Saat kamu tidak bisa menutup telinga dari penghakiman dunia,
Maka diamlah
Temui aku,
Di tempat yang sama
Di hatimu.
Aku keyakinan yang tidak pernah kamu ragukan.
Aku suara hatimu, kamu percaya padaku, dan akan kutunjukkan kebenarannya.
—Destiny—
Seorang lelaki tak melepaskan matanya dari laptop yang dia pegang dengan tangan kiri, dengan mulut yang penuh dengan roti yang dia jejalkan sebab tidak bisa memegangnya— dia mengetikkan beberapa huruf di keyword. Bola matanya bergerak dari kiri ke kanan membaca ulang tulisannya, setelah merasa revisiannya sudah selesai dia mengirim file laporannya ke email sang dosen.
"Ahhhh! Bebanku terangkat." Jeon Jungkook meregangkan otot di lehernya yang tadi kaku karena menunduk. Laptopnya sudah dia masukkan lagi ke dalam tas.
Dia sedang berada di peron kereta api bawah tanah tadi, saat dosennya tiba-tiba meminta lelaki itu segera mengirim laporan akhir program kerjanya. Dia bahkan membiarkan dirinya terlewat dua kereta karena setelah membaca pesan dari dosen pembimbing praktek kerja membuatnya tak sempat mencari tempat duduk untuk mengerjakan sisa laporannya atau sekedar memakan pelan-pelan roti sarapannya.
Hari ini Taehyung—teman satu fakultasnya—mengabarkan bahwa tidak ada mata kuliah, jadilah pemuda tampan bersurai hitam itu melanjutkan misinya yang baru sempat terlaksana. Ini hanya sekedar keisengan Jeon Jungkook ketika memiliki waktu luang. Dia biasa berjalan-jalan mengabadikan apa saja disekitarnya lalu dijadikan video dokumenter dengan latar keindahan kota Seoul.
Selain iseng, Jungkook juga menjadikan hobinya sebagai alternatif untuk menghasilkan uang. Dia menjadi content creator youtube dengan memfokuskan diri untuk menghasilkan video-video destinasi wisata menyenangkan di Kotanya. Terhitung dia sudah memiliki seratus ribu subscriber.
Hari ini dia akan mengabadikan momen-momen di gunung Namsan. Biasanya dia membawa Taehyung, tetapi hari ini dia sendirian.
Dia memasuki gerbong kereta yang berhenti di depannya. Ternyata hari ini kereta sedang penuh. Jadilah dia berdiri karena tidak mendapat tempat duduk.
Keadaan kereta sedikit penuh, maklumlah jam-jam kerja dan sepertinya semua orang memakai kereta hari ini.
Seorang perempuan seperti kepayahan menyusup di antara tubuh pria-pria. Dia tidak mendapat tempat duduk dan sepertinya dia masuk ke gerbong yang salah.
Jeon Jungkook yang dari tadi memperhatikan perempuan itu sejak dia bersuara meminta laki-laki di depannya agar bisa lewat, sedikit mendekatkan dirinya pada perempuan yang memakai slip dress berwarna hitam, dia merasa keberadaan perempuan di antara laki-laki sangat rentan terhadap kejahatan seksual.
Benar saja.
Tak lama seorang lelaki yang terlihat berusia kepala tiga dengan sengaja menabrakkan diri pada perempuan itu hingga si perempuan terdorong. Tak hanya itu si pria dengan jas berwarna abu-abu itu juga kembali melakukan hal yang sama dan ketika si perempuan menoleh, laki-laki itu seperti tidak menyadari yang baru saja terjadi.
Dengan inisiatif Jungkook bergeser hingga posisinya tepat berada di samping perempuan itu. Jungkook juga memberi jarak antara dirinya dan perempuan yang sepertinya salah kostum ketika masuk ke gerbong umum. Karena roknya yang selutut akan terangkat jika dia memegang besi panjang untuk pegangan.
Jungkook juga sebenarnya sudah salah fokus sejak tadi. Kemudian dia pelan-pelan melepas jaket denimnya, dia juga mempertahankan diri agar tidak jatuh karena maklum saja kereta sedang melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Girlfriend [END]
Non-FictionJeon Jungkook jatuh cinta pada arwah yang tersesat dan tanpa sengaja ikut dengannya. Jungkook x IU