Jungkook terduduk sambil mencoba membiasakan matanya dengan cahaya ruangan. Celah mata itu hanya terbuka sedikit saat cahaya lampu sayup-sayup masuk ke retina matanya. Dia masih mengantuk. Hanya saja gedoran pintu yang membabi buta itu tak kunjung berhenti dan mengusiknya di alam mimpi, memaksa tubuhnya yang belum sadar penuh turun dari ranjang dan menyeret kakinya menjauh dari benda empuk itu untuk membukakan pintu.
Braaak braaak braaak~
Suara itu terdengar lagi. Ini sudah keempat kalinya dia mendengar ketukan pintu dengan ritme tak biasa. Jungkook heran, siapa yang datang sepagi ini ke apartemennya, apa mereka tidak tahu yang namanya quality time?
Jungkook benar-benar akan memukul siapa saja yang berdiri dibalik pintu itu.Braak
Suara itu hanya berbunyi sekali karena setelahnya Jungkook membuka pintu apartemen yang mungkin saja akan jebol sebentar lagi. Pikiran lelaki itu belum benar-benar pulih, dia bahkan masih bingung ketika mendapati seorang perempuan dengan wajah merah padam yang kini menginterupsinya.
"Mana Kim Taehyung?" Suara perempuan itu begitu rendah tetapi menyiratkan aura kengerian yang luar biasa. Jungkook yang tadinya belum sadar, secara ajaib mendapat kewarasannya penuh. Sekarang dia tahu bahwa nyawa temannya terancam.
Maka sebelum perempuan itu melangkah masuk, Jungkook merentangkan tangannya menghalangi pintu.
"Apa yang kau lakukan Jungkook?" Perempuan itu keheranan melihat ekspresi tegang Jungkook sambil menghalangi pintu seolah dia tidak diterima di tempat itu.
"Mencoba melindunginya, huh?"
Jungkook menggeleng ngeri, sungguh, dia tahu seperti apa Haneul jika marah. Wanita itu tidak akan segan-segan membanting seluruh benda-benda di kamarnya. Demi Tuhan Jungkook pernah melihat sendiri bagaimana wanita itu mendekor ulang kamarnya dalam artian buruk. Tetapi bukan Taehyung namanya jika tidak berani berulah lagi--meski dia tahu kekasihnya ini akan berubah menjadi singa jantan ketika marah.
Pemuda Tan itu tentu tahu risiko yang akan dia hadapi jika sekali saja berbuat ulah di belakang Na Haneul, hanya saja dia tidak bisa berhenti melakukannya.
Jungkook juga bingung pada hubungan sahabatnya itu. Taehyung akan berselingkuh dari Haneul, lalu wanita itu akan mengamuk seharian dan berakhir dengan menangis, tetapi kemudian tak lama mereka akan kembali berpelukan dan meminta maaf. Mereka terus saling menyakiti satu sama lain, tetapi tidak bisa melepaskan.
"Jungko-ah, minggir." Haneul kembali mengatakan itu dengan nada yang dibuat setenang mungkin.
Jungkook menegang dan sesekali melirik sesuatu yang menggunung di atas kasur. Dia merutuki tingkat kepekaan Taehyung yang sangat rendah ketika berada dalam situasi berbahaya, Jungkook bahkan berani bertaruh jika suatu saat Korea--semoga saja tidak--terkena bencana tsunami, maka Taehyung akan menjadi salah satu korban yang tidak menyadari bahwa dia telah mati.
"Jungkook!" Haneul berucap tidak sabaran ketika laki-laki itu tak juga menyingkirkan tangannya dari pintu.
"Nunna, tolong jangan acak-acak kamarku, dan jangan bunuh Taehyung Hyung, meski dia sangat tidak berguna, tetapi maksudku jangan membunuhnya di kamarku, sewa apartemen ini masih setahun." Pemuda dengan mata bulat itu menatap wanita dengan setelan kaus berwarna soft pink juga cardigan warna senada dengan raut memohon.
Meski Na Haneul adalah juniornya di perkuliahan, tapi usia Na Haneul lebih tua setahun dari Jungkook.
"Apa yang kau katakan Jungkook-ah?" Wanita bermarga Na itu berusaha masuk melalui celah-celah di tubuh Jungkook hingga laki-laki itu harus sedikit menunduk ketika Haneul akan masuk ke sela kakinya, atau dia harus menghimpit bagian kiri ketika wanita itu mencoba menerobos melalui celah di ketiaknya. Pokoknya Jungkook terus bergerak menghalangi Haneul masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Girlfriend [END]
Non-FictionJeon Jungkook jatuh cinta pada arwah yang tersesat dan tanpa sengaja ikut dengannya. Jungkook x IU