4 September 2011,
Adalah hari dimana kakakku, yaitu Gita mulai berkuliah. Ia berkuliah di salah satu politeknik kesehatan di kota Bandung, dan harus menetap di asrama putri selama 1 tahun.
Sore itu, kami sekeluarga mengantarkan kakakku ke asramanya dengan mobil karena harus membawa banyak barang dan perlengkapan untukknya hidup di asrama selama 1 tahun. Asrama itu tidak jauh dari kampusnya, letaknya sama seperti kos-kosan putri pada umumnya dengan 2 lantai biasa dimana satu rumah terdapat beberapa kamar yang bisa dihuni beberapa orang, yaitu satu kamar untuk 4 orang. Tidak hanya satu rumah, tetapi terdapat beberapa rumah untuk para mahasiswa tingkat 1 saat itu.
Menurutku, asrama putri ini cukup mencekam suasananya walaupun disana cukup ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang. Bagaimana tidak, baru mau memasuki terasnya yang cukup luas saja aku sudah disambut oleh sosok laki-laki penjaga asrama itu. Di hari pertama mengantarkan Kakak, kurasa aku tidak melihat apa-apa. Karena aku hanya mengantarnya sampai luar saja.
--
3 bulan pun berlalu, masa orientasi sudah selesai. Handphone yang tadinya disita sudah dikembalikan dan kakak bisa menghubungi kami sekeluarga lagi. Di ujung telepon, ia mengeluhkan kalau ia sangat lelah dan kewalahan hidup di asrama tanpa orang tua. Ini benar-benar pengalaman baginya untuk lebih mandiri katanya.Beberapa hari kemudian setelah menghubungi, ia juga mengeluhkan kalau kamar yang ia tempati di asrama itu katanya terasa aneh dan horor. Aneh bagaimana pikirku, Ah mungkin itu hanya perasaan kakak saja. Tapi nyatanya, perasaan aneh itu tidak hanya dirasakan oleh kakak saja, tapi hampir oleh semua mahasiswi yang menempati asrama tersebut.
Pada malam minggu, Kakakku meminta Ibuku datang ke asrama untuk mengantarkan beberapa perlengkapan lainnya untuk dikamarnya. Selain itu, kakak juga memintaku untuk ikut datang dengan maksud untuk memastikan apakah asramanya itu aman ataukah ada sesuatu yang aneh.
Karena berpikir ini adalah malam minggu, kami sekeluarga memutuskan untuk menjenguk kakak sekaligus kami jalan-jalan.
Sesampainya di asrama, kami disambut oleh ibu pemilik asrama tersebut untuk duduk di ruang tunggu, yaitu di terasnya yang luas. Di teras tersebut, ada sebuah celah ruangan kecil yang gelap dan juga lembab untuk menyimpan sepatu, sapu, pel-pelan, juga ember.
Kupikir, di tempat seperti itu pasti akan ada penghuninya. Dengan rasa penasaran, aku mengintip celah ruangan kecil itu perlahan-lahan. Kakak, Ayah, dan Ibu asyik mengobrol sambil bercerita.
Sedangkan adikku memperhatikanku yang tingkahnya mulai aneh. Mungkin adikku berpikir kalau kakaknya ini memang aneh karena untuk apa menengok ruangan yang sudah jelas gelap dan lembab itu.
Setelah melihat ruangan kecil yang gelap itu, adikku langsung pindah duduk mendekati Ayah sambil menutup telinga. Sepertinya ia takut kalau aku mulai bercerita yang tidak-tidak.
Saat itu aku hanya membatin saja tanpa berani menceritakan apa yang baru saja kulihat di ruangan itu. Setelah itu, kakak mengajakku untuk naik ke lantai dua karena kamarnya ada di atas.
Begitu masuk, aku melihat di sebelah kananku ada satu kamar yang juga dipakai oleh 4 orang teman kakakku. Yang aku lihat, kamar di depan itu benar-benar tidak aman. Kurasa kamar itu justru rawan sekali. Maksudnya, rawan untuk dimasuki makhluk halus yang mungkin akan terus mengganggu mereka selama 1 tahun tinggal disana.
Akupun tidak mempedulikan kamar di sebelah kananku itu, dan tetap berjalan menaiki tangga. Sesampainya di lantai 2, aku kaget melihat “Nona Kunti” yang sedang duduk di anak tangga menuju lantai 3, tempat untuk menjemur pakaian.
Tangga itu berada tepat di sebelah kamar mandi. Kakak bercerita kalau setiap malam ia kebelet pipis, ia merasa seperti ada seseorang yang memperhatikannya. Bahkan ketika keluar dari kamar mandi, kakak merasa seperti ada yang mengikutinya sampai kamar. Ia juga pernah tidak sengaja melihat bayangan di tangga itu.
Tidak hanya kakak, tapi semua mahasiswi yang menempati lantai 2 itu merasakan kehadiran “Nona Kunti” tersebut. Sambil mendengarkan kakak menceritakan hal itu, aku melihat Nona Kunti itu sedang tersenyum menyeringai ke arahku.
Setelahnya, akupun bercerita kalau di teras depan itu ada sosok “Pocong” yang mendiami celah ruangan kecil. Kadang-kadang ia masuk ke dalam rumah, terutama kamar depan di samping kanan itu. Menurutku, sosok pocong itu sangatlah mengganggu.
Tak disangka, saat itu juga kakak bercerita kalau kamar yang aku maksud itu sering sekali terjadi kesurupan. Apalagi jika magrib menjelang. Kalau saja salah satu diantara mereka yang tidur di kamar tersebut keceplosan, yaitu tertawa terbahak-bahak atau bicara terlalu berisik jika waktu magrib sudah tiba, tidak jarang mereka akan dirasuki oleh sosok entah itu kunti atau pocong. Mereka yang tidur disana juga sering merasa tidak tenang dan mimpi buruk, entah apa penyebabnya.
Bahkan di kamar itu juga pernah terjadi kesurupan masal dimana keempat-empatnya mengalami kesurupan.
Makanya setiap setelah magrib, mereka selalu mengaji bersama atau tahlilan. Tapi tetap saja, walaupun sedang dalam keadaan mengaji, hantu-hantu itu tetap saja merasuki teman kakakku itu.
Tapi untunglah, lantai 2 yang kakak tempati menurutku cukup aman dari gangguan ekstrem seperti kamar bawah. Kuntilanak penunggu tangga jemuran itu hanya senang "mengikuti" saja, atau memperhatikan saja dari tangga tanpa mengganggu lebih jauh.
Sudah bertaun-taun hal tersebut memang kerap kali terjadi di asrama putri tersebut. Entah dengan maksud apa mereka melakukan hal tersebut, aku hanya berpikir kalau sepertinya mereka merasa terganggu dan mereka mencoba menunjukkan eksistensinya dengan cara mengganggu para mahasiswi agar mereka tidak betah tinggal di dalamnya.
Aku tidak mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka para penghuni asrama putri, karena jika salah satunya ku ajak berkomunikasi, maka yang lainnya akan mengikuti dan memaksa untuk berkomunikasi. Apalagi saat itu, aku belum terlalu kuat untuk menghadapi mereka.
...
Selain menceritakan kondisi asramanya, kakak juga semasa kuliah sering menceritakan kejadian-kejadian mistis yang ia alami di kampusnya. Karna kakakku ini anak farmasi, ia sering mengalami gangguan di ruangan lab.
Ia sering mendengar suara-suara “sstt.. sstt” yang seakan sedang menyapa kakakku.Bahkan ia juga pernah mengalami kejadian mistis di toilet kampusnya. Saat itu sekitar jam 5 sore, ia dengan beraninya pergi ke toilet sendirian sehabis praktek.
Selesai buang air kecil, ia membenarkan dulu kerudungnya. Sebenarnya, sejak awal ia merasa seperti ada yang memperhatikannya. Tetapi karena kakak berpikir ia tidak bisa melihat makhluk halus, jadi ia santai saja.Kondisi toilet kampus saat itu kosong, tidak ada siapa-siapa dan sangat sepi. Ketika ia membenarkan kerudungnya, tiba-tiba saja pintu kamar mandi yang ada di belakangnya terbuka dan tertutup.
Ia menyadari hal itu tapi tidak mempedulikannya, hingga akhirnya pintu itu tertutup dengan keras seperti ada yang mendorong dari dalam. “braakk”. Kakak kaget dan terdiam. Tidak ada angin dari arah mana pun. Ini benar-benar janggal.
Ia pun berjalan keluar toilet dengan pura-pura tenang agar gangguan itu tidak semakin parah.Setelah di area luar toilet, barulah ia cepat-cepat kabur ke parkiran dan merasa deg-degan. Temannya bertanya ia kenapa, kakakku hanya menjawab tidak, tidak apa-apa. Tapi sesampainya dirumah ia menemuiku dan dengan panik menceritakan kejadian tadi sore di kampus.
Dari cerita mengenai para penghuni yang berada di asrama ataupun di kampus, aku ingin memberitahu satu hal. Dimanapun kalian berada, jika kalian mendapati gangguan atau melihat sekelebat bayangan tanpa sengaja. Jangan menceritakan hal tersebut di tempat kejadian.
Karena mereka akan merasa senang jika kalian membicarakannya, dan justru mereka akan lebih menunjukkan eksistensinya dengan membuat gangguan-gangguan lainnya.
Selain itu jika kau melihat seseorang yang berada di dekatmu mengalami kesurupan, jangan panik ataupun takut. Berusahalah untuk tetap tenang dan berdoa. Karena jika kalian merasa sangat takut dan tidak tenang, “mereka” akan dengan mudah merasukimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Crystal 2
ParanormalDunia ini tidak seperti apa yang kita lihat. Terdapat banyak misteri dalam kehidupan ini Apa yang kau lihat, Apa yang kau saksikan, Apa yang kau rasakan, Apa yang kau ketahui, Masih tersimpan banyak misteri di dalamnya. Terlebih lagi tentang dua ala...