Part 13

1.1K 175 6
                                    

"Suka kamera barumu Kook-ah?" Taehyung menghampiri lelaki yang tidak sadar akan kehadirannya karena sibuk memperhatikan kamera dengan lensa panjang yang selama ini dia idam-idamkan.

Jungkook sudah mulai bekerja. Ya, siapa sangka jika ayahnya sendiri yang pada akhirnya merentangkan tangan menyambut lulusan art, design and creative multimedia itu.

Sebenarnya Jungkook juga mendapat tawaran dari Min Yoongi untuk menjadi bagian dari kru-nya. Namun, Jungkook pada akhirnya menolak secara halus karena dia sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan GCF lebih dulu.

Kalau soal tempat tinggal, Jungkook tetap mempertahankan apartemennya. Bukan karena diusir oleh sang ayah, tetapi terlalu sangsi untuk tinggal di sana. Meski berada di kota yang sama, Jungkook memilih untuk tinggal memisah dari keluarga, semenjak perceraian kedua orang tuanya resmi diumumkan pihak pengadilan. Jungkook yang saat itu berusia 16 tahun dimenangkan hak asuhnya oleh sang ayah. Setahun kemudian ayahnya menikahi seorang wanita yang memiliki satu anak lelaki yang seumuran dengannya. Jungkook cukup risih pada keluarga baru sang ayah. Bukan karena perlakuan buruk yang dia terima, ibu tirinya baik, hanya saja Jungkook merasa asing di rumah.

"Kau ingat pulang Hyung?" sapa Jungkook pada Taehyung yang baru saja melepaskan kemeja putih penuh keringat dari tubuhnya.

Lelaki berkulit tan itu menoleh sekilas dan mengangkat alis sebagai jawaban dari pertanyaan sarkas lelaki bergigi kelinci yang tak melepaskan atensi dari kamera di tangannya.

Jungkook kini selesai mengutak-atik kamera baru, lalu ketika matanya melihat Taehyung, dia terkejut bukan main.

"Yaa mwoya—" Matanya ditutup dari pemandangan tidak senonoh itu.

Iya, di depannya Taehyung hendak membuka celana jeans.

"Mwo?" lelaki dengan alis tebal itu menatap Jungkook keheranan.

"Yaa hyung, kenapa kau melepas celanamu di luar?"

Pertanyaan Jungkook membuat Taehyung bingung sendiri. Kenapa reaksi anak itu seperti seorang gadis yang baru saja melihat sesuatu yang menodai penglihatannya.

"Kau ini kenapa sih? Berlebihan sekali." Taehyung pada akhirnya menarik kembali celana jeans yang tadi sudah turun sampai lutut. Dia juga jadi risih semenjak Jungkook memprotes tindakannya. Apa yang salah, mereka tinggal bersama sudah sangat lama dan mereka juga laki-laki. Taehyung juga sangsi jika Jungkook tidak pernah melihat pejantannya, karena sewaktu sama-sama di bangku kuliah, mereka akan melakukan kegiatan yang laki-laki biasa lakukan. Bukan! Bukan berarti mereka melakukannya bersama. Hanya menonton film porno lalu masing-masing dari keduanya bermain solo, memegangi anakan yang menegang lalu kemudian ketika mencapai orgasme, maka mereka akan berebut tisu. Setelahnya, mereka akan tertidur.

Tontonan itu beberapa tahun belakangan menjadi momen wajib yang harus dihabiskan keduanya. Lama-lama, film biru itu menjadi film wajib pengantar tidur mereka sebelum melakukan persetubuhan lagi di alam mimpi.

Setelah tubuh Taehyung tenggelam ke dalam kamar mandi, Jungkook sedikitnya membuka celah jari, kemudian bernapas lega ketika lelaki yang empat tahun menjadi roommate-nya sudah tidak ada di sana. Tak lama terdengar suara shower menyala dari kamar mandi.

"Woaaaah daebak."

Jungkook berjengit kaget ketika seorang bersuara tepat di samping telinganya. Sekarang dia adalah laki-laki yang mudah sekali terkejut ketika mendengar suara yang bukan berasal darinya. Bukan tanpa alasan dia jadi begitu, semenjak kejadian yang tidak bisa diterima nalar yang dia alami--sekarang hari-hari Jungkook penuh dengan kewaspadaan akan serangan jantung. Contohnya malam ini, entah dari mana--tiba-tiba saja perempuan yang membuatnya stress akhir-akhir ini tiba-tiba berada di sebelahnya. Oh jangan lupakan tadi dia bergumam sambil menatap ke arah kamar mandi, yang berarti dia—

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang