Indigo Crystal 2

13 - Kuliah Semester 1

Mohon maaf karena author terlalu lama meng-update cerita baru. Kali ini author sedang disibukkan untuk mencoba menyusun buku yg insyaAllah akan diterbitkan. Tentunya dengan cerita yg lebih detail dari ini. Do'akan semoga prosesnya cepat dan lancar..

******

Ini adalah cerita kedua mengenai seluk beluk kampusku yang ada di daerah Bandung. Tak perlu menerka-nerka kampus yang mana, karna yang pasti.... kampus ini masih erat kaitannya dengan dunia kedirgantaraan.

"Bu, aku berangkat yaaa" ,senyumku merekah ketika akan berangkat kuliah.

Senin ini adalah hari pertamaku melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas setelah masa ospek berlalu. Kelasku berada di sebelah ruang TU. Sejak awal, aku memang tidak suka duduk berlama-lama di dalam kelas ini. Entahlah, yang pasti... hawa di sekitar kampusku ini kental sekali. Membuat energiku lumayan terkuras ketika berada di kampus ini. Dan aku belum sempat bercerita kepada ibuku bagaimana makhluk-makhluk di kampusku ini sering bermunculan.

"Selamat pagi anak-anak!", dosen sudah masuk dan menyapa kami.
"Hari inii.. kita perkenalan dulu aja ayaa", sapanya

Satu per satu dari mahasiswa di kelasku, mulai memperkenalkan dirinya, hobinya, dan motivasinya berkuliah di kampus ini.

Aku yang berlabel sebagai anak indigo, sudah lebih dulu membaca bagaimana karakter dari setiap orang yg ada di sekelilingku ini. Hal tersebut kadang membuatku kesulitan mencari teman di awal-awal masa perkuliahan seperti ini. Karenaa... intuisiku selalu memperjelas tentang seseorang yg baru saja ku kenal. Belum juga bertegur sapa, mata batinku sudah menelisik ke dalam kepribadiannya, bagaimana karakter dari masing-masing teman satu kelasku ini, bahkan dosenku sendiri.

Setiap orang tentunya memiliki karakteristik atau sifat yang berbeda-beda. Melalui wajah dan matanya, aku bisa membaca dua sisi kepribadian seseorang melalui mata kanan dan mata kirinya. Setiap orang tentunya memiliki dua sisi, yaitu baik dan buruk. Dari matanya, seseorang itu bisa terlihat mana sifat yang lebih dominannya. Sebaik-baiknya seseorang ia juga memiliki sisi buruk, dan seburuk-buruknya seseorang pastilah ia memiliki sisi baik. Dan kedua sisi tersebut tergantung pada bagaimana sudut pandang kalian yang merasakannya.

Seringkali aku melihat seseorang dari sudut pandang yang berbeda berdasarkan penglihatan mata batin dan hati nuraniku. Hal itu terkadang membuatku memiliki penilaian yang justru berbeda dari yang lainnya.

Maka tidak heran, jika sebenarnya aku ini seringkali bertentangan pendapat dengan orang lain mengenai sifat seseorang. Ada banyak orang yg dengan mudah tertipu dengan sifat manusia. Kurasa, hal ini akan terjadi pada sebagian dari teman-temanku yg belum mengetahui sifat asli temannya sendiri. Biarkan waktu yang menunjukkan, apakah intuisiku ini memang benar adanya, atau semata prasangka burukku saja. Aku tidak mau menjelaskan bagaimana mereka sebenarnya. Biarkan masing-masing dari mereka sendiri yg merasakannya untuk sekedar belajar memahami satu sama lainnya.

Aku di masa-masa awal perkuliahan.. lebih senang menghabiskan waktu sendiri tanpa bergabung lebih jauh pada sebuah "geng". Aku hanya sekedar memperhatikan bagaimana respon setiap orang di kampus ini. Sehingga, aku bisa lebih memahami bagaimana sifat mereka yang sebenarnya.

"Ohh ternyata di kelasku ada juga yg memiliki kemampuan indigo" ,batinku.
"Yang satu sengaja dibuka, yang satunya lagi sudah terbuka tapi belum sempurna" ,batinku lagi.

Di awal masa perkuliahan, aku mengetahui ada beberapa orang di kelas yang juga peka pada "mereka", ada yg memang bisa melihatnya, ada juga yang sekedar merasakan. Ada yang sengaja dibukakan, ada juga yang memang sudah bawaan.

Meskipun begitu, aku tidak mau terlalu jauh membahas perihal kemampuan itu dengan mereka. Aku lebih senang menutupinya sampai mereka tau dengan sendirinya tanpa perlu aku menjelaskan siapa diriku yg sebenarnya. Kurasa itu lebih baik agar aku tidak menganggap bahwa diri ini berbeda.