"Hati-hati dengan Kendaraan Umum”
Pagi itu seperti biasa, aku pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum atau yang biasa disebut dengan Angkot. Sebelum berangkat ke sekolah, aku semacam dihantui rasa tidak enak hati. Aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan diriku, aku hanya berdo’a semoga tidak terjadi apa-apa karena niatku pergi ke sekolah untuk beribadah menuntut ilmu.
Setiap hari aku pergi naik angkot tanpa pernah mempedulikan tas besar nan berat yang ku gendong. Aku tidak pernah mencoba untuk memangku tasku itu. Aku membiarkan tasku itu tetap menggendong di pundakku yang otomatis ketika aku duduk di angkot, berarti aku membelakangi tasku itu yang tentunya aku tidak akan bisa memperhatikan bagaimana keadaan tasku itu.
Saat itu keadaan angkot penuh, aku cuek saja duduk dengan tenang. Di sebelahku ada seorang ibu-ibu dengan dandanan biasa saja seperti ibu-ibu yang baru pulang belanja dari pasar. Selain tas, aku juga melakukan ke cerobohan dimana aku menyimpan handphone-ku di saku rok di samping kiri.
Aku cuek saja memperhatikan jalanan yang ramai sambil sesekali berfikir semoga saja hari ini guruku tidak masuk, jadi jam kosong tidak ada pelajaran.
Tanpa ku sadari ternyata sedari tadi seorang ibu-ibu di sampingku itu sudah membuka resleting tasku dan mencoba mengambil sesuatu yang berharga dari dalam tasku. Ditambah lagi handphone-ku di saku rok yang hampir saja di curi olehnya.Tapi untunglah Allah masih melindungiku, uang yang ada di tas juga handphone yang ada di saku itu tidak sampai di ambil olehnya. Sebelum ia mengambil handphone yang ada di saku rok, aku merasa tidak enak hati. Ketika aku merogoh handphone-ku di saku, cepat-cepat tangan ibu-ibu itu langsung ia singkapkan agar tidak ketahuan.
Turun dari angkot, aku diberi tahu oleh seseorang yang turun bersamaan denganku.“De, resleting tasmu terbuka. Apa ada yang hilang?” ,tanyanya khawatir.
Cepat-cepat aku memeriksa tasku dan syukurlah dompetku dan isinya masih ada.
Beberapa minggu kemudian, sepulang sekolah aku mengalami hal serupa. Dimana aku mendapati lagi seorang ibu-ibu lagi yang entah sama atau berbeda yang berpura-pura naik angkot. Awalnya biasa saja, tapi karena kali ini batinku benar-benar merasa tidak beres. Akhirnya aku memindahkan tasku untuk dipangku, memindakan uang juga handphone ke dalam saku bajuku. Ibu-ibu tadi cepat-cepat menghentikan angkot lalu turun. Ku lihat keadaan tasku ternyata sudah dalam keadaan terbuka.
Ibu-ibu tadi ku lihat wajahnya kesal karena ia gagal mendapatkan sesuatu yang berharga dari dalam tasku. Ia hanya mendapati buku-buku saja tanpa ada sesuatu yang bisa di ambil.
Di lain waktu, sepulang sekolah juga, aku mendapati dua orang pria yang sudah bapak-bapak. Saat itu aku melihat sorot matanya dan mendapati sesuatu niatan buruk yang ada dalam dirinya.
Sebenarnya aku takut sekali dengan dua orang itu, tapi entah kenapa naluri mata batinku ini mencoba untuk melawan rasa takutku itu dan mencoba untuk mengawasi dua orang bapak-bapak itu. Keadaan angkot saat itu memang agak penuh, aku merasa mereka adalah pencopet yang melakukan aksinya dengan cara menghipnotis korbannya.
Semacam menantang, aku benar-benar tidak sadar kalau mataku ini tidak bisa berpaling dari mereka berdua. Aku menatap tajam kedua orang itu. aku merasakan gerak-gerik mereka yang sudag mulai tidak nyaman dengan keberadaanku, mereka juga malah jadi terlihat gugup dan akhirnya mereka menghentikan angkot lalu turun begitu saja dari angkot.
Sedikitnya, semacam itulah firasat-firasat sederhana yang aku alami, yang mungkin bisa menjadi pelajaran juga bagi kalian untuk lebih berhati-hati jika menggunakan kendaraan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Crystal 2
ParanormalDunia ini tidak seperti apa yang kita lihat. Terdapat banyak misteri dalam kehidupan ini Apa yang kau lihat, Apa yang kau saksikan, Apa yang kau rasakan, Apa yang kau ketahui, Masih tersimpan banyak misteri di dalamnya. Terlebih lagi tentang dua ala...