21 - Mbah Buyut

1.1K 114 11
                                    


2018

Semenjak lulus SMA, aku jadi sering bertemu dengan sosok kakek-kakek berpakaian serba putih yang ganteng dan juga gagah. Memangnya, itu siapa? Kenapa setiap kali aku sedang dalam kekalutan, ia datang seolah-olah menenangkan aku dan mendampingiku. Sepertinya, selama aku SMP dan SMA, aku tidak pernah melihatnya. Kecuali, beberapa guru di sekolah yang memang sudah paham dengan penglihatannya.

Kadang, guru-guru di SMP ataupun SMA yang melihatku, mereka sudah mengerti kalau aku indigo. Yang membuatku aneh adalah kenapa mereka bersikap sangat ramah dan sopan ketika melihat kakek itu?

Selama ini, aku selalu menganggap bahwa itu adalah Mbah buyut dari ibuku, yang berarti garis silsilahnya, jaraknya masih dekat.

* Jangankan bertanya kepada sosok lain yang mengunjungiku. Kepada sosok mbah buyutku saja, aku tidak pernah mencoba berkomunikasi ataupun menanyakannya siapa.

Aku selalu cerita kepada ibu, kalau mbah buyut itu sering datang ke rumah mengucapkan salam dan tersenyum. Tapi, ibu juga tidak tau itu siapa karna ibu tidak pernah melihat sosok yang kumaksud tersebut. Lalu, kami beranggapan dan mengambil kesimpulan bahwa ia adalah mbah buyut, titik.

"Buu.. Bener gak sih itu mbah buyut? Mbah sering banget muncul dimana-mana nemenin aku." ,ceritaku.

"Kok kamu nanya ibu? Ibu kan gak bisa liat. Ibu gak tau wujudnya gimana." ,jawabnya.

"Hm iyayaaa.. Emang ibu gak punya foto mbah buyut?" ,tanyaku.

"Jaman dulu mana ada fotonya." ,jawabnya lagi.

"Heh nayshi.. kamu kan yang bisa ngomong, bisa komunikasi. Kenapa gak kamu tanya langsung?" ,kata ibuku.

"Lah, iya yaaa.. Aku lupa kalo aku bisa komunikasi. Dari kemarin kenapa bingung ya sama mbah." ,kataku.

"Eh.. Gak pekaaaa." ,balas ibuku.

Setelah dipikir-pikir, aku baru sadar. Kenapa gak dari awal bertemu aku bertanya langsung siapa mbah sebenarnya. Kok ya lupaaa, tiap ketemu mbah-mbah pasti gapernah nanya siapa namanya.

----

Beberapa bulan kemudian, mbah itu datang lagi dengan tersenyum. Berdiri di sudut kamarku.

"Assalamu'alaikum mbah. Mbah ini siapa ya? Kok sering ada sama nayshi?" ,tanyaku lembut dalam batin.

"(mbah hanya tersenyum)"

"Mbah.. Nayshi boleh tau mbah siapa?" ,tanyaku sekali lagi.

"(mbah masih tersenyum, sepertinya sedang mengetes kesabaranku)"

----

Beberapa hari berikutnya saat sebelum tidur, mbah itu datang lagi berdiri di sudut kamarku dan tersenyum.

"Mbah... Mbah siapa?" ,tanyaku.

"Mbah.. Kenapa gak dijawab? Selama ini nayshi selalu liat mbah. Mbah selalu nemenin nayshi, Mbah yang jagain nayshi ya?" ,tanyaku lagi.

"(mbah hanya mengangguk dan tersenyum)"

"Oooohh.. Kalo gitu, nayshi boleh tau siapa nama mbah? Soalnya nayshi gak kenal sama mbah." ,kataku polos.

"Mbah.. Kenapa gak mau ngasih tau ke nayshi, darimana mbah sebenernya?" ,tanyaku lagi.

"Mbah.. kalau Nayshi mau tau siapa mbah, Nayshi harus kemana? Nayshi mau ziarah ke makam mbah." ,kataku meyakinkan.

"(mbah lalu tersenyum dan mengucapkan satu kata yang samar terdengar olehku)"

"---GIRI" ,kata terakhir yang aku dengar.

Indigo Crystal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang