Part 10

1.2K 199 2
                                    

Meski takut, setidaknya Jungkook masih bisa bersyukur karena hantu itu tidak menunjukkan dirinya dalam bentuk menyeramkan, tapi bukankah dia tetap hantu meski wajahnya sangat cantik, siapa yang peduli fakta tentang wajahnya?

Jungkook harus tahu kenapa ia mengalami kejadian seperti ini. Dia tidak berpikir untuk membantu perempuan itu tetapi dia harus menghentikan drama ini sebelum dia semakin banyak terlibat.

Dia menarik laci nakasnya, mencari sebuah kertas yang kemarin diberikan oleh psikoterapi itu. Meski tidak yakin dengan tindakannya tapi dia harus mencoba ini.

Maka setelah mengirim pesan dan orang itu membalasnya Jungkook bergegas pergi menemuinya. Orang yang dapat menjelaskan padanya tentang apa yang terjadi itu harus ia temui atau Jungkook bisa gila.

"Selamat siang, apa kau yang bernama Jeon Jungkook." Seorang laki-laki dengan perawakan tubuh yang tinggi dan terdapat satu lesung yang melengkung di pipinya tampak mengulurkan tangan.

Jungkook memandangi wajah pria itu lekat-lekat. Terlalu konyol di matanya untuk mempercayai bahwa pria yang nampak seperti seorang ilmuan daripada paranormal itu adalah orang yang akan dimintainya pendapat tentang masalah yang dihadapinya. Maksudnya, pria tampan berhidung bangir itu lebih cocok menjadi pejabat sebuah agensi ketimbang seseorang yang tertarik pada hal-hal mistis. Jungkook benar-benar tidak bisa menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya saja rupanya.

"Tidak menyuruhku duduk?" Pria itu menyindir Jungkook yang membiarkannya tetap berdiri padahal sudah datang dari tadi.

"Ah? Maafkan aku, silahkan duduk."

Pria itu menggeser kursi di depan Jungkook, dan dia juga lebih banyak tersenyum hingga lesungnya kembali terlihat.

"Namaku Kim Namjoon."

Jungkook mengangguk karena dia sudah berkenalan dengan orang itu dan sedikit menceritakan masalahnya di perjalanan tadi.

"Baiklah, apa yang menjadi masalahmu Jeon?"

Pria yang di depannya hanya diam, sungguh dia tidak yakin akan bertukar pikiran mengenai hal konyol ini pada pria tampan itu.

"Biar aku yang menceritakan dulu padamu. Setiap manusia memiliki indera ke enam, tapi hanya beberapa yang mampu menyadarinya. Kurasa dalam kasusmu, indera ke enam itu baru terbuka sekarang hingga kau bisa sensitif terhadap kehadirannya."

Namjoon menatap mata Jungkook, biasanya ini dia lakukan untuk mengetahui seseorang memiliki kemampuan yang sama sepertinya atau tidak, dia sedikit heran karena mata Jungkook tidak berkedut. Biasanya orang-orang dengan sixth sense akan berkedut, ini tidak bisa dilihat oleh orang lain tapi setiap orang indigo mengetahuinya.

"Jeon, ini aneh."

Lelaki yang dipanggil namanya itu menatap penasaran pada pria di depannya.

"Ada apa?"

"Sixth sense-mu tidak sepenuhnya terbuka, kurasa kau dipilih."

"Di-dipilih, apa maksudmu?"

Namjoon memperhatikan raut lelaki di depannya yang tak habis pikir, tetapi dia justru penasaran dengan kasus lelaki yang dia panggil Jeon ini. Maksudnya, sangat jarang dia menemui kasus bahwa seseorang bisa melihat satu sosok karena dipilih. Lebih tepatnya dipilih hanya untuk melihatnya saja. Dari yang Namjoon lihat, bahkan Jungkook tidak bisa melihat bahwa sekarang bukan hanya dirinya saja yang duduk di kursi itu. Jungkook sedang menduduki seorang pria dengan sebelah wajah hancur. Orang indigo dengan sensitifitas lemah sekali pun bisa merasakannya, tapi Jungkook benar-benar tidak menyadari.

"Ceritakan padaku bagaimana sosok itu."

Jungkook kembali menelusuri ingatannya, mendeskripsikan sosok yang seminggu lebih menerornya. Bukan benar-benar meneror, hanya tidak bisa membuatnya bernapas lega saja karena selalu muncul secara tiba-tiba di dalam kamarnya.

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang