benar bekerja. Nyatanya tidak." Decak Raehan yang lalu membantu Riana turun dari kursi yang dinaikinya. Riana bersikap biasa saja ketika Raehan memegang pinggangnya, hingga tubuhnya yang ringan bisa melompat ke bawah. Lain dengan Raehan yang sudah terlampau dewasa untuk tidak memikirkan hal yang menggelitik itu.

"Hey.. ada apa denganmu?" Tanya Riana yang melihat Raehan melamun setelah menurunkannya.

"Ah.. nothing. Belajarlah sana! Bukankah, besok kau ada ganti hari mid semester yang kemarin." Jawab Raehan gugup. Bagaimana bisa dia bilang pada Riana, kalau setiap kali dia menyentuh Riana, darahnya berdesir hebat dan jantung berpacu seakan-akan ingin meloncat ke luar.

"Humm, untung aku cuma absen sehari. Tante akan pulang besok, terima kasih sudah menampungku. Sebenarnya, tante tidak tahu kalau aku takut sendirian. Aku bilang Ling akan menemaniku menginap, jadi tante bisa tenang. Aku tidak suka terus merepotkan tante. Dia sudah banyak membantuku selagi aku di sini." Ujar Riana sembari mengambil tasnya yang dia letakkan di atas sofa. Dia baru saja pulang kuliah, dan tidak menyangka kalau Raehan ternyata ada di rumah.

Rasanya tak rela membiarkan Riana pulang ke rumahnya. Walau cuma tiga hari, tapi Raehan sangat nyaman bersama Riana. Mereka sudah seperti pengantin muda saja. Bedanya, mereka selalu terlibat dalam perdebatan-perdebatan kecil yang berujung aksi mengalah salah satunya. Kadang Riana yang mengalah. Kadang juga Raehan yang mengalah. Walaupun karena kehadiran Riana, Raehan harus menyulap ruang fitnessnya menjadi kamar dengan menambahkan kasur di dalamnya.

"Apa kau menyukai seseroang?" Tanya Raehan cepat. Walaupun Riana masih delapan belas tahun, sangatlah aneh jika dia tidak bergetar sama sekali dengan semua kedekatan mereka. Padahal Raehan selalu intim padanya, seperti menggenggam tangan, menjahilinya dengan menggelitik ataupun pura-pura mensmack downnya, bahkan setelah lumatan pertama itupun, Riana seakan-akan melupakannya begitu saja.

Riana yang sedang menulis note langsung terhenti. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang tidak pernah ingin ia dengar, karena jawabannya akan sangat sulit ia katakan, karena jawabannya akan membuka lagi kenangan pahit yang sengaja ia tinggalkan di negerinya. Dia ke sini untuk itu kan? Melupakan seseroang yang tidak akan pernah bisa ia miliki.

Raehan yang melihat perubahan raut wajah Riana langsung dapat menemukan jawabannya. Jadi memang ada. Pantas saja Riana tidak merasakan apapun padanya, karena dia sudah merasakan hal itu pada yang lainnya. Raehan mengepalkan tangannya. Apa selamanya Raehan tidak akan pernah bisa menggantikan pria sial yang ada di hati Riana. Sial! Sial! Kutukan sialan.

"Siapa dia?" Tanya Raehan ingin segera menghancurkan pria yang menjajah hati Riana itu.

"Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang tidak akan pernah bisa aku milki."

Ha! Begitu. Baguslah. Raehan yang kesal sekarang lega. Jadi dia hanya pria brengsek yang sudah mematahkan hati Riana. Bukan masalah. Sekarang, Riana tidak punya pilihan selain melupakan pria itu kan? Dan pada akhirnya, hanya Raehan yang akan ia lihat untuk seterusnya.

'Setidaknya aku berterima kasih pada pria bodoh yang sudah mematahkan hatimu. Kalau tidak, kurasa kau tidak akan berada di sini untuk melupakannya. Benar ka?'

***

5 tahun kemudian

"Lepaskan aku! Aku harus memasak, memang kau tidak lapar?" Tanya Riana yang selalu saja diganggu suaminya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lepaskan aku! Aku harus memasak, memang kau tidak lapar?" Tanya Riana yang selalu saja diganggu suaminya itu. Setelah menikah dia selalu saja manja.

"Lapar. Lapar sekali. Tapi aku ingin makan kamu saja. Karena kamu itu sangat nikmat." Bisik Raehan di ceruk leher istrinya. Bahkan setelah pernikahan tahun ketiganya pun, Raehan selalu merasa seperti pengantin baru.

"Manjanya. Apa kau ini tidak pernah puas? Hmm?? Kau akan membuatku anemia karena tidak pernah membiarkanku istirahat." Ucap Riana sambil merapikan anak rambut suaminya yang berantakan karena baru bangun tidur.

"Aku membiarkanmu istirahat ketika aku sudah berangkat ke kantor. Tapi kalau malam, kau harus melayaniku. 3 sampai 5 ronde setiap malamnya, dan satu ronde di pagi hari."

"Astaga Raehan. Kau ini beruang grizzly atau apa?"

Tapi pada akhirnya, Riana membiarkan saja ketika Raehan sudah mulai bergerilya, menyentuh miliknya yang sangat indah. Rona yang menggemaskan, halus beledu kulitnya, dan segala hal miliknya yang terasa pas ketika ia melakukan penyatuan. Tak ada lagi yang terdengar selain deru nafas yang memburu dan desahan yang bersaut-sautan. Raehan bahkan tidak mau repot dengan membawa miliknya ke kamar. Dia akan melakukan kapanpun dan dimanapun ia menginginkannya.

"SHIT!!"

Raehan terpekik ketika dia merasakan basah di antara kakinya. Haha. Efek dream catcher itu sepertinya sangat mujarab karena lebih dari sekedar mimpi indah yang diberikan alat aneh yang menggantung itu, tapi mimpi luar biasa indah yang terasa begitu nyata baginya.

"Oh! Kau sudah bangun! Aku baru ingin membangunkanmu."

"CEPAT SINGKIRKAN BENDA SIALAN ITU DARI KAMARKU! AKU TIDAK INGIN BENDA SIALAN ITU BERADA DI KAMARKU."

Riana memicingkan mata. Ada apa sih dengan Raehan? Kenapa dia ngamuk-ngamuk seperti itu.

"Kalau tidak suka lepaskan saja sendiri. Dasar rewel! Minggir, aku ingin mengganti seprainya."

"Apa? No? I mean later, aku lagi naked sekarang."jawab Rahan gugup. Dia tidak mungkin membiarkan Riana melihat hasil kenikmatannya semalam.

"Ew. Kau ini. Aku akan membuat sarapan dulu. Cepat mandi.. dan pakai baju!"

Riana memang sudah kembali ke rumahnya. Tapi dream catcher itu sepertinya berfungsi terlalu baik, hingga membuat Raehan frustasi seperti sekarang sampai memimpikan Riana versi dewasa 5 tahun ke depan. Menikah dengannya dan menikmatinya setiap hari.

'Astaga! Aku benar-benar menginginkannya.'



*Jhahahahhahaha..... aku juga punya dream cather di rumah. Percaya gak percaya dengan alat itu yang jelas jangan lupa berdo'a sebelum tidur. Setidaknya kita gak akan mimpi buruk. 😎😎😎😎😎😎

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang