Hai, ini adalah kisahku tahun lalu saat aku PKL di Jogja bersama teman-teman kuliahku Arvino, Fera, Yiera, dan Anin. Ada satu cerita yang tertinggal yang belum sempat aku ceritakan kepada teman-teman semua. Bukan terlupakan, tapi memang baru hari ini aku ingin membuka kisahnya, padahal sudah sejak lama tulisan ini mengendap di draft.Kisah ini cukup panjang, seharusnya bisa dibagi menjadi 3 part, tapi aku menggabungkannya saja supaya tidak terpotong-potong.
Selamat membaca :)
-0oo0-
31 Agustus 2019
Pagi ini adalah hari terakhir kami untuk bisa bersantai ria saat berada di Jogja, karna besok siangnya kami sudah harus kembali ke Bandung menggunakan kereta api setelah dua bulan menjadi anak kost.
Di hari terakhir kami menjadi anak kost ini, rencananya kami akan pergi jalan-jalan dulu. Ya, itung-itung merasakan liburan dikit lah selama PKL jauh dari rumah. Tapi entah kenapa, tiba-tiba saja aku tidak enak badan. Ada firasat aneh yang membuatku mengurungkan niat untuk pergi ke pantai di daerah Gunung Kidul hari ini. Selain itu juga, aku benar-benar tidak ingat kalau hari esok itu adalah tanggal 1 Muharram, dimana orang jawa menyebutnya dengan tanggal 1 suro. Katanya sih, malam satu suro itu mistis. Banyak yang beranggapan seperti itu.
"Ra.. aku gaenak badan," kataku kepada Yiera yang diam di depan kamar kost ku.
"Terus gimana? Gak jadi ke pantai?" tanyanya.
"Gatau, kalian aja deh. Biar aku di kosan," jawabku.
"Weii.. ayok gimana jadinya? keburu siang, kalo jadi aku siap-siap nih," kata Anin yang tiba-tiba datang dari kamar kost depan.
"Kalo gajadi aku main aja lah sama temenku," lanjutnya.
"Ih masa gajadiiiii," Arvino tiba-tiba keluar dari kamar kosnya yang bersebelahan dengan kamar kost ku.
"Ya orang liat tuh si Nayshi gaenak badan. Terus si Fera ntar sama siapa? Bawa motor sendiri? Kita ganjil soalnya, berlima," kata Anin.
"Kalian berdua kan udah nyewa motor masa gajadi sih?" kata Anin lagi kepadaku dan Arvino.
"Hmmm yaudah deh ntar jam 11 kita berangkat," kataku yang mengiyakan untuk tetap pergi walaupun sebenarnya aku sedang tidak enak badan.
"Yauda ayok cepet siap-siap, buruan pada mandi!" perintah Anin.
"Yaudah kalo gitu sekalian ngirim paket barang aja ya," ucap Arvino.
"Bantuin packiiinnnggg dulu!!! ini gimana gabisa ditutup :(" kataku payah.
Aku ini memang sudahlah... Aku hanya bisa mempacking bajuku saja ke dalam koper. Sisanya, untuk peralatan makan, setrikaan, dan lainnya, aku bingung bagaimana cara menatanya ke dalam kardus. Karna waktu itu Ayahku yang menyiapkan dan menatanya, hingga kamar kostku rapi pun semua berkat penataan Ayah.
"Woy vinoo.. minta lakban! Emang kamu dah packing?" kataku sambil agak berteriak.
"Udahlah, dari semalem," ucapnya.
"Ini gimana tapi?" ucapku.
Yang lain hanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena tak mengerti lagi aku ini bisa apa. Masak pun aku tak bisa selama di kosan— selama 2 bulan jadi anak kost, aku lebih sering membeli makan. Selain tidak bisa masak, kebetulan kegiatan PKL ku di bandara waktu itu juga cukup sibuk. Kalau shift pagi, jam 4 subuh aku sudah berangkat. Kalau shift siang, paginya aku mencuci baju, membereskan kamar, dan mengerjakan tugas, lalu pulang PKL bisa sampai jam 12 malam nanti pulangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Crystal 2
ParanormalDunia ini tidak seperti apa yang kita lihat. Terdapat banyak misteri dalam kehidupan ini Apa yang kau lihat, Apa yang kau saksikan, Apa yang kau rasakan, Apa yang kau ketahui, Masih tersimpan banyak misteri di dalamnya. Terlebih lagi tentang dua ala...