Part 7 : Misteri Hantu Budeg
Adakah diantara kalian yang pernah mendengar mitos mengenai "hantu budeg atau tuli" ?
Di dekat daerah rumahku, tepatnya di belakang sekolah SMA-ku, sudah beredar mitos lama mengenai hantu budeg yang setiap tahunnya mencari tumbal. Lokasi tersebut merupakan perlintasan kereta api, dimana setiap tahunnya memang sering terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa akibat tertabrak kereta api.
Menurutku, kecelakaan bukanlah murni karena kesalahan hantu yang disebut-sebut haus akan tumbal. Kecelakaan yang menimpa manusia bisa diakibatkan karena kelalaian mereka sendiri.
Tetapi siapa yang mau tahu, warga di sekitar sepanjang perlintasan kereta api di belakang sekolahku itu meyakini mengenai hantu budeg atau tuli yang kerap kali mencari tumbal setiap tahunnya, yang katanya "hantu itu menutup telinga si korban sehingga korban tidak mendengar ataupun menghiraukan siapapun yang sudah berteriak memperingatkanya". Dan inilah asal muasal mengapa mereka menyebut mitos tersebut sebagai "hantu budeg".
Sebenarnya, aku juga masih tidak tahu mengenai kebenaran mitos yang beredar itu. Tapi warga setempat memang begitu yakin ketika mencerikan hal tersebut, yang katanya mereka sudah berusaha keras untuk memperingatkan si korban untuk segera menyingkir dari perlintasan, tetapi si korban benar-benar tidak dapat mendengar teriakan juga klakson dari warga setempat yang mencoba menyelamatkannya ketika kereta sudah begitu dekat. Dan cerita ini, aku sudah sangat sering mendengarnya bahkan sejak aku masih sekitar 6 tahun.
Dan hal tersebut ku dengar kembali ketika aku sudah mulai mengerti dengan kemampuanku ini, ditambah lagi kejadian tersebut terjadi di dekat sekolahanku sendiri.
Tepat 3 tahun yang lalu, saat itu adalah hari kelulusanku dari bangku SMA. Sudah satu minggu terakhir ini aku mendengar desas-desus dari warga sekitar bahwa terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api di belakang sekolahanku itu. Awalnya, aku hanya turut berduka cita atas kejadian yang menimpa seseorang itu, dan setelahnya tidak begitu memperhatikan desas-desus warga sekitar selanjutnya. Karena sebelumnya, sejak kecil aku memang sering mendengar tentang kejadian tersebut sesekali. Jadi, kurasa tidak ada yang janggal dan mungkin memang sudah takdirnya.
Dua minggu berlalu, aku baru tahu kalau ternyata setelah kejadian kecelakaan minggu lalu yang menimpa seorang gadis berusia 15 tahun itu masih ada kejadian-kejadian keeelakaan lainnya yang terjadi secara beruntun dan terus-menerus.
Jika kalian pernah mendengar salah satu berita di televisi tentang korban kecelakaan akibat tertabrak kereta api yang terjadi secara berturut-turut di tahun 2016, mungkin itu adalah cerita yang ku maksud.
Hari setelah kelulusanku terasa menjadi sangat memprihatinkan sekaligus menegangkan. Pasalnya, banyak dari teman-temanku yang pulang atau pergi ke sekolah melalui perlintasan kereta api tersebut, yang bisa di bilang jalur tersebut adalah jalur jalan tikus yang dibuat warga sendiri untuk memudahkan akses jalan menuju jalan yang dituju agar lebih cepat.
Hal seperti ini yang mungkin sudah cukup sering terjadi, seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi warga setempat untuk lebih memperhatikan keamanan perlintasan juga lebih waspada dan berhati-hati. Tapi masih saja banyak warga yang mengait-ngaitkan hal tersebut akan hal mistis.
Dalam kurun waktu dua hingga tiga minggu tersebut, aku baru tahu kalau kejadian kecelakaan tersebut sudah memakan 10 korban jiwa yang semuanya adalah wanita. Dan kudengar juga dari salah seorang warga bahwa katanya penunggu rel kereta api tersebut meminta 11 nyawa lagi untuk dijadikan tumbal, pernyataan tersebut juga di dapat dari seorang paranormal katanya.
Apakah ini benar-benar sebuah ancaman bagi kita semua yang tinggal di area tersebut?
Ataukah sebuah peringatan keras?
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Crystal 2
ParanormalDunia ini tidak seperti apa yang kita lihat. Terdapat banyak misteri dalam kehidupan ini Apa yang kau lihat, Apa yang kau saksikan, Apa yang kau rasakan, Apa yang kau ketahui, Masih tersimpan banyak misteri di dalamnya. Terlebih lagi tentang dua ala...