Jungkook ingin kembali memastikan apakah dia benar sedang berada di rumah sakit atau hanya bermimpi ketika terbangun dan mendapati ruangan yang didominasi warna putih terpampang di depan mata. Ia coba menampar pipinya sendiri, tapi kala tangan yang terpasang selang infus berdenyut nyeri—Jungkook urung melakukannya.
Pikirnya, bahwa rasa sakit yang baru saja mengejutkannya begitu nyata, bukannya sebuah mimpi.
Namun, dia bingung pada alasan kenapa dirinya selalu berakhir di kamar rumah sakit setelah tertidur. Yang terakhir dia ingat adalah tekad bulat untuk tak lagi menyentuh apa pun yang berkaitan dengan tempat di mana orang sakit disembuhkan.
Jungkook tidak sakit, seingatnya dia masih cukup sehat.
Jadi kala mata mendapati Taehyung hendak membuka pintu, Jungkook segera memposisikan diri agar pria tan itu tahu bahwa dirinya sudah sadar benar.
"Oh! Kau sudah bangun. Sebentar, kupanggilkan dokter." Taehyung berjalan ke arah Jungkook untuk menekan bel putih yang terpasang di dinding.
"Hyung, kenapa aku berada di sini?" tanyanya heran.
"Kau tidak bangun selama dua hari Kook, karena takut kau mati jadi kubawa kemari," jelasnya lalu menaruh bungkusan sesuatu di atas nakas.
"Aku tidur dua hari?" Padahal Jungkook merasa bahwa dirinya hanya tidur beberapa jam saja.
Taehyung mengangguk lalu memberi Jungkook air putih.
"Bagaimana bisa?" Kembali dia bertanya pada Taehyung seolah laki-laki itu dapat menjawab pertanyaannya.
"Yaah! Mana kutahu, tanyakan pada dirimu sendiri, bisa-bisanya tidur selama itu."
Jungkook diam, mencoba mengorek ingatan tentang apa yang terjadi sebelum ini hingga membuat dia tertidur dalam waktu lama. Tapi saat mata terpejam, sosok Eunji muncul di kepala.
"Ini minum." Taehyung mengingatkan Jungkook pada air yang sedari tadi belum dia ambil dari uluran tangan pemuda Kim tersebut.
"Terima kasih."
Lalu setelah menarik kursi agar mendekat ke brankar, Taehyung duduk di samping Jungkook sembari menunggu salah seorang dokter datang memeriksa kondisi teman sekamarnya itu.
"Maaf," gumamnya.
Jungkook yang mendengar suara lirih itu tertegun hingga mulutnya melontarkan kata, "Hm?"
Sebelum melanjutkan ucapan, Taehyung sempatkan menggaruk pipi. "Eum, sebab sering tidak pulang, kurasa aku bersalah untuk itu."
Selanjutnya Kim Taehyung sibuk mengurus administrasi rumah sakit dan meninggalkan Jungkook di kamar. Anak itu bilang, dia ingin pulang. Jadilah pemuda Kim itu harus mengurusi surat rawat jalan Jungkook.
Sementara Taehyung pergi, Jungkook berinisiatif pergi dari ranjang bankarnya. Dia ingin menggerakkan otot-otot tubuh agar tidak kaku. Setelah menahan ngilu akibat selang infus, Jungkook berhasil turun dari kasurnya. Dia berjalan perlahan menuju pintu. Saat tangan hendak memegang handle—dia merasakan kulit dingin menyentuhnya. Jungkook tersentak.
"Hai," sapaan ringan dari sosok yang tak asing baginya terdengar.
Mendadak Jungkook merasa begitu gugup kala dihadapkan dengan sosok Eunji. Dia tahu terlalu konyol untuk mengingat kejadian dimana mereka berbagi 'energi' dengan cara yang tak biasa. Jungkook pikir dirinya sudah gila, tapi mau dikata apa, tak dapat dipungkiri bahwa ia masih ingat betul rasa bibir itu.
"Maaf."
"Huh?" Jungkook baru sadar bahwa Eunji sekarang sudah duduk di ranjangnya.
"Kau masuk rumah sakit lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Girlfriend [END]
Non-FictionJeon Jungkook jatuh cinta pada arwah yang tersesat dan tanpa sengaja ikut dengannya. Jungkook x IU