Alka yang berjalan gontai memasuki kelas dengan wajah yang tampak lesu, tidak bersemangat secara impulsif menarik perhatian ke tiga temannya yang sedang antusias membahas kemenangan timnas Indonesia tadi malam yang berhasil menundukan rivalnya dengan skor 1-0 dan berhasil lolos melaju ke babak final yang akan diselenggarakan pada sabtu malam mendatang.
Saling melempar tatapan penuh tanya, ketiganya berunding dengan keputusan akhir Tatang yang akan bertugas menghibur sahabatnya yang kini sedang duduk galau di pojokkan kelas.
"Al."
Merasakan tepukan pada pundaknya, Alka menolehkan wajahnya dengan tatapan sarat akan pertanyaan.
"Ada apa gerangan kawan?"
Alka menggeleng, lantas tersenyum hambar.
"Yakin?" tanya Tatang dengan salah satu alisnya terangkat ke atas lengkap dengan mimik keraguan di wajahnya.
Alka kembali tersenyum, berusaha menepis kekhawatiran sahabatnya. "Yakin."
"Saya dan mereka ...," Tatang melempar tatapannya pada Indra dan Raffi yang sedari tadi memperhatikan dari kejauhan, "bersedia kapanpun kau ingin berbagi beban," ucapnya dengan gaya bicara formal, ciri khas dirinya yang langsung berhasil membuat Alka terkekeh geli sekaligus terharu mendengar kata-kata dari sahabat uniknya.
Alka mengangguk. "Thanks, Bro. Tapi serius, gue baik-baik aja, kok."
Tatang manggut - manggut selagi Alka menatapnya haru.
"Ini buatmu ." Tatang memberikan sebuah kotak kecil yang dibalut cantik dengan kertas kado berwarna pink lengkap dengan simpul pita berwarna putih menambah kesan manis saat melihatnya. "Dan istrimu," lanjutnya seraya mencondongkan kepalanya, berbisik tepat di telinga Alka.
"Ini apa?"
"Kado pernikahan," jawabnya, lagi-lagi Tatang memelankan suaranya tidak ingin ada orang lain yang mendengar ucapannya.
Alka tertawa, lalu meraih kotak yang di angsurkan Tatang padanya.
"Thanks, Brother. Seharusnya lo nggak perlu repot-repot gini," balasnya tak enak hati.
"Sama-sama, Brother. Saya tidak merasa repot, malahan saya senang. Semoga kalian jadi keluar bahagia ya," ucapnya penuh harap dan langsung dibalas pelukan hangat dari Alka.
Keduanya berpelukan erat, hingga Indra dan Raffi datang barulah pelukan mereka melonggar.
"Gue kadonya doa aja ya, Al," seru Indra sambil merangkul bahu kiri Alka.
Alka tersenyum. "Itu yang paling utama," sahut Alka. Tangannya bergerak merangkul bahu Indra tak kalah erat.
"Halah, bilang aja lo nggak mau modal Ndra," cibir Raffi yang langsung meringis karena mendapat jitakkan sayang dari Indra.
Tak terima Raffi langsung memiting Indra denga kekuatan penuh, membuat Alka dan Tatang hanya tertawa menyaksikannya.
"Miss Latinka datang! Miss Latinka! Miss Latinka!"
Teriakan salah satu teman Alka yang super toa, sontak membuat semua murid berlarian menuju tempat duduk masing-masing, termasuk Alka dan ketiga sahabatnya.
Rahang Alka mengeras saat Willy berhenti di samping mejanya. Wajahnya berubah dingin. Alka bangkit ketika Willy hendak mendudukan tubuhnya di bangku kosong tepat di sampingnya. Tatapan keduanya berserobok. Alka dengan tatapan dinginnya dan Willy dengan tatapan bersalahnya. Alka berpaling, memutuskan kontak matanya dengan Willy. Tatapan itu membuat hatinya lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Brownies (16+) Completed.
Romance(Silakan follow dulu sebelum baca) Mencintai lalu menikah itu biasa, tapi menikah lalu mencintai itu luar biasa. Raditya Alkalifi Guciano. Kisah ini menceritakan tentang Alka si Brondong pecicilan yang harus menikah dengan perempuan yang tidak dici...