Part 22

845 148 17
                                    

Jungkook tidak sendirian di dalam kamar rawat saat sedang tidak sadar. Ada dua sosok yang ikut masuk tanpa mengindahkan anjuran dokter yang mengatakan bahwa pasien harus istirahat dan belum ada yang boleh berkunjung. Peduli apa, dua sosok itu tidak akan mengganggu tidur Jungkook. Lagipula dokter hanya membatasi 'orang' masuk, bukannya hantu.

Yulyeong terus menatapi Jungkook yang terbaring pucat di atas brankar rumah sakit. Meski tidak ada gurat ketakutan lagi yang tercetak pada wajah Jungkook, tetapi terasa sekali bahwa Jungkook tertekan.

Malam itu, saat Jungkook mengalami kejang sehabis menelan obat—Yulyeong adalah sosok yang menelepon Taehyung melalui ponsel Jungkook lalu Yulyeong pula yang membuat Jungkook pada akhirnya bicara meski terbata-bata.

Sebagai sosok yang tidak sempurna, tidak semua hal bisa Yulyeong lakukan untuk Jungkook, dia tidak bisa berbuat apa pun selain memeluki lelaki itu. Mephis yang mencegah Yulyeong untuk bertindak lebih, karena takut timbul kecurigaan jika ada manusia lain yang datang.

"Apa kau pikir Jungkook akan hilang jika kau berkedip satu detik saja?" Lama-kelamaan, Mephis menunjukkan sifat aslinya, dia akan mengatakan apa saja seenaknya, tidak terlalu baik dan sedikit ketus.

Yulyeong menatap Mephis lalu perlahan berdecak, "Aku begini karena merasa bersalah."

"Kalau kau merasa bersalah, yasudah tinggalkan saja, cari manusia yang lain."

"Ck, mana bisa." Kembali Yulyeong mengelusi surai hitam Jungkook yang menutupi matanya. Kalau dipikir, mereka memang tidak pernah menatap satu sama lain lebih lama, Jungkook yang tampan pun luput dari pandangan Yulyeong.

Sebenarnya mereka sudah dekat, hanya saja Jungkook yang selalu terkejut akan keberadaannya, membuat dia sedikit menjaga jarak dan hanya akan datang untuk membantu lelaki itu membuatkan makanan. Tidak banyak interaksi karena Jungkook sudah mulai bekerja dan selama ini yang membantunya mencari teka-teki adalah Mephis.

"Kita harus menyelesaikan ini lebih cepat, sebelum lelaki itu jadi gila." Mephis mendekat ke tubuh lelaki yang terbaring di ranjang, saat tangannya akan memegang dahi Jungkook—Yulyeong menepis dengan sedikit keras.

"Jangan sekarang," cegahnya.

"Jungkook juga harus tahu lebih cepat, kau tidak mau dia makin frustasi dan bunuh diri seperti tadi kan?"

Melihat gurat marah dari Mephis—Yulyeong memilih untuk mengalihkan pandangan pada Jungkook. Dia berpikir, meski Jungkook harus tahu bagaimana menyelesaikan ini, rasanya terlalu cepat untuk membuat lelaki itu dalam situasi yang lebih berbahaya dari sekarang. Belum lagi, jika dia akan melakukannya, itu berarti lebih banyak lagi yang harus Jungkook korbankan.

"Aku akan membuatnya mengerti dulu, lalu kita akan melakukan itu nanti." Lagi, Yulyeong mengelusi rambut Jungkook.

"Kau menyukainya?" tembak Mephis tanpa Yulyeong duga.

"Apa maksudmu?"

"Yulyeong-ah, kau tahu, iblis itu licik, dia tidak akan melemah hanya karena manusia yang dia manfaatkan kekuatannya sedang melemah."

"Aku bukan iblis!" Yulyeong meninggikan nadanya hingga sedikitnya membuat Mephis terkejut.

"Yasudah, kau setengah manusia," cibirnya. "Tapi kau tetap saja memanfaatkannya."

Tangan yang ditangkup Yulyeong bergerak perlahan. Jungkook sadar. Dan Yulyeong sudah akan menekan bel sampai Mephis memukul kepalanya.

"Apa yang kau lakukan?" cegah hantu wanita cantik yang awalnya sangat manis sebelum berubah menjadi mahluk menyebalkan.

Yulyeong kini sadar dengan maksud Mephis, beruntunglah wanita itu mencegahnya, sebab kalau saja Yulyeong berhasil menekan bel tersebut dan para perawat datang untuk memeriksa kondisi Jungkook, maka kemudian mereka akan bingung bagaimana cara Jungkook menekan tombol itu.

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang