Part 26

852 129 22
                                    

Jieun sedikit mempercepat larinya kala matanya menemukan seorang pria berdiri di dekat salah satu kafe. Sudah lama Jieun tidak bertemu dengan pria manis yang mengenakan kemeja lengan panjang bercorak biru putih dengan celana pendek berwarna coklat.

Terselip dalam kepala perempuan cantik itu sebuah niatan jahil untuk mengerjai sang kekasih, tetapi langkahnya terhenti ketika sebuah tangan keriput mengenggam tangannya. Rasanya begitu dingin hingga Jieun langsung menoleh untuk melihat siapa gerangan orang itu. Lalu matanya menemukan seorang perempuan tua yang tersenyum padanya. Jieun kikuk hingga dia juga membalas senyuman itu dengan sedikit kaku.

"Apa kau buru-buru?" tanya perempuan tua itu dengan nada lemah.

Jieun kemudian melihat Jimin yang masih berdiri di depan toko, lalu pandangannya teralih lagi pada perempuan tua itu.

"Aku ingin menemui putraku di sini, dia bilang aku harus meminta seseorang mengantarku ke sini." Jieun meraih sebuah kertas yang sepertinya dituliskan seseorang untuk dibawa wanita tua itu. Sepertinya wanita tua itu juga baru datang untuk pertama kali ke Namsan city, terlihat dari gaya berpakaiannya. Jieun juga baru datang tiga hari yang lalu ke tempat itu dan memutuskan mencari penginapan sebelum menemui kekasihnya hari ini.

Dengan tangan yang menggaruk pipi Jieun berkata, "Aku juga baru datang ke Seoul..." Wanita tua itu sedikit mengendurkan tangannya membuat Jieun merasa tak enak, "aku bisa mengantar Halmeoni ke pos polisi, kurasa mereka akan membantu menghubungi putramu."

Kemudian Jieun dan perempuan itu berjalan, sebenarnya agak kurang rela mengingat rencananya mengejutkan Park Jimin dengan kedatangannya ke Namsan tower hari ini tertunda beberapa menit sebab harus mengantar wanita tua, tetapi Jieun juga tidak tega untuk mengabaikan seseorang yang meminta bantuannya. Jadi dia harus menahan rindu sebentar lagi untuk benar-benar bisa mencubit gemas pipi mochi sang kekasih.

Jieun dan Jimin pilih menjalani hubungan jarak jauh sebab Jimin melanjutkan pendidikannya di Seoul sedangkan Jieun tetap di Gwangju. Tidak mudah baginya menjalani hubungan itu sebab Jieun dan Jimin hampir tidak pernah berjauhan sejak hubungan mereka terjalin delapan tahun lalu, keduanya bak magnet kutub utara-selatan ketika bertemu, dan itu terjadi setiap hari semenjak mereka menyatakan perasaan masing-masing.

Jimin adalah kekasih pertama Jieun, begitu pun sebaliknya.

Mereka sama-sama awam dengan apa itu cinta, mereka hanya tahunya berpegangan tangan, mencubit pipi, memeluk, itu saja. Hingga tanpa sadar hubungannya menginjak delapan tahun, waktu yang lama sejak pertama kali Jieun menemukan seorang pria berwajah lucu di tempat penyewaan kopi.

Hari itu Jieun tengah menunggu Sungwoon menemuinya, tetapi Jieun datang terlalu cepat dan keparatnya Sungwoon mengatakan bahwa dia tidak jadi datang setelah satu jam lebih Jieun menunggu seperti orang bodoh di tempat itu. Lalu pandangan Jieun tertarik pada satu sosok pria berwajah gemas yang duduk sendirian dengan buku tebal berjudul Harry potter. Asal tahu saja Jieun tidak tahan dengan yang lucu dan menggemaskan, dan wajah anak laki-laki itu mirip sekali dengan Sungwoon, jadi dia mendekati anak itu lalu dengan tengilnya meminum air orang lain tanpa permisi.

Jieun selalu tertawa jika Jimin mengingatkan tentang itu. Dia jadi semakin rindu pada pria menggemaskannya yang sekarang sudah berevolusi menjadi pria manis yang menawan. Jieun suka kesal jika Jimin berpenampilan tampan ketika berangkat ke kampus, Jieun tahu karena hampir setiap hari mereka akan bertukar foto.

Setelah mengantar wanita itu ke pos polisi dan menunggu beberapa saat sampai wanita itu mendapatkan telepon dari putranya, Jieun pamit. Dia harus bertemu Jimin, sedikit khawatir jika pria itu sudah tidak berada di sana lagi dan Jieun harus mencarinya.

Lampu traffic dengan gambar manusia kini sudah berwarna hijau. Beberapa orang turut menyebrang bersamanya, lalu Jieun menyadari sesuatu di pinggangnya dia bawa pandangannya turun lalu terlihat sebuah jaket. Jaket itu milik pria yang menolongnya di kereta. Terlalu ceroboh untuk mengingat sesuatu dan berhenti di zebra cross, tetapi mungkin hari itu beberapa orang tidak beruntung, hingga dari arah berlawanan sebuah mobil melaju cepat tanpa kendali, memasuki jalur lain dan tanpa aba-aba menabrak beberapa orang yang sedang menyebrang.

My Ghost Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang