37. M.P.B. Surat Sayang Untuk Reyhan.

6.9K 442 101
                                    

Lovika meraih amplop coklat berukuran besar yang disodorkan Ani ke padanya. Tangan lovika bergetar, tubuhnya lunglai seakan siap ambruk kapan saja. Dadanya sesak dan air mata seketika luruh tak terbendung saat melihat isi dari amplop tersebut.

Dua buah buku nikah dan dokumen pembatalan pernikahan.

"Rey ...," Lovika tersedu, "Alka ... Alka ninggalin aku," katanya lagi. Tangannya bergerak membekap bibir merahnya berusaha menahan isak tangis yang tak kuasa dibendungnya.

Mematung di tempatnya, Reyhan mencelos menatap mata Lovika yang sarat akan luka. Dadanya mendadak sesak seakan terimpit batu besar tanpa ampun.

Jika banyak lelaki mengatakan mereka merasakan sakit saat melihat perempuan yang dicintainya bahagia dengan lelaki lain, maka bagi Reyhan  yang paling menyakitkan adalah ketika melihat perempuan yang dicintainya menangis dan terluka karena laki-laki lain.

Jauh lebih sakit. Seribu kali lebih sakit.

Reyhan mendekat, tangannya bergerak meraih tubuh Lovika kepelukannya.

Ia sadar, ini adalah kesalahan. Perempuan di hadapannya adalah milik adiknya. Namun hatinya terlampau lemah,  melihat perempuan yang amat dicintainya menangis, membuatnya lupa diri dan tak kuasa jika harus tetap diam tanpa melakukan apapun.

"Sst ... jangan nangis," ucap Reyhan seraya mengelus  punggung Lovika dengan lembut.

"Kamu tenang  dulu ya, aku yakin Alka pasti kembali. Dia nggak akan benar-benar ning---,"

"Enggak," potong Lovika cepat. Ia menggelengkan kepalanya, lantas menarik tubuhnya dari pelukan Reyhan.

"Alka nggak akan kembali, Rey. Dia pergi, dia ninggalin aku, dia menyerah, dia mengalah buat kamu," lanjut Lovika lagi, kemudian berlari meninggalkan Reyhan menuju kamarnya.

Reyhan tergugu. Merasa terjebak situasi. Semesta seakan sedang berkonspirasi untuk menyudutkannya, terlebih kata-kata Lovika yang terkesan menyalahkannya, membuat Reyhan merasa seperti manusia paling jahat di sini.

Bukankah di sini posisinya pun adalah korban? Kenapa mereka bertingkah seakan hanya mereka yang  yang merasakan sakit dan Reyhan tidak.

Justru semestinya mereka sadar, di sini dirinyalah yang paling tersakiti di antara ketiganya. Bukankah dirinya yang pertama kali menulis cerita cinta bersama Lovika dan sekarang malah dirinya yang harus tersingkir dari kisah cintanya sendiri dengan cara yang tragis.

Sungguh miris.

Reyhan tertawa miring, menertawakan dirinya sendiri.

Ia mendesah, kemudian berjalan gontai menuju kamarnya dengan sebagian hati yang mulai mati.

***

Dua cowok tampan ber-hoody hitam dan biru berjalan beriiringan di atas peron kereta api. Raut wajah keduanya terlihat kontras. Cowok ber-hoody biru tampak ceria dengan bibirnya yang tak berhenti bergerak, terus berbicara, bercerita tentang banyak hal dengan antusiasnya.

Sedangkan cowok ber-hoody hitam hanya diam, mendengarkan dengan seksama seraya memasang tampang flat andalannya. Wajahnya tampak muram tak bersemangat.

Tiba-tiba keduanya terlonjak, terkejut dengan suara klakson yang berasal dari salah satu kereta listrik yang datang dari arah barat stasiun.

Mereka terbelalak saat mata keduanya menangkap pemandangan seorang cewek cantik berkerudung hitam berjalan di tepi peron kereta api dengan earphone terpasang di kedua telinga dan asik memainkan ponsel di tangannya.

Cewek itu terlihat santai, ia tak menyadari bahwa bahaya sedang mengintai keberadaannya. Dalam hitungan detik, sebuah kereta listrik super cepat bersiap menyerempetnya tanpa ampun.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang