28 - Hanif dan 2 Tuyul Peliharaan

1K 103 34
                                    


Sudah beberapa bulan terakhir ini, aku mendapatkan kabar kalau adik sepupuku hanif kini mulai sakit-sakitan dan keluar-masuk rumah sakit.

Bulekku bilang, hanif sering sekali terkena tifus. Memang sudah 2 tahun terakhir ini hanif agak berbeda dari anak-anak seusianya. Umurnya sekarang masih 5 tahun.

Bulek dan Pa'lek ku bercerita kalau hanif ini sekarang jadi sering nangis tiap malam, makannya juga jadi banyak. Tidak dengan porsi yang sewajarnya. Hanif bisa saja menghabiskan 2 piring nasi goreng atau mie dalam sekaligus, tapi badannya tetap saja kurus dan matanya terlihat tidak sehat.

Selain itu, hanif juga sering minta uang untuk jajan ke warung. Bahkan seringnya, tengah malampun ia meminta uang untuk jajan. Hanif tidak pernah mau diberi uang receh, setidaknya minimal 2000 rupiah. Sering sekali bulek juga kehilangan uang 100 atau 50 ribu, dan mereka malah sering memarahi hanif atau tika (kakaknya) yang diduga mengambilnya tanpa meminta izin kedua orangtua.

Pernah suatu malam, hanif sangatlah rewel. Dia terus merengek meminta uang untuk pergi ke warung. Bulekku ini tidak mengerti, ia sudah memberitahu kepadanya untuk jangan keluar malam-malam, tapi hanif tetap bersikeras untuk keluar. Waktu itu sekitar pukul 23.30 wib masih ada salah satu warung yang memang buka sampe tengah malam dan hanif pun kabur pergi ke warung itu.

Anehnya, Hanif ini hampir tidak pernah memiliki rasa takut. Padahal, sebelum-sebelumnya yang kami tahu hanif ini tidak pernah sampai seperti ini, bahkan bisa dibilang hanif anak yang penakut.

Beberapa tetangga menyarankan kepada bulekku untuk membawa hanif kepada "orang pintar" karena kebiasaannya yang semakin aneh itu dan tidak seperti anak-anak pada umumnya. Waktu itu bulekku hanya "mengiyakan" saja, tetapi pikirannya tetap menganggap kalau hanif ini hanya lagi manja dan memang sakit tifus biasa. Mungkin memang lagi masa-masa nakalnya, pikirnya.

Berbeda dengan Pa'lek ku, ia memang merasakan ada sesuatu hal yang aneh dari anaknya ini, tetapi tidak tahu sumber masalahnya dimana dan mereka tidak pernah menceritakan keanehan tersebut kepadaku selama satu tahun terakhir itu, mereka masih merasa ini bisa diatasi.

-----

Suatu hari, aku pergi untuk menengok Budeku yang sakit. Kebetulan, rumah bude dan bulek berdekatan. Sudah lama aku tidak bertemu dengan hanif adik sepupuku yang paling kecil itu, akupun berniat untuk mengajaknya bermain.

"Assalamu'alaikum ,lek" ,sapaku saat masuk ke rumah bulek.

"Waalaikumsalam, ehh nayshiii...." ,jawabnya

"Mbak Nayshiiii.. Budeeee..." ,sapa hanif kepada kami.

"Haniifff siniiii..." ,ajakku untuk memangkunya.

Hanif pun menghampiri lalu duduk dipangkuanku sambil memegang sepotong makanan. Tak lama kemudian, bulekku mulai menanyakan keanehan yang terjadi pada Hanif akhir-akhir ini.

"Nayshiii.. Coba liatin hanif kenapa sih? Tiap pulang main dari pos di depan pasti panas." ,katanya.

"Lohh.. pos kamling yang di depan itu lek?" ,tanyaku heran.

"Iyaa.. hanif tuh sering panas, dikit-dikit sakit, dikit-dikit panas. Tapi yaa kalo diperiksain gapapa-gapapa terus. Tapi sering. Saya juga bingung jadinya." ,jelasnya.

"Kamu main sama siapa nif?" ,tanyaku kepada hanif yang sekarang duduk di sebelahku.

"Sama ituu, sama farel, sama gilang, sama kiki" ,jawabnya polos.

"Udah sama itu aja?" ,tanyaku memastikan.

"Suka ada hantu anak kecil segede hanif." ,jawabnya lagi.

"Tuh.. Da dia tuh gitu Nay, suka ngomong ada hantu-hantu terus, saya kan gak ngerti. Coba kamu liatin ih kenapa, perasaan saya gak enak. Mau nanya kamu udah lama tapi lupa terus dan males, akhirnya gajadi terus tiap mau menghubungi kamu." ,jelas bulekku.

Indigo Crystal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang