EXTRA PART ( KIRANA )

2.7K 143 1
                                    

KIRANA'S POV

Dear Tuhan,

Apakah aku akan mati sekarang?

Apakah malaikat mautMu akan mencabut nyawaku sekarang?

Apakah ini balasan atas segala dosaku karena menyakitinya?

Adikku....

Adikku yang manis...

***

FLASH BACK ON

Aku tak pernah menyangka, masa kecilku yang bahagia harus hancur berkeping-keping. Keluargaku yang bahagia, kini tiada lagi. Yang ada hanya aku seseorang dengan kesepian dan kebencian. Kesepian karena ditinggal mama yang sangat aku cintai dan kebencian karena ayah yang aku banggakan mengkhianati mama hingga mama meninggal karena kesedihannya.

Itulah yang ditangkap oleh seorang gadis kecil yang baru berusia 7 tahun sepertiku. Aku sakit hati karena tahu-tahu ada bayi 2 tahun lucu yang ayah bilang sebagai adikku dan seorang ibu tiri berperut besar. Sepertinya, dia akan segera melahirkan. Ayah mengatakannya ketika aku baru saja kehilangan ibuku. Ibu yang kusayangi. Ibu yang aku cintai. Dan ayah bilang, aku akan tinggal bersama mereka, sedangkan perempuan berperut besar itu akan menjadi ibuku. No!

Aku tidak terlalu ingat, tapi yang jelas aku meraung-raung sambil berteriak. Memuntahkan emosi karena dengan mudahnya, ayah mengkhianati ibu dan mengatakan bahwa ibuku hanya satu dan tidak ada yang dapat menggantikannya. Mulai saat itu, aku membencinya. Membenci ayahku dan keluarga sialannya yang selalu bahagia itu.

Tapi aku hanya bocah kecil 7 tahun yang tak mungkin hidup sendiri, akhirnya aku mulai terpaksa hidup dengan keluarga Wiyoto ketika ibu tiri berperut besar  itu bilang aku akan tinggal di panti jika tidak ikut dengan mereka.

Waktu terus berjalan. Si kecil Riana tumbuh menjadi bocah yang cantik. Aku membencinya karena aku tahu, dia anak dari perempuan yang merebut ayahku. Perempuan yang datang ketika dia bahkan belum  dilahirkan. Terkutuklah otak jeniusku yang membuatku memahami segala keruwetan hidupku walau usiaku masih berusia 7 tahun. Sedikit dari hasil memguping pembicaraan ayah dan ibu saat  itu, dan sisanya dari kesimpulanku sendiri.

Riana. Riana. Riana. Selalu saja si kecil Riana itu menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena kecantikan yang membuatnya seperti barbie hidup tapi karena sepertinya apapun yang dilakukannya akan mengundang kebahagiaan orang-orang. Bahkan jika itu kenakalannya sekalipun.

'Kakak.... main yuk.'

'Kakak.. aku mau bersekolah di tempat yang sama dengan kakak'

'Kakak... bajuku bagus tidak?'

'Kakak.'

'Kakak.'

'Kakak'

Arrrghhhh. Semua kilasan tentang Riana yang mengganggu hidupku tak pernah hilang. Walau aku selalu kejam padanya, walau aku tidak pernah mempedulikannya, walau aku hampir membuatnya mati kehabisan nafas ketika aku mendorongnya di kolam renang, dia selalu saja datang dan datang lagi padaku, seolah kesabarannya tidak pernah habis. Dan itu membuatku semakin membencinya.

Tahun berganti tahun, hari yang kunantikan tiba. Aku lulus SMA, dan saat itu aku langsung keluar dan tinggal mengekost. Meninggalkan keluarga yang selalu sok baik padaku, dan juga.. Andra. Seorang pria sebayaku yang selalu tersenyum tidak jelas padaku. Seseorang yang Riana sukai walau usia mereka terpaut 6 tahun.

Tapi rupanya aku salah, aku justru bertemu lagi dengannya karena ternyata dia satu kampus denganku. Perlahan-lahan, aku dekat  dengannya, semakin dekat dan dekat lagi. Sampai dia menyatakan perasaannya padaku, sampai akhirnya aku menerimanya karena aku yakin itu akan menyakiti Riana.

Riana. Riana. Riana.

Entah kenapa aku begitu membencinya. Sekalipun aku tahu akhirnya alasan ayahku yang menikah lagi adalah karena ibuku yang ternyata berselingkuh lebih dulu dan membuat ayah menceraikannya, tapi itu tidak mengurangi kebencianku padanya. Aku justru semakin benci dan benci pada gadis yang tumbuh semakin cantik lagi itu dan menjadi perhatian semua orang. Lupakan nilainya yang pas-pasan. Lupakan sifatnya yang manja, lupakan kebawelannya, dia akan tetap dicintai semua orang.

FLASH BACK OFF

***

Tuhan.....

Aku tahu aku salah

Aku tahu aku tak punya alasan untuk membencinya, tapi aku terus saja menyakitinya.

Aku bahkan berakting agar CEO menganggapnya gadis yang tidak baik.

Aku bahkan menggunakan Andra yang jelas-jelas mencintaiku dengan semua sifat burukku.

Aku bahkan bekerja sama dengan wanita gila itu, ketika dia mengatakan ingin merebut Raehan dari Riana.

Tapi, ketika dia berusaha menyelamatkan nyawaku,

Ketika dia tetap mengatakan jika dia mencintaiku setelah semua kejahatan yang aku lakukan padanya,

Detik itu aku sadar, aku tidak membenci gadis itu.

Aku......

Aku hanya iri padanya, Tuhan.

Karena dia begitu cantik dan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa berusaha sedikitpun.

Tapi sekarang aku mengerti kenapa Kau melebihkannya dengan kasih sayang,

Karena dia pantas mendapatkannya.

Jadi Tuhan,

Ambilah nyawaku karena ini memang milikMu.

Tapi jika kau berkehendak. Biarkan aku bernafas lebih lama untuk memperbaiki segalanya.

***
Author's POV

"Kakak.... bangunlah. Kau sudah menjadi aunty sekarang. Aku sudah melahirkan putra-putraku. Mereka lucu sekali. Kumohon kak... bukalah matamu."

Dan hal itu seperti mantra yang menjemput Kirana kembali ke dunia setelah koma selama hampir setahun. Matanya mengerjap perlahan dan dilihatnya sang adik yang tengah menangis di sampingnya.

"Ya Tuhan! Laras! Kau sadar."

Suara Andra langsung membuat Riana mendongakkan kepalanya yang sedari tertunduk. Membuatnya langsung menghujani Kirana dengan pelukan, ciuman dan air mata bahagia.

Dan ketika sang ayah juga muncul, air mata Kirana mulai berjatuhan.

"Terima kasih karena telah bertahan, nak. Terima kasih." Ucap Wiyoto dengan air mata kelegaan sembari menggenggam tangan Kirana yang kurus.

Kirana tersenyum. Ya. Tuhan memberinya hidup kedua, itu artinya, dia harus memperbaiki segalanya.

'Tuhan. Bolehkah aku bahagia sekarang?'




* Part ini so flat. Sorry. Karena menulis kisah Kirana ternyata gak cukup dalam 1 chapter aja 😥😥😥😥😥 Sedang aku udah kebayang-bayang work selanjutnya. Jadi kumaha atuh? Seadanya wae lah😜😜😜😜😜😜

* Menuju last part tomorrow 😄😄😄😄😄😄😄 hosh hosh hosh

WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang