Part 44

549 91 15
                                    

Jangan lupa like dan komen, fallaw juga kalau mau tahu aku update cerita baru, ceilah kayak yucuber.

***

Langkah kakinya dipercepat seiring dengan debar dada yang tak beraturan. Sementara di belakang, tak jauh darinya seorang pria berlari menyusul.

Panggilan yang lebih terdengar seperti teriakkan dia hiraukan, ditulikan telinganya meski beberapa orang yang berpapasan memandang aneh ia yang dikejar seseorang. Jieun tidak peduli. Dia hanya ingin cepat pergi. Menghilang dari sana.

Sayangnya, dia mungkin tidak beruntung ketika kabur—pria itu, Jeon Jungkook berhasil menyusulnya.

"Kita perlu bicara." Suaranya lirih tetapi terdengar jelas.

Jieun segera menepis tangan kekar Jungkook yang memegang lengan. Ia membuang muka ke arah lain. Jungkook mengalah, ia tidak boleh egois seperti ini.

"Baiklah kalau kau masih belum mau bicara denganku. Aku akan menunggu sampai kau siap." Jungkook melangkah mundur sambil memperhatikan Jieun, tapi perempuan itu tetap kekeuh tak mau menoleh sehingga ia membalikkan tubuh dan kemudian pergi dari sana.

Barulah setelah Jungkook tidak ada—Jieun menoleh. Ada sebersit rasa bersalah karena menghindari orang yang belakangan ini selalu menemani ke mana-mana. Ia sadar benar bahwa tak sepenuhnya salah Jungkook tapi egonya tak mau menerima kalau ada perasaan yang ia tak mengerti apa namanya untuk pemuda yang baru beberapa bulan ia kenal.

Jimin, nama itu melintas di kepala sesaat setelah Jieun menyadari ketertarikan kepada orang lain. Jieun sudah terlalu jauh, ini sangat salah. Jimin tidak pantas untuk ia perlakukan seperti ini. Lelaki itu sangat baik, padanya dan keluarganya. Jimin sudah mengenal Jieun luar dalam. Lalu ia menyadari bahwa mungkin perasaan pada Jungkook tumbuh lantaran Tuhan sedang mempermainkan hatinya. Menguji kesetiaannya, ia hanya perlu menghindari Jungkook dan tidak bertemu dengan pria itu lagi dengan itu perasaannya yang akan hilang.

*

*

Harusnya malam ini menjadi malam kencan mereka berdua. Kalau saja, dua pasang—pasangan lainnya tak melambai seperti saling kenal—ketika mereka baru membuka pintu restoran sehingga pertemuan tak sengaja itu jadi sebagai triple date.

Sebenarnya hanya dua pasangan yang berkencan karena satu pasangan lainnya belum benar-benar resmi.

Jieun menyembunyikan kecanggungan sekaligus ketidak nyamanannya berada di antara empat orang lain yang tidak terlalu ia kenal. Belum lagi perasaan risih lantaran seseorang terus mencuri pandang ke arahnya.

Jeon Jungkook. Pemuda dengan hoodie hitam menatap dengan ekspresi yang entah apa, Jieun merasa terinrimidasi sekaligus bertanya-tanya tentang apa yang pemuda itu pikirkan sebab jelas, Jungkook terkejut ketika melihatnya tadi lalu ekspresi berubah seperti gusar dan gelisah yang Jieun tahu apa sebabnya.

"Kita sudah pernah bertemu kan sebelumnya? Mungkin kau belum terlalu mengenal yang di sana, dia adikku Hyung, namanya Sejeong." Baik Jimin dan Jieun tersenyum pada perempuan yang berwajah persis seperti kakaknya.

"Apa kalian keberatan jika kita bertiga berkencan seperti ini?" tanya Taehyung yang memiliki ide mengajak Jieun dan Jimin bergabung.

"Tidak masalah. Berkumpul seperti ini menarik juga." Park Jimin menjawab lalu melirik pada kekasihnya yang kemudian tersenyum.

Sebenarnya Jieun ingin meminta untuk segera memisahkan diri. Karena jujur saja keberadaan Jungkook membuat dadanya sesak. Seperti baru saja ketahuan berselingkuh di depan mata, Jungkook hanya diam tapi jelas sekali meliriknya dengan penuh intimidasi.

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang