"A--Abang?"
Reyhan tersenyum menatap Alka yang begitu terkejut dengan kehadirannya.
"Kenapa baru pulang? Sengaja ya mau menghindar dari gue?"
Wajah Alka pias. Mungkinkah abangnya itu sudah mengetahui pernikahannya dengan Lovika.
"Abang udah tau?"
Reyhan menatap wajah Alka dingin. "Iya, gue tau kalau lo pergi ke rumah Willy."
"Hah ... ma--maksud Alka bukan itu."
Reyhan mengangkat sebelah alisnya. "Lalu?"
Sejenak Alka terdiam untuk menghirup oksigen di sekitarnya sebanyak mungkin. Hatinya gelisah dan jantungnya berdebar-debar.
"Lo ... Lovika ...," Ucapan Alka menggantung, ia masih bingung bagaimana cara untuk menjelaskan semua permasalahannya kepada Reyhan.
"Lovika," Reflek bibir Reyhan menyunggingkan senyuman, "iya, gue udah tau dia di sini. Gue seneng banget."
Alka tertegun, reaksi Reyhan sungguh di luar dugaan. Kenapa abangnya itu malah terlihat bahagia, bukannya marah atau bersedih. Apa mungkin ia belum mengetahui tentang pernikahannya dengan Lovika.
"Padahal gue udah niat banget mau kenalin dia ke lo dan bunda setelah kepulangan gue dari Kalimantan, tapi ternyata tanpa harus gue kenalin kalian udah saling kenal. Mungkin ini yang dinamakan jodoh." Reyhan tertawa, wajahnya nampak bahagia.
Alka mencelos, kalimat terakhir Reyhan berhasil menusuk dadanya hingga ke jantung. See, wajah abangnya terlihat semringah dan begitu bahagia saat membicarakan Lovika, apa mungkin Alka tega menghapus senyuman itu dan menggantikannya dengan kesedihan.
"Hei, ngapain berdiri di situ terus?"
Reyhan berseru untuk menyadarkan Alka yang telah tenggelam dengan pikirannya sendiri.
"Lo nggak kangen gue, Dek?"
Reyhan meregangkan kedua tangannya, memberi isyarat kepada Alka agar cowok itu berjalan mendekat dan segera memeluknya.
Alka tersenyum haru, tanpa berpikir panjang lagi ia lantas berlari menghampiri Reyhan dan memeluk laki-laki itu dengan sangat erat.
"Alka kangen, Bang." Seketika air mata Alka meleleh begitu saja tanpa bisa ditahan lagi.
Tersenyum simpul, kedua tangan Reyhan bergerak membalas pelukan adik kesayangannya itu dengan hangat.
"Heh, lo nangis, Dek?"
Reflek Reyhan melepaskan pelukannya saat merasakan punggungnya sedikit basah oleh air mata Alka. Ia terkejut melihat wajah Alka yang tengah bersimbah air mata.
"Eh, lo beneran nangis?" tanyanya lagi, lalu mencubit perut Alka dengan gemas.
"Lebay! Gue cuma pergi tiga bulan ke Kalimantan ya, bukan pergi untuk selamanya ke alam barzakh."
Alka meringis seraya memegangi perutnya yang terasa ngilu "Sakit, Bang!"
Reyhan hanya terkekeh. "Itu baru cubit, belum tampol."
"Hamba mohon ampun, ki sanak." Alka menirukan gaya bicara seseorang dalam film laga lawas yang sering ayahnya tonton saat tengah malam tiba.
"Baik, tapi ada syaratnya." Reyhan menyeringai.
"Apa?" Alka menyeka pipinya dengan kasar.
"Bikinin gue mie rebus, gue laper!"
"Nggeh, Ndoro," jawab Alka dengan wajah yang sengaja dibuat ndeso, dan Reyhan berhasil tertawa dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Brownies (16+) Completed.
Romance(Silakan follow dulu sebelum baca) Mencintai lalu menikah itu biasa, tapi menikah lalu mencintai itu luar biasa. Raditya Alkalifi Guciano. Kisah ini menceritakan tentang Alka si Brondong pecicilan yang harus menikah dengan perempuan yang tidak dici...