41 - Yakin 🌻

415 44 2
                                    


Aku sudah berjalan cukup jauh selama ini, dan satu-satunya cara mengalahkan ketidakadilan hanya dengan hati yang selalu yakin dan bergantung pada Tuhannya. Maka dengan begitu, Tuhan akan menunjukkan segala kebaikan-kebaikan yang ada di Bumi.

Percayalah,

Dunia ini sebenarnya dipenuhi ilmu kebaikan, namun beberapa manusianya justru menyelewengkan pemahaman ilmu tersebut, lalu menjadikannya sebagai ajang adu kehebatan dan kekayaan, bahkan menjadikannya sebagai sarana balas dendam. Mungkin manusia sedang lupa, atau mungkin sudah terlena pada kesenangan yang sesungguhnya hanyalah tipu daya semata.

Manusia memang tak ubahnya berbuat ulah, menyeret sebagian makhluk dari dimensi lain yang tak mengenal Tuhan untuk menjadi budaknya. Memanfaatkan ketidak-kasat-mataan mereka sebagai sihir tipu daya. Lalu setelah itu, manusia justru mengkambinghitamkan mereka sebagai dalang senda gurau mereka. Apakah ini adil?

Mengapa manusia selalu saja menceritakan sisi gelap bangsa mereka? Ketika mereka marah atas perbuatan manusia dan berusaha menunjukkan kebenaran, lagi-lagi manusia justru menyudutkan bangsa jin sebagai tokoh pendusta. Lalu anak indigo dikatakan sebagai pendusta pula karna mempercayai jin. Tak jarang, beberapa dari manusia mengatakan bahwa anak indigo adalah pengikut setan. Haram baginya mempercayai apa yang dilihat oleh anak indigo.

Hal inilah yang pada akhirnya, membuat sebagian anak indigo lebih memilih untuk bersembunyi dari makna kehidupan yang sesungguhnya. Apa yang mereka tahu, apa yang mereka lihat, dan apa yang ingin mereka sampaikan, sangat dibatasi oleh paradigma-paradigma yang menyudutkan penglihatan batin. Padahal, apapun yang sudah dikehendaki Tuhan, tak mungkin hanya sekedar titipan semata yang sia-sia.

Dulu aku termasuk pada generasi anak indigo yang insecure, aku takut ketika harus menjadi diriku sendiri, aku takut pada sebagian manusia yang menjudge bahwa terlahir sebagai indigo adalah sebuah kutukan (seolah kami seperti pengabdi setan). Dulu aku diam, dulu aku bungkam, dulu aku penakut, dulu aku banyak menangis, dulu aku banyak mengeluh, dulu dulu dulu dan dulu aku benar-benar payah yang tak berani melakukan banyak hal.

Umur 20 tahun, aku baru bisa menerima banyak hal untuk diriku sendiri. Semua hal tentunya perlu proses yang tak bisa dilakukan hanya sekali dua kali saja. Pengalaman adalah pelajaran berharga dalam hidup, aku bisa menulis karena aku sudah bisa melewati semua prosesnya di hari kemarin.

Hingga akhirnya, aku yakin....

Mengapa mata batin dihidupkan, mengapa anak indigo terlahir, tak lain tak bukan ya karena Tuhan menciptakan kehidupan ini begitu adil. Sebuah ketidakadilan dari ilmu hitam yang kian merebak di masyarakat kini, jika tak disaksikan oleh anak indigo, maka mereka akan semakin menguasai dunia dengan ketidakadilannya. Bagaimana nasib orang-orang baik? Maka, tolong jangan samakan kemampuan anak indigo dengan mereka yang berkedok. Karena sejatinya, kami dilahirkan karna memiliki peran sebagai garda terdepan dalam memerangi ketidakbaikan dari sisi gaib.

Aku bukanlah orang hebat apalagi sakti. Semakin dewasa, seiring bertambahnya usia, Tuhan semakin jelas memperlihatkan dunia nyata yang ada di kehidupan ini. Nyatanya, kehidupan ini bagaikan panggung sandiwara. Harus kuakui, percaya tidak percaya, kita memanglah masih hidup pada lingkungan dimana beberapa manusianya justru menggantungkan harapan pada makhluk sebangsa jin daripada Tuhannya.

Aku tidak sedang bermaksud menakut-nakuti, aku hanya ingin berpesan untuk kita sama-sama menjaga diri ini dari tangan-tangan ajaib tersebut. Karna mereka yang sudah terlena tak pernah pandang bulu kepada siapa kesaktian itu ditujukan, baik orang tersayang maupun yang tak dikenal. Hanya karna urusan jabatan, cinta, dendam, sakithati, iri, dengki, menjatuhkan, pujian, dan lain-lain.

Cara menghindari hal-hal semacam itu sangatlah sederhana. Mereka percaya pada adanya Tuhan, namun mereka tidak yakin bahwa Kekuatan Tuhan itu nyata. Adakah yang mampu mengalahkan Kuasa Tuhan? Namun mereka terlalu angkuh untuk mengakui itu dan mereka justru menuhankan kesaktian mereka sendiri. Maka pesanku, selalu bentengilah dirimu dengan imanmu, ibadahmu, dan kebaikan-kebaikanmu. Niatkan semuanya karna-Nya, karna sehebat-hebatnya benda bertuah yang kau miliki saat ini yang katanya bisa melindungimu dari kejahatan gaib, jika dirimu sendiri tak beriman dan tak dekat dengan Tuhanmu, maka apa yang kau miliki itu tidak ada artinya bagi hidupmu.

~~~~

Setiap manusia memiliki peran dan pengabdiannya masing-masing dalam hidup ini. Dan aku, berusaha mengabdikan diriku sebagai sosok yang Tuhan tunjuk untuk mewarisi ilmu kebatinan dari leluhur-leluhurku. Apa yang aku lakukan, apa yang aku ceritakan dalam kisah ini, pada dasarnya aku juga masih sama-sama belajar untuk memahami kehidupan ini.

Waktu kita sama, 24 jam dalam satu hari, 7 hari dalam satu minggu. Jangan pernah lelah menjalani setiap alur yang telah Tuhan berikan. Sesakit apapun jalan yang kau tempuh dan kisah yang kau lalui, tetaplah menjadi sosok yang kuat karna Tuhan tak pernah salah memilihkan alur untukmu. Nikmati prosesnya, maknai pesannya, kau pasti menemukan jalan terbaiknya. Tetap berprasangka baik pada setiap alur yang kau jalani, karena kabar baik adalah jaminannya. Yakinlah 😇

~~~

Teruntuk anak-anak indigo yang membaca kisah ini,
Kau pasti sedih ketika dunia tak menerima perbedaan yang kau miliki. Kumohon jangan berhenti sampai disini. Kalian memiliki satu warna sebagai penyempurna warna-warni di Bumi ini. Jangan menyerah dan jangan bersembunyi karena ketidakramahan dunia. Tetaplah menjadi dirimu sendiri dengan warna yang kau miliki. Kamu itu hebat, maka bertahanlah untuk menjadi bagian dari narasi Semesta yang selalu memberikan pesan-pesan kebaikan.

Apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, apa yang kamu rasakan, mungkin tak dialami oleh kawanmu. Tapi setidaknya, maknailah apa yang kau rasakan itu, dan jadilah salah satu yang berani dalam menyampaikan kebaikan dari sisi yang berbeda :)

Nayshi 📖

Indigo Crystal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang