Part 6

1.3K 195 6
                                    

Kau melakukannya lagi?

Dia tidak menghargai usahamu lagi?

Bukankah aku sudah mengatakan bahwa itu tidak penting.
Membuat seseorang terkesan dengan usahamu itu hanya akan membuatmu tidak menghargai dirimu sendiri.
Sebelum melakukan sesuatu, pastikan dulu dampaknya untukmu.
Jika itu tidak menguntungkan sama sekali, jangan kau lakukan.

Lagipula siapa dia?
Hingga kau mengusahakan segala sesuatu untuknya.

Tidak, aku tidak marah.

*

Jungkook menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Demi Tuhan, ini sudah ketiga kalinya dia merasa diikuti dan konyolnya dia tidak menemukan siapa pun selain dirinya. Jungkook bisa gila kalau terus menerus seperti ini.

Ini sudah enam hari dirinya merasa tidak tenang di kamarnya, dia tidak bisa tidur sebelum jam tiga karena merasa terus menerus diawasi, dia tidak bisa tidur dengan lampu dimatikan, tidak bisa mandi jika pintu tidak dibuka. Bukankah teror ini sangat mengerikan?

Pemuda itu sudah lama tinggal di apartemen, tapi kenapa belakangan ini dia merasakan hawa tidak nyaman di tempat tinggalnya. Bagaimana bisa otaknya terus-terus mensugesti bahwa ada seseorang yang mematainya ketika dia sedang bermain ponsel, mengikutinya ketika dia akan pergi, atau mengintipnya ketika dia sedang mandi, lalu saat dia mencoba mencari siapa yang melakukan itu dia tidak menemukan satu orang pun yang menjadi tersangka dibalik aksi teror mengerikan ini.

Belum lagi Taehyung yang hanya pulang setiap dua hari sekali dengan dalih evaluasi kerja. Jungkook bukannya penakut tetapi dia selalu gelisah dan merasa nyawanya terancam.

"Kook-ah, kau melamun?" Itu adalah suara bariton milik Taehyung. Hari ini jadwal pemotretan poster film, seperti yang sudah dikatakan bahwa Jungkook turut ambil peran dalam proyek ini. Dia juga sudah tahu bahwa akan melakukan sesi pemotretan untuk artis-artis yang akan menjadi pemain film garapan sutradara dari rumah produksi ayahnya.

Namun karena kejadian beberapa hari lalu, Jungkook seperti merasa trauma berat. Pada matanya bergelayut kantung hitam, hidungnya juga mulai berair, mungkin dia akan sakit sebab kekurangan tidur.

"Aku baik-baik saja Hyung," Jungkook meyakinkan kru yang lain bahwa dia tidak kenapa-kenapa.

"Baiklah, bisa kita mulai?" Yoongi memanggil semua kru-krunya. Dan mulai mendiskusikan bagian-bagian yang akan dipegang setiap orang. Jungkook menyiapkan lampu reflektor dan juga payung reflektor memastikan bahwa benda-benda itu berfungsi dengan baik.

Pemotretan dimulai, satu persatu pemain di foto. Sesi pemotretan berlangsung cukup baik dan klien Min Yoongi sepertinya puas. Terlihat dari beberapa kali dia mengangguk ketika mendiskusikan hasil setiap foto dengan beberapa produser film yang turut serta dalam pemotretan itu.

"Apakah perempuan yang di sana tidak sebaiknya masuk frame juga." Jungkook tanpa sadar membuat beberapa orang membelalak heran dan saling memandang satu sama lain. Pun Min Yoongi sang fotographer yang kini kebingungan. Siapa yang Jungkook maksud, semua pemain berada dalam satu frame dan akan melakukan sesi foto bersama.

"Perempuan siapa? Artis utama kami hanya mereka." Seorang kru film yang perempuan menatap Jungkook dan para pemain film bergantian.

"Perempuan yang di—" Tidak ada siapa-siapa di sana. Hati Jungkook mencelos ketika orang yang dia maksud sudah tidak ada lagi di tempat duduknya. Padahal dia berani bersumpah, tadi ada seorang perempuan dengan pakaian hitam dan rambut tergerai menutupi wajah duduk di sofa, bagaimana bisa semua orang tidak melihatnya. Apa dia sedang dipermainkan?

"Jungkook-ah, apa yang kau katakan," cicit Taehyung tepat di telinga Jungkook.

Jungkook blank, wajahnya pias, dia melihat orang-orang memandangnya dengan aneh karena ucapannya barusan, belum lagi Taehyung yang berbisik padanya, bukankah itu berarti dia baru melakukan kesalahan?

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang