Part 7

1.2K 185 6
                                    

Tidak apa untuk beristirahat sejenak berjuang sendirian memang selalu melelahkan.

Kau ingin kuramal?

Sungguh aku bisa!

Kuramal, sebentar lagi hari baik datang padamu.
Hari itu, adalah bayaran untuk semua hari berat yang kau lalui.
Ayok menunggu.

Ramalanku tidak pernah meleset.

*
Ternyata Taehyung tidak bercanda soal membawa Jungkook ke psikolog. Lelaki bermarga Kim itu mengirim Jeon Jungkook pada seorang psikolog di rumah sakit. Dia berdalih akan mengajak Jungkook menemui seseorang di rumah sakit. Bodohnya lelaki yang memiliki tai lalat di bibir bawahnya itu begitu percaya pada Taehyung. Dan sekarang berada di sini.

Ruangan berwarna putih dengan sebuah meja beberapa buku tentang ilmu psikologi, juga seorang lelaki yang sepertinya dokter spesialis kejiwaan.

Brak!

Jungkook memukul meja di depannya ketika lelaki yang memakai jas berwarna putih menyuruhnya duduk, tentu saja tindakan Jungkook yang barusan membuat pria berhidung mancung di depannya tersentak kaget.

"Kim Taehyuuuuuung!" Jungkook merasa tersinggung pada lelaki yang membawanya ke sini. Dia hanya bercerita tentang seseorang yang mengikutinya tetapi dia justru di bawa ke sini.

"Tuan Jungkook."

Jungkook menoleh pada lelaki yang di bajunya terdapat name tag bertuliskan Jung Hoseok.

"Eh? Apa aku mengejutkanmu Dok?"

"Tidak apa-apa," Dokter itu memposisikan dirinya dengan nyaman agar tidak mengintimidasi pasiennya, "berkonsultasi dengan psikoterapis bukan berarti kau memiliki masalah kejiwaan Tuan, kami hanya membantu menjawab pertanyaan yang tidak bisa orang lain jelaskan."

Dokter Jung, membuka catatannya, sementara Jungkook menarik kursi di depan meja yang langsung menghadap dokter Jung.

"Saya paham keresahan anda, banyak orang-orang berfikir bahwa konsultasi dengan psikolog berarti memiliki masalah kejiwaan padahal salah, ini hanya seperti, anggap saja bertukar pikiran dengan teman, lalu sama-sama mencari jalan keluar, bisa anggap begitu tuan Jeon?" Dokter tampan dengan pembawaan menenangkan itu tersenyum ramah. Pria dengan lesung di sudut bibirnya itu berusaha agar pasien lebih rileks sehingga dia akan mulai menceritakan masalahnya sendiri.

Dokter Jung mengambil pena dan mulai membuka buku.

"Baiklah Tuan Jeon, coba ceritakan masalahmu."

Jungkook seperti menimang-nimang sesuatu, dia tidak yakin dokter muda di depannya tidak akan memberikan respon yang sama seperti Taehyung pada ceritanya. Bahkan dia sendiri tidak bisa menerima ini, lalu bagaimana dengan orang lain.

"Tidak apa, cerita darimana saja, lalu kita cari jalan keluarnya bersama." Lagi-lagi tuan Jung meyakinkan agar pasiennya mau mengatakan sesuatu.

Jungkook menarik nafas dalam-dalam, memikirkan bagian mana yang harus diceritakan juga bagian mana yang menjadi permasalahannya.

"Begini, kau percaya hal-hal mistis Dok?" Jungkook memperhatikan wajah psikolog itu yang tidak berubah ekspresinya.

"Ah, Dok aku adalah orang yang logis, bagiku hantu, arwah dan lain sebagainya itu hanya sugesti pikiran buruk yang kemudian direfleksikan menjadi sosok kan?"

Dokter Jung Hoseok tetap mencatat sambil sesekali perhatiannya menatap penuh pada cerita Jungkook.

"Tapi akhir-akhir ini aku mulai mengalami kejadian yang sulit diterima akal sehatku, maksudku, tiba-tiba aku selalu merasa seseorang sedang mengintai atau ada yang memperhatikanku dari jauh, ah beberapa waktu lalu aku juga melihat seseorang di ruang kerja, tetapi yang lain tidak melihatnya." Pemuda bermarga Jeon itu kemudian menyenderkan punggungnya ke leher kursi, seperti otot lehernya mulai menegang.

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang