30. M.P.B. Say Something, Please!

6.7K 463 113
                                    

Play mulmednya ya ... Demi apa pun, aku selalu baper pas denger lagu ini.

"Lo pantas bahagia. Tiga hari lagi bang Reyhan pulang dari Kalimantan, kita bertiga akan bicara, dan gue pastikan kalian akan bahagia."

Lovika tersentak, matanya membulat sempurna saat mendengar perkataan Alka.

"Maksud kamu apa, Al?"

Alka menghela napasnya dalam, berusaha menguatkan hatinya yang mulai rapuh.

"Gue akan melepaskan lo."

Alka memejamkan matanya. Entahlah, setelah satu kalimat itu meluncur mulus dari mulutnya, Alka merasa sakit sendiri saat mendengarnya.

"Apa?!"

Bagai dihantam palu besar, hati Lovika terasa hancur sehancur-hancurnya. Ia sungguh tidak mengira, setelah melalui banyak hal bersama, kenapa Alka semudah itu akan melepaskanya.

Inikah bukti cinta yang selama ini Alka sombongkan untuknya. Ternyata besarnya tak lebih dari seujung kuku.

Sungguh diluar dugaan.

"Lo sadar sama apa yang lo ucapkan, Al?"

Alka mengangguk.

Lovika menatap dalam iris mata Alka, berusaha mencari gurat kebohongan di dalamnya. Namun sayang Alka menghindar, memalingkan wajahnya,  memutuskan kontak mata di antara keduanya.

Lovika tersenyum miris. Ia kecewa. Baru saja hatinya ingin menyambut kebahagiaan yang ditawarkan kepadanya, kini sudah harus menelan kesakitan yang amat sangat, bahkan sebelum benar-benar merasakan kebahagian itu sendiri.

"Pergi!"

Alka terpegun mendengar nada suara Lovika  yang dingin.

"Pergi!" ulang Lovika lagi bahkan kali ini nada suaranya lebih dingin dari sebelumnya.

"Tapi, Vik."

"Tinggalin gue sendiri! Gue nggak mau ngomong sama lo lagi," sentak Lovika tanpa menatap wajah Alka yang semakin merana.

Alka masih bergeming, otak dan tubuhnya belum sepenuhnya mengerti. Mengapa perempuan di hadapannya ini malah mengusirnya, bukankah seharusnya ia memeluknya dan mengucapkan terima kasih karena sebentar lagi ia akan bersatu lagi dengan orang yang selama ini dicintainya.

Benar kata orang, wanita itu membingungkan.

"Gue bilang pergi!" pekik Lovika seraya melempar bantal tepat ke wajah Alka.

Lagi-lagi Alka tertegun saat tatapan matanya bersirobok dengan tatapan tajam dan penuh luka milik Lovika. Bahkan ia sampai tak menghiraukan bantal yang baru saja  menghantam wajahnya tanpa ampun.

"Pergi, Al. Pergi!"

Lovika menyerang Alka dengan membabibuta. Tangannya bergerak memukul-mukul dada Alka dengan kekuatan penuh sampai-sampai Alka merasa  kewalahan dibuatnya.

Tak ingin menyakitinya, Alka menghentikan pukulan Lovika dengan cara memeluk tubuh perempuan itu dengan erat. Awalnya Lovika meronta, tapi tenaga Alka yang besar membuatnya tak bisa lagi berkutik.

"Oke, gue akan pergi. Tapi lo tenang ya," ucap Alka lembut, dan berhasil membuat Lovika berangsur tenang.

"Gue minta maaf jika ada ucapan gue yang menyakiti lo, tapi percayalah gue nggak pernah sedikit pun berniat seperti itu," katanya lagi lantas mencium pucuk kepala Lovika dengan sayang.

Lovika membatu, ada sebagian yang hilang saat Alka melepaskan pelukan erat pada tubuhnya.

Ia masih setia membisu selagi Alka berjalan menuju lemari pakaian, mengambil sebuah kaos berwarna hitam, memakainya, kemudian bergegas keluar meninggalkan Lovika yang kembali terisak pilu.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang