Part 4

1.4K 215 3
                                    

Sesuatu terjadi lagi?
Apa kau sedih?

Tidak apa-apa.
Aku mempercayaimu.

Ayo bertahan sekali lagi.
Jika tidak untuk diriku, lakukan untuk sesuatu yang berdetak di dadamu itu.
Kudenger dia mengatakan agar kau jangan menyerah.

Kau tidak mendengarnya, kau tuli.

*
Lelaki itu selesai dengan kegiatan mandinya. Dengan handuk putih melingkar di pinggang, lelaki itu berjalan menuju lemari pakaian, membuka pintu kayu dengan lapisan deco-sheet berwarna coklat muda bermotif urat kayu itu.

Beberapa lembar kain pakaian itu sudah menyapa matanya. Ketika hendak mengambil pakaian yang paling depan, kemudian dia mengurungkan niat. Tangannya mengambil sebuah kain berpola garis-garis hitam-abu dan jeans berwarna biru yang robek di bagian lutut.

Setelah selesai dengan outfit-nya, Jungkook menyisir rambutnya, kemudian mengacak sedikit agar tidak terlalu rapih, dia mengingat nasihat ayahnya, 'Terlalu rapih itu tidak baik, nanti jadi sasaran empuk untuk dibully' jadilah Jungkook berpenampilan agak bad guy.

Dia meraih kameranya, mengalungkan di leher dan segera keluar dari ruangan apartemennya, mengunci dari luar.

Tepat ketika dia menoleh ke kanan, perempuan itu mengejutkannya dengan tiba-tiba saja muncul padahal Jungkook sudah mengusir perempuan itu setengah jam yang lalu harusnya perempuan itu pergi.

"Kenapa masih di sini?" Jungkook mencoba menetralisir keterkejutannya.

"Aku tidak tahu harus kemana." Perempuan itu mempoutkan bibirnya sambil menunduk dan menendang-nendang kakinya di lantai.

"Sudah pasti kau harus pulang kan."

"Aku tidak tahu harus pulang kemana." Perempuan itu kemudian menampilkan puppy eyes hingga Jungkook harus menelan ludah karena jujur saja dia gugup berada di sekitar perempuan itu.

"Kau hilang ingatan?"

Sebenarnya Jungkook tidak benar-benar percaya perempuan itu hilang ingatan, mungkin perempuan itu hanyalah tuna wisma. Tetapi respon perempuan itu yang mengangguk lugu membuatnya kembali tidak bisa berfikir.

"Jadi jelaskan bagaimana kau bisa berada di apartemenku." Jungkook melipat tangannya di depan dada dan sedikit bersender di tembok menghadap perempuan itu.

"Aku mencarimu, lalu mengikutimu dan menembus dinding."

Jungkook terkejut mendengar penuturan itu, dia hanya tidak habis pikir kenapa perempuan itu benar-benar mendeklarasikan kematiannya.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya, "Dengan apa kau mengikutiku? Apa terbang?"

Itu juga pertanyaan meremehkan yang sayangnya kembali diangguki perempuan cantik dengan bulu mata yang panjang.

Fix!

Perempuan di depan Jungkook adalah orang gila. Jungkook harus mengembalikan perempuan itu ke rumah sakit jiwa.

"Sudah gila," Jungkook berdecih. Perempuan di depannya begitu keterlaluan mengerjainya.

"Tidak," sanggah perempuan itu.

"Hei dengar ya, ini sudah tidak lucu, aku memang memandangimu saat di sungai Han, tapi bukan berarti aku menyukaimu, jadi tolong jangan mengikutiku lagi." Jungkook sudah berada di ambang batas kesabaran, tangannya bahkan menunjuk-nunjuk wajah perempuan itu, tetapi yang diajaknya berbicara justru bertingkah bodoh dengan tersenyum-senyum ketika lelaki itu ditatap aneh oleh orang yang melintasi mereka.

"Pergilah, kuanggap kau hanya kebetulan datang kemari, berhenti mengatakan bahwa kau sudah mati, oke? Itu tidak lucu."

Seorang pria penghuni apartemen di depan Jungkook menatapnya dengan aneh. Itu adalah orang kedua yang memandanginya dengan ekspresi membingungkan. Jungkook bahkan tetap menatapi lelaki itu hingga dia masuk ke apartemennya.

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang