Part 34

860 121 26
                                    

"Kau tidak bisa hidup dalam ingatannya kalau kembali."

Kepalanya sedikit terangkat, mendongak menatap satu sosok yang sama astral dengan dirinya. Tidak ada gurat kemarahan yang dapat terbaca di wajah perempuan di hadapan, tapi bukan berarti ia bisa melakukan penawaran untuk hal yang baru saja diberikan.

"Pilih." Halsey berujar tegas.

Eunji meremat jari-jari tangannya. Tidak berani menatap lawan bicara. Ia merasakan kekalutan di hati. Ia baru saja diberikan pilihan, antara hidupnya atau ingatan Jungkook. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba rasanya ingin serakah. Satu sisi ia ingin kembali menjadi manusia tapi sisi lain tidak ingin Jungkook melupakannya. Sebab bersama dengan Jungkook, membuat ia lupa pada tujuan awal menemui lelaki itu hingga menghantui berkali-kali kala keberadaannya ditolak.

Eunji tidak tahu, kenapa tiba-tiba perasaannya memberat ketika konsekuensi yang harus diterima adalah terhapus dari ingatan Jungkook. Begitu juga dengan ingatannya, tak akan ada Jungkook.

Ia hanya tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya di kehidupan yang sebenarnya. Di mana dia tinggal, atau siapa dia dan pekerjaannya. Eunji tidak memiliki gambaran untuk kehidupan baru setelah matinya.

Ia akan bereinkarnasi, hidup kembali. Tapi tidak tahu apakah akan ada Jungkook di sana menunggunya atau tidak sama sekali.

Apakah menyenangkan kembali hidup jika tidak ada Jungkook?

Ia tidak tahu. Mungkin juga tidak sadar bahwa Jungkook sekarang menjelma menjadi bagian dari dirinya yang tidak bisa dilepaskan. Jungkook adalah sesuatu yang membuatnya memberat untuk hidup menjadi manusia lagi.

Tapi konsekuensi yang lain adalah ia juga tidak akan hidup lama dalam bentuk yang fana, pada akhirnya ia akan hilang.

"Kenapa ragu?" Halsey bertanya setelah melihat Eunji terdiam cukup lama. "Tidak ingin hidup lagi?"

Eunji lalu mendongak menatap tepat ke netra merah Halsey, kemudian menggeleng.

"Lantas kenapa?"

"Bisa tidak, aku tetap hidup dan kenangan Jungkook tetangku tetap ada?" Ia baru saja mengucap kalimat paling bodoh. Jadi ia mengigit bibir bawah, mendadak rasa percaya diri yang sudah ditatanya untuk menghadapi Halsey hilang. Musnah. Ia malu. Malu kala hati meminta kebaikan yang lebih dari Halsey. Padahal sudah diberi kesempatan hidup sekali lagi pun sudah harus membuatnya bersyukur.

"Itu tidak mungkin. Jungkook hanya manusia biasa dia tidak boleh tahu ada mahluk seperti kita."

Kepalanya kembali tertunduk semakin dalam. Ia takut pada respon Halsey. "Tapi... aku tidak ingin Jungkook lupa padaku."

Alis Halsey menukik tajam. Sebenarnya ia sudah memperhatikan gelagat hantu di depannya sejak lama. Halsey sudah memperkirakan semuanya. Sebab dibanding dirinya yang iblis—Eunji jelas memiliki lebih banyak kesempatan untuk bersama dengan manusia seperti Jungkook. Diam-diam terselip rasa iri.

"Memiliki perasaan pada manusia itu?" Halsey berujar dingin. Tetapi suaranya mampu membuat Eunji merinding hebat hingga hati dirundung gelisah. Mendadak ia merasa bersalah.

"Kau menyukainya kan?"

Jieun menggeleng. Tidak tahu. Dia egois memang. Tapi dia tidak ingin memilih. Jungkook dan hidup, sama pentingnya sekarang. Jieun tidak mau hilang dari dunia, juga dari ingatan Jungkook.

"Cih, sudah kuduga. Kau tahu, pikiranmu sedang dimanipulasi. Kau akan lupa pada tujuan awalmu." Halsey tetap menatap meski sosok di depannya terus menunduk. "Lawan Eunji. Kau harus kembali."

Tapi Eunji diam. Sibuk merenungkan kembali keputusannya. Apa benar dia tidak ingin hidup hanya karena ingin Jungkook terus mengingatnya?

"Kau bahkan tidak bisa memastikan apa perasaanmu pada Jungkook adalah cinta atau hanya rasa terima kasih."

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang