Like di setiap part!
Tak ada yang bisa menebak perubahan cuaca. Apalagi di masa seperti sekarang. Berita cuaca sering salah memprediksi, meski mengatakan cuaca hari ini akan cerah berawan, nyatanya ketika sore menjelang—hujan turun dengan deras.
Beberapa umpatan dan sumpah serapah sudah didengarnya sejak jam pulang kantor. Orang-orang memilih bertahan di dalam gedung bahkan juga di luar sembari menunggu reda, beberapa bahkan nekat berlari menerabas derasnya hujan sebab tak sabar menunggu.
Jieun sudah mendengus kasar berkali-kali. Ia juga menjadi bagian dari beberapa orang yang tidak siap dengan perubahan cuaca yang mendadak.
Dinginnya suasana saat hujan tak mengurungkan niatnya untuk mengulurkan tangan menengadah tetesan air agar mengenai telapaknya. Kemudian sebuah lengkungan indah muncul di bibir.
Jieun tak terlalu membenci hujan. Dia suka sekali malah. Meski tak benar-benar suka jika turunnya tiba-tiba.
Angin yang berhembus seiring dengan hujan yang turun membuat Jieun merinding. Ia mengeratkan pelukan tangan di tubuh sendiri lalu setelahnya lanjut melakukan kegiatannya menampung air hujan dengan telapak tangan.
"Memangnya tidak dingin?" Sebuah suara berat yang menyapa telinga membuat Jieun tersentak. Ia segera menoleh.
Seorang laki-laki dengan setelan kemeja dan jas yang membuatnya terlihat gagah berdiri menjulang di samping Jieun. Pria itu tersenyum padanya.
"J-Jungkook?"
Yang dipanggil namanya tersenyum. "Wah, tidak mengira akan bertemu lagi, Nunna, ternyata gedung kantor kita bersebelahan."
Jieun tak dapat menyembunyikan keterkejutannya meski ia kemudian membalas senyuman.
"Kau bekerja di sini?" tanyanya kemudian.
Jungkook mengangguk lalu jarinya menunjuk salah sebuah gedung yang letaknya persis di samping kantor Jieun.
"Woah, GCF?"
Jieun tentu tahu rumah produksi terkenal itu. Pernah mendengar desas-desus tidak mengenakan juga dari sana, tapi ia tak berani mengangkat topik tersebut untuk dibicarakan dengan Jungkook.
Yang lebih muda mengangguk. "Kutebak, kau tidak membawa payung?"
Jieun memanyunkan bibirnya sebelum menjawab, "Beberapa orang lebih menyukai sesuatu terjadi dengan sendirinya tanpa memperkirakan segala sesuatu sebelum ini. Akan menyenangkan bila tidak tahu apa pun kemudian sesuatu yang mengejutkan terjadi. Itu akan seperti, 'woah, aku tidak memikirkannya sebelum ini' dan yah, seperti itulah."
Jungkook terkekeh mendengar penjelasan Jieun yang panjang lebar. "Hanya katakan kau tidak membawanya, tidak perlu berputar-putar, Nunna."
Jieun mendengus sedikit tersinggung karena dari banyaknya kalimat yang terlontar—pria di depannya justru mengambil kesimpulan demikian. "Yah kau sudah tahu kenapa bertanya."
Jungkook kembali terkikik geli. "Nunna, kau lucu."
Tiba-tiba sesuatu terasa berputar-putar di perut Jieun. Ia tidak mengerti kenapa perkataan Jungkook menyebabkan debar aneh di dadanya. Ia bawa mata memandang sosok yang lebih muda. Jungkook yang tertawa terlihat tampan di matanya.
Jieun dipengaruhi pikiran tentang betapa menawannya Jungkook hingga ia hanya terpaku sampai sosok itu selesai dengan gelaknya.
"Nunna?"
"Huh?"
"Kau melamun?"
"Aku?" Jieun salah tingkah karena tidak sadar seberapa lama dirinya memandang Jungkook. "Oh, omong-omong kenapa kemari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Girlfriend [END]
NonfiksiJeon Jungkook jatuh cinta pada arwah yang tersesat dan tanpa sengaja ikut dengannya. Jungkook x IU