"Bukankah kukatakan untuk tidak membuang waktu lebih lama lagi?"
"Tunggulah, hanya sampai dia mengerti."
"Kapan dia mengerti?" Halsey melipat tangan di depan dada, menuntut jawaban dari lawan bicaranya.
"Kita bahkan tidak memberi tahu apa pun padanya, bukankah ini terlalu cepat." Sekarang Yulyeong tidak berani melihat bagaimana sorot mata iblis di depannya berubah merah. Dia tahu benar alasan kenapa mereka berdebat saat ini.
"Kau yang selalu menundanya! Kau tahu, kau satu-satunya kesempatanku untuk mengembalikan ayahku. Tidak ada yang berubah dari takdir iblis, tapi ayahku tidak boleh menjadi penyambut messias."
Yulyeong mengangguk. Dia sudah mengerti. Rangkaian peristiwa yang tadinya hanya berupa potongan puzzle yang muncul secara acak perlahan; terkumpul menjadi satu bagian yang hampir utuh, hanya perlu menunggu sampai Yulyeong mau menaruh potongan terakhir yang dia punya.
Siapa sosok Halsey; mephistoheles yang merupakan budak iblis, siapa Kim Namjoon yang juga terlibat dalam masalah dan Jungkook yang merupakan target utama, semuanya berkaitan. Hanya perlu keberanian Yulyeong untuk mau memberi tahu Jungkook.
"Ambil keputusan dan selesaikan, atau kau terhapus dari dunia ini selamanya." Itu tawaran terakhir yang dapat Halsey berikan, sebuah kebaikan hati yang amat jarang dimiliki iblis karena mereka tidak akan mengulur waktu untuk apapun yang sia-sia.
"Beri aku waktu setidaknya dua hari."
Halsey mematai Yulyeong, lalu ada tarikan disudut bibir. "Baiklah, kalau begitu selesaikan main-mainmu itu."
*
Setelah sosok Halsey menghilang, Yulyeong kembali bergerak masuk ke dalam apartemen Jungkook. Hari ini pun sama, Taehyung tidak kembali untuk tidur di apartemen. Pemuda itu hanya akan pulang tiga hari dalam seminggu.
Yulyeong edarkan pandangan ke arah tempat tidur, dimana seharusnya ada tubuh Jungkook yang terlelap di sana. Tidak ada gundukan manusia di atas kasur itu, Jungkook hilang.
"Jungkook-ah?" panggilnya sambil berjalan menuju dapur. Tidak ada.
Dia toleh arah kamar mandi, barangkali Jungkook tengah melakukan pekerjaan malam di sana tetapi sepi. Tidak ada bunyi air jatuh atau keran yang mengucur, hening.
"Jungkook~" Yulyeong bergerak menuju balkon.
"Ada apa?" tanyanya ketika melihat Jungkook tengah duduk di kursi dekat dengan pagar, ada sebotol soju di atas meja.
Jungkook menarik nafas panjang tanpa mengalihkan atensi pada Yulyeong, "Beberapa hari ini aku kesulitan membedakan mimpi dan dunia sadarku."
Yulyeong merasa hatinya tersentil; ngilu, tetapi mengusahakan ekspresi wajahnya untuk tidak terkejut.
"Aku tidak bisa menerima semuanya."
"Aku tahu."
"Kau, Mephistoheles, Kim Namjoon, kalian semua..." Ada jeda diucapan Jungkook untuk mengalihkan atensinya pada sosok Yulyeong, "aku tidak mengerti. Rasanya kesal sendiri mengingat aku seperti orang bodoh yang melibatkan diri."
"Aku juga tidak mengerti, tapi keadaan memaksaku," cicitnya.
Jungkook terkekeh pelan. "Yang jelas keadaanmu lebih baik dari aku, kau tahu dirimu nyata dan bisa meyakinkan dirimu, sedangkan aku... setiap hari dalam otakku sibuk berpikir apa aku sedang mengalami mimpi buruk yang panjang atau terjebak dalam fantasiku sendiri."
"Jungkook~"
Pria itu kemudian menatap Yulyeong, menunggui apa yang sekiranya akan diucapkan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Girlfriend [END]
Non-FictionJeon Jungkook jatuh cinta pada arwah yang tersesat dan tanpa sengaja ikut dengannya. Jungkook x IU